Memaknai Hidup Dengan Kopi dan Air Putih

Manusia Ibarat gelas yang kosong.. 

Dituang kopi isinya menghitam, dituang air putih menjadi beninglah ia.

 Tetapi segelap apapun gelas kopi itu, 

ia akan kembali bening jika terus menerus dituang air putih, 

begitupun sebaliknya..

Malaaaaaaamm 11.32 P.M

Kali ini aku mau ikutan GiveAway dari Mbak Nufadilah aahh, yaitu GiveAway Persahabatan NF =D

Aku mau ikutan GiveAwaynya Mbak Nufadilah yang Tema ke 2 nih.. hihihi tentang Analogi Gelas Kosong.

Bismilah....

   Banyak Kekuatan Kata-Kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat indah dan penuh makna dalam Analogi Gelas Kosong itu yaa. Kata-kata terkadang memiliki kekuatan dahsyat yang mampu memengaruhi seseorang dalam menjalankan Hidup. Setujuuuuu???

   Sebuah Kata bisa membuat orang bersemangat, optimis dan menjalani hidup dengan penuh harapan akan masa depan. Karena itulah, untuk bisa membangun semangat, seseorang membutuhkan kata-kata, entah dari mana ia dapatkan, yang bisa menjadi sebuah prinsip dan pegangan hidup. Kata-kata itu bisa menjadikan cambuk dan semangat di kehidupan sehari-hari. Ehmmm, sungguh luar bisa tentang Kata-Kata ^_^

    Ibarat sebuah teko yang menuangkan air ke dalam gelas yang kosong tentu air akan diam di dalam gelas. Berbeda dengan teko yang menuangkan air ke dalam gelas yang penuh tentu air itu akan tumpah. Ini diibaratkan dengan kita pada saat proses belajar dan menyerap ilmu-ilmu dalam Kehidupan. Kita tidak boleh merasa sudah tahu karena sudah pintar. Jika kita berfikir seperti itu, hal apapun itu yang akan disampaikan atau diisi ke dalam otak kita, tentu tidak akan diterima oleh otak kita.

Itulah alasannya kenapa kita sebagai Manusia perlu sekali untuk menjadi gelas yang kosong. 

Dituang kopi isinya menghitam, dituang air putih menjadi beninglah ia...

      Sebuah Gelas atau Cangkir yang kosong, jika diisi dengan 2-3 sendok bubuk kopi, lalu dituangkan air putih panas, maka jadilah Secangkir Kopi. Rasa dalam secangkir kopi memang ada rasa pahitnya.

    Dalam Anologi Gelas ini, Kopi diibaratkan Sebagai rasa Kepahitan dalam hidup. Kepahitan adalah ujian yang memperkuat Iman kita sebagai manusia. Banyak masalah-masalah kehidupan pun silih berganti mengisi kekosongan otak manusia. Pada saat inilah manusia diuji oleh Tuhan, seberapa mampu Kepahitan itu terus mendera dalam Gelas yang berisi Kopi.

    
    Tentu manusia tidak tinggal diam. Dibalik kepahitan kopi, ada juga rasa manis didalamnya. Air Putih Panas itu diibaratkan Rasa Manisnya. Yakin lah dalam hidup tak selamanya kita dirundung kesedihan, kemalangan dan kepahitan. Akan ada masanya kita memetik buah kesabaran dan kepahitan tersebut.

Tetapi segelap apapun gelas kopi itu, ia akan kembali bening jika terus menerus dituang air putih, begitupun sebaliknya..

   Manusia itu punya sifat mudah dipengaruhi atau terpengaruhi atau ikut-ikutan. Semua tergantung dari input yang datang dari luar atau lingkungannya.
 
    Kopi Ibarat tentang yang buruk. Kita sebagai manusia bisa jadi buruk kalau bergaul dengan yang tidak benar, kita manusia bisa jadi jahat kalau hanya kedengkian yang ditanam, kita manusia bisa jadi `keruh` kalau main di tempat yang `keruh` dan dengan orang yang `keruh`. 

   Begitupun sebaliknya dengan air putih bening. Air Putih bening Ibarat tentang yang baik. Kita sebagai manusia bisa menjadi baik kalau bergaul dengan yang baik, berada di lingkungan yang baik bersama orang-orang yang baik. 


   Tetapi, kopi yang diisi dengan air putih terus menerus akan menjadi ikut bening. Keburukan itu akan tertutupi karena banyaknya kebaikan-kebaikan yang kita lakukan dan kebaikan-kebaikan itu secara perlahan serta seutuhnya akan menutupi keburukan-keburukan yang dimiliki manusia itu sendiri.


    Ketika kita terlalu menghitam, selama Tuhan masih memberikan kita kesempatan hidup maka tentu bisa kita membeningkannya kembali dengan bertaubat. Ketika kita terlalu bening, pertahankanlah, namun manusia tidak sempurna, pasti ada hitamnya. Karena hidup ini tidak ideal, tak akan pernah sekalipun manusia akan bisa menyamai keadaan seperti saat bayi terkecuali baginda Rasululallah SAW. Karena pembawaan manusia hanya tinggal memilih mau hitam atau bening. Mau pilih yang mana?

    Selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan sangatlah penting. Karena dengan rasa syukur kepada Sang Pemilik Jiwa, akan membuat kita selalu ingat kepada-Nya. Sehingga kita bisa menyeimbangkan hidup kita ini.