10 Prinsip Dasar dalam Mengajar

Jumat, November 11, 2016 8 Comments A+ a-


Salam Inspirasi Pendidikan!

Tentu, teman-teman pendidik sudah mengetahui bahwa mengajar adalah suatu seni. Seni yang semua pendidik pun juga butuh untuk terus belajar. Ya, belajar untuk mengajar. Sebagai pendidik, kita perlu sekali untuk meningkatkan kapasitas cara mengajar dan juga belajar berbagai teknik-teknik mengajar yang baru, agar kita mampu membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Kuncinya adalah teman-teman pendidik perlu mengetahui beberapa prinsip dasar dalam mengajar.

Seorang pendidik yang sudah menghayati bahwa mengajar adalah suatu seni, tentu dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahannya. Selain itu, pendidik tersebut juga dapat mempengaruhi siswa melalui kepribadiannya sendiri. Oleh karena itu, teman-teman pendidik yang ingin siswa-siswanya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktik mengajar, sehingga kita dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar.

Berikut ini, ada 10 prinsip dasar dalam mengajar yang perlu teman-teman pendidik ketahui:


1. Menguasai Isi Pembelajaran/ Pengajaran

Berdasarkan hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.”

Jika teman-teman pendidik mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan di kelas, tentu kita dapat meyakinkan siswa dengan wibawa, sehingga siswa percaya apa yang dikatakan oleh teman-teman pendidik, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran yang kita bawakan.

2. Utamakan Susunan yang Sistematis

Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang semerawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat oleh siswa kita. Oleh sebab itu, inti pengajaran yang akan disampaikan oleh teman-teman pendidik harus disusun dengan teratur dan sistematis.

3. Banyak Menggunakan Contoh Kehidupan

Pada saat mengajar, teman-teman pendidik sebaiknya menggunakan contoh atau perumpamaan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata. Selain itu, ajak siswa untuk selalu memikirkan solusi dari masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mampu Menggunakan Bentuk Cerita

Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang mampu memperdalam kesan pada siswa kita.

5. Melibatkan Panca Indra Peserta Didik

Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca indera siswa.

Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian.

Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh siswa. Bagi siswa yang hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi siswa yang menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%.

6. Melibatkan Siswa Dalam Pembelajaran

Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dapat menambah ingatan, motivasi, dan kegemaran mereka. Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara teman-teman pendidik dengan siswa, selain mengurangi tingkah laku yang mengacaukan suasana kelas.

Misalnya, biarkan siswa menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya, biarlah siswa menggali dan menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah siswa bergerak sebentar di dalam kelas. Jika siswa sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacaukan atau membuat ulah di dalam kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.

7. Menguasai Psikologis Siswa

Teman-teman pendidik yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, tentu harus memahami perkembangan jiwa siswa kita pada setiap usia. Teman-teman pendidik juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Syarat utama untuk komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa adalah adanya pengertian diantara kedua belah pihak. Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif.

8. Gunakanlah Cara Mengajar yang Hidup, Menarik, dan Bervariasi

Sekalipun memiliki cara mengajar yang baik, namun cara mengajar tersebut tidak pernah diubah, maka hal tersebut akan membuat siswa merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel untuk menambah kesegaran siswa di dalam kelas.

9. Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan

“Mari guru berhenti memberi contoh, tapi menjadi contoh.” –Prof. Arief Rachman.

Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Cara mengajar yang efektif adalah teman-teman pendidik sendiri sebaiknya mampu menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling berpengaruh untuk siswa-siswa kita di kelas. Karena kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan praktik. Oleh karena itu, teman-teman pendidik dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadi, maka kita pun memiliki wibawa untuk mengajar di kelas.

10. Mengenal dengan Jelas Sasaran Dalam Pembelajaran

Pengajaran yang jelas sasarannya membuat siswa melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran:
  1. Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas.
  2. Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep siswa.
  3. Sasaran harus meliputi hasil belajar.
  4. Hasil sasaran yang dapat dicapai.
Contoh-contoh di atas telah menjelaskan empat macam hasil belajar yang berbeda, seperti pengetahuan, pengertian, sikap, dan keterampilan.

Itulah 10 prinsip dasar dalam mengajar yang perlu teman-teman pendidik ketahui. Yang perlu diingat, guru bisa mencetak orang-orang hebat, maka gurulah yang hebat.


Sumber: Materi 10 Prinsip Dasar Mengajar pernah disampaikan oleh Mr. Rizal Ali, pakar pendidikan dari Singapore saat Pembinaan Guru terhadap penulis.

Liburan di Jogja, Yuk!

Kamis, November 10, 2016 0 Comments A+ a-

Aku jatuh cinta banget sama Jogja. Kota yang memiliki julukan sebagai Kota Pelajar ini, juga bisa menjadi salah satu alternatif liburan kamu lho!

Baca juga: Nuclear Youth Summit 2013

Suasana kota Jojga tuh sejuk banget, asri, dan terkenal akan kearifan lokalnya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi kota ini. Jika kamu ingin lebih lama menikmati suasana kota Jogja, kamu dapat mencari penginapan yang banyak tersebar di kota ini.

Nah, harga penginapan atau hotel yang berada di Jogja relatif cukup murah, kamu dapat mengeceknya langsung di website Traveloka. Salah satu penginapan dengan harga yang cukup murah adalah Ameera Boutique Hotel, yang bisa kamu temukan di Jalan Dagen nomor 13-15. Hotel ini temasuk dalam kategori hotel bintang 2, meskipun hotel ini nampak sederhana dan bergaya tradisional Jawa namun hotel ini terbilang cukup nyaman.



Ameera Boutique Hotel memiliki beberapa tipe kamar yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan, seperti Backpacker room, Standard room (Sido Asih), Superior room (Sido Mukti), Deluxe room (Sido Mulyo), dan Family room (Sido Luhur). Masing-masing kamar di hotel ini pada umumnya memiliki fasilitas berupa Wifi, AC, TV kabel, sarapan tradisional, dan lain-lain.

Backpacker Room

Sido Asih 

Sido Luhur

Selama menginap di Ameera Boutique Hotel, kamu dapat mengunjungi beberapa tempat di Jogja yang tidak jauh dari lokasi hotel, seperti Jalan Malioboro, Pasar Bringharjo, dan Museum Benteng Vredeburg. 

Apa saja ya kira-kira yang bisa kamu nikmati di Kota Jogja? 

Yuk, simak ulasan berikut ini:

Jalan Malioboro

Jalan ini berada tepat di depan lokasi jalan Ameera Boutiq Hotel, sehingga untuk menuju Jalan Malioboro, kamu hanya membutukhan waktu beberapa menit saja dari hotel. Jalan Malioboro merupakan nama jalan yang paling terkenal se-Jogjakarta, bahkan se-Indonesia. Sepanjang Jalan Malioboro kamu dapat menemukan banyak toko yang menjual suvenir khas Jogja seperti, blangkon, kerajinan tangan, kaos, sandal, batik, hingga bakpia pathok.


Bukan hanya untuk urusan suvenir, untuk urusan kuliner pun banyak kamu temukan disini. Sederet angkringan siap menyajikan makanan bagi siapa saja yang ingin mencicipinya. Jika disini jangan lupa untuk mencoba makanan khas Jogja, yaitu gudeg. Meskipun makan di angkirngan ini terkesan sederhana, namun kenikmatannya pasti akan sulit untuk kamu lupakan deh!

Jika kamu lelah mengelilingi Jalan Malioboro ini dengan berjalan kaki, maka kamu bisa menggunakan becak ataupun delman. Selama menelusuri Jalan Malioboro, kamu akan menemukan kawasan yang disebut Titik Nol Jogja. Biasanya di kawasan ini terdapat banyak atraksi hiburan yang bisa kamu saksikan.

Pasar Beringharjo

Pasar Beringhharjo merupakan pasar tertua yang ada di Jogja. Pasar ini sudah berdiri sejak tahun1758. Jika berkunjung kemari kamu akan menemukan banyak sekali batik, karena pasar ini memiliki koleksi batik yang sangat lengkap. Kamu dapat menemukan dari mulai kain batik, hingga yang sudah menjadi pakaian.

Aku sih banyak beli daster disini. Harganya murah bangeeeeet lho! Dan kualitasnya juga bagus. Yuk kalau ke Pasar Beringharjo, jangan lupa borong dasternya.




Selain batik, terdapat pula jenis pakaian lainnya seperti katun hingga sutera, dari mulai harga yang paling murah sampai yang paling mahal. Bukan hanya pakaian, disini pun kamu dapat menemukan jajanan-jajanan pasar yang dapat memanjakan lidah. Pusat penjualan jamu dan rempah-rempah pun akan kamu temukan disini. Wah, sangat lengkap ya!

Bagi kamu yang menyukai barang antik atau barang bekas berkualitas, kamu pun dapat memburunya di pasar ini. Bagaimana, sangat menyenangkan ya berbelanja di Pasar Beringharjo?

Museum Benteng Vredeburg

Jika ingin berwisata sejarah, Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu yang terdekat dari Ameera Boutique Hotel. Jaraknya hanya sekitar 700 meter saja dari hotel lho! Museum ini dibangun pada tahun 1765 oleh Sultan Hamengku Buwono I atas permintaan Belanda. Kemudian pada tahun1992 benteng ini resmi dijadikan museum.



Sumber: vredeburg.id


Benteng ini dibangun dengan dalih agar pihak Belanda bisa menjaga keamanan keraton, meskipun pada kenyataannya gedung ini hanya dibuat untuk memudahkan Belanda mengontrol perkembangan yang terjadi di keraton. Hal-hal yang dapat dinikmati di benteng ini, yaitu merasakan seuasana pada zaman dahulu, dan melihat beberapa koleksi diorama, dari masa penjajahan hingga orde baru.

Museum ini buka pada hari Selasa – Jumat pada jam 08.00 – 16.00 WIB. Masuk museum ini pun sangat murah, yaitu hanya Rp2.000,00 untuk dewasa dan Rp1.000,00  untuk anak-anak. Wah, sangat murah yah? Ayo, habiskan liburan kamu di Jogja dan nikmati suasananya.

Happy holiday, guys!

Apersepsi: Kunci Agar Kelas Semakin Diminati Part II

Selasa, Oktober 25, 2016 1 Comments A+ a-


Hi, teman-teman pendidik di seluruh Indonesia! Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagai tulisan serial pendidikan yang InsyaAllah akan terbit setiap hari Sabtu. Semoga bermanfaat!

Salam Inspirasi Pendidikan!


Minggu lalu, kita sudah sama-sama belajar tentang apa itu apersepsi dan filosofi mendasar dari Teori Apersepsi. Pada tulisan part II kali ini, kita akan sama-sama belajar tentang tahapan-tahapan apersepsi. Ingat, strategi sebagus apapun yang sudah kita rancang untuk proses pembelajaran di kelas, tidak akan berhasil sama sekali, jika teman-teman pendidik tidak memberikan apersepsi di awal pembelajaran. Betapa pentingnya adanya seni apersepsi sebagai sesuatu hal yang wajib diberikan kepada siswa-siswi kita.

Mengondisikan Siswa Masuk ke Alpha Zone

Willian James, seorang psikolog, pernah membahas dalam tulisannya, bahwa apersepsi sebagai ide terpenting dalam psikologi pendidikan. Lebih lanjut lagi, Willian James juga memaparkan tentang apersepsi, yaitu “the act of taking a thing into the mind”, atau bahasa yang paling mudah dipahami atas pengertian itu adalah pengondisian. Pengondisian yang dimaksud adalah mengondisikan otak siswa-siswi ke dalam kondisi alfa, yaitu sebuah kondisi yang tepat untuk belajar.

Ada empat macam gelombang otak manusia. Teman-teman pendidik harus memahami benar tentang hal ini. Yang pertama adalah gelombang delta (0,5 – 3,5 Hz), yaitu kondisi seseorang yang tidur tanpa mimpi. Tentu, tidak akan mungkin jika teman-teman pendidik memberikan materi kepada siswa yang sedang nyaman tidur di kelas.

Kedua, adalah gelombang teta (3,5 – 7 Hz), yaitu kondisi tidur dan bermimpi. Jadi, kalau teman-teman pendidik sedang mengajar, belum tentu siswa-siswi juga sedang belajar atau menyimak materi yang kita berikan. Terkadang, siswa-siswi sedang masuk dalam kondisi teta, yaitu melamun, mengantuk, dan akhirnya tertidur di balik buku catatannya.

Ketiga, adalah gelombang alfa (7 – 13 Hz), yaitu kondisi relaks tapi waspada. Kondisi alfa adalah kondisi yang tepat untuk belajar. Keempat, adalah gelombang beta (13 – 25 Hz). Di kelas, kondisi beta ditandai oleh para siswa yang asyik mengobrol, tidak memberikan perhatian kepada guru, siswa yang sedang berkelahi, menunjukkan mimik sedang marah, dan sebagainya. Jika dalam kelas teman-teman pendidik kondisinya seperti ini, sebaik apapun kita mengajar, otomatis semuanya tak akan berhasil.

Tugas kita sebagai pendidik wajib mengembalikan siswa-siswi kita ke kondisi alfa. Karena sebagus apapun strategi yang kita rencanakan, percayalah siswa-siswi kita tidak akan siap menerima materi yang kita berikan, jika mereka masih berada dalam kondisi teta atau bahkan delta. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Ada beberapa stimulus khusus yang dapat digunakan oleh teman-teman pendidik sebagai senjata untuk mengembalikan siswa-siswi ke kondisi alfa mereka. Stimulus khusus pada awal pembelajaran bertujuan untuk meraih perhatian dari para siswa. Stimulus khusus yang dapat diberikan, diantaranya fun story, music, ice breaking, dan brain gym. Stimulus-stimulus khusus tersebut dapat teman-teman pendidik temukan di internet, atau berdasarkan pengalaman pribadi. Ingat, stimulus khusus ini tidak usah berhubungan dengan materi yang akan diberikan.

Apabila teman-teman pendidik sudah melihat keceriaan siswa, senyumnya, bahkan tertawanya, berarti teman-teman telah berhasil mengondisikan siswa-siswi masuk ke dalam alpha zone mereka.

Warmer, Jangan Sampai Membuat Siswa Merasa Tertekan


Setelah teman-teman pendidik berhasil membawa kondisi siswa ke alpha zone mereka, maka tugas kita selanjutnya adalah wajib adanya tahap warmer. Tahap warmer ini bisa dilakukan oleh teman-teman pendidik pada pertemuan kedua, ketiga, dan seterusnya. Warmer adalah aktivitas pengulangan materi yang telah diajarkan oleh teman-teman pendidik pada pertemuan sebelumnya.

“Minggu lalu, kita sudah belajar tentang Gaya Berat. Sekarang Ibu ingin bertanya, apa perbedaan berat dan massa? Silakan, Ulfa yang menjawab!”

Pernahkan diantara teman-teman pendidik yang melakukan tahap warmer dengan memberikan pertanyaan, lalu menyebut salah satu nama siswa? Maka, siswa yang telah disebut namanya wajib menjawab pertanyaan tentang materi sebelumnya. Mungkin, jika teman-teman pendidik flash back, bagaimana perasaan siswa-siswi yang mendapatkan kewajiban menjawab pertanyaan tersebut? Syukur, bisa menjawab dengan benar. Jika menjawab dengan salah, bagaimana perasaannya?

Pada tahap warmer ini, teman-teman pendidik dapat merancangnya menjadi lebih menyenangkan. Ya, memang sedikit membutuhkan kreativitas atau mungkin modal dalam pembuatannya. Yaitu, dengan cara membuat games pertanyaan atau memberikan lembar penilaian diri. Bentuknya bisa macam-macam, seperti pertanyaan berantai, mencocokkan pertanyaan dan jawaban, dan sebagainya.

Salah satu games pertanyaan yang pernah saya terapkan adalah games “Bola Anti Gravitasi.” Saya hanya perlu menyiapkan sebuah bola plastik dan musik instrumental. Ketika games dimulai, musik dinyalakan, agar suasana kelas menyenangkan. Siswa-siswi berbaur di dalam kelas. Lemparan boa pertama, guru memberikan pertanyaan tentang materi sebelumnya ke salah satu siswa. Lalu, siswa itu menjawab. Selanjutnya siswa tersebut melempar bola ke siswa lain, setelah bola dilempar, siswa tersebut harus memberikan sebuah pertanyaan ke siswa yang berhasil menangkap bola. Kalau bolanya jatuh, pelempar bola akan mendapatkan hukuman. Hukumannya adalah diberikan pertanyaan dari guru. Games ini saya batasi selama 7 menit saja, jangan sampai terlalu lama, karena saya harus segera masuk ke materi inti.

Games “Bola Anti Gravitasi” adalah salah satu games tahap warmer yang cukup ampuh membuat siswa-siswi tidak merasa tegang. Bagaimana caranya, teman-teman pendidik harus membuat suasana yang menyenangkan ketika aktivitas pengulangan materi. Ingat, jangan sampai membuat mereka merasa tegang. Selamat berkreativitas!

Pre-Teach

Aktivitas yang harus dilakukan sebelum aktivitas inti pembelajaran disebut Pre-Teach. Contohnya adalah memberikan penjelasan awal tentang cara menggunakan peralatan di laboratorium dan penjelasan awal tentang alur diskusi. Biasanya, jika tidak dilakukan pre-teach, proses belajar akan menjadi terganggu. Namun, pre-teach tidak harus selalu ada dalam setiap kali pertemuan karena sangat bergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan materi dan strategi pembelajaran yang akan diberikan.

Scene Setting, Membutuhkan Kreativitas Tinggi dari Pendidik

Teman-teman pendidik, berusahalah sekuat tenaga untuk menggunakan scene setting pada saat pemberian awal materi. Ketika mengajar, jangan sekali-kali langsung masuk ke materi, tanpa adanya tahap ini.

Scene Setting adalah aktivitas yang dilakukan oleh teman-teman pendidik atau siswa untuk membangun konsep awal pembelajaran. Ada beberapa fungsi dari scene setting, diantaranya membangun konsep pembelajaran yang akan diberikan, sebagai pemberian pengalaman belajar sebelum masuk ke materi inti, sebagai pereduksi instruksi, dan sebagai pembangkit minat siswa dan rasa penasarannya.

Pola scene setting yang biasanya digunakan diantaranya, bercerita, visualisasi, simulasi, ataupun pantomim. Dan pola ini, tidak hanya dapat dilakukan oleh teman-teman pendidik saja, tapi bisa juga melibatkan siswa. Tentu, masih banyak lagi pola-pola scene setting yang dapat teman-teman pendidik rancang sesuai kreativitas yang dimiliki.

Teman-teman pendidik sebelum melakukan tahap scene setting terlebih dahulu harus mengetahui beberapa ketentuan. Pertama, teman-teman pendidik harus sudah merancang startegi pembelajaran terlebih dahulu. Kedua, tidak boleh mengahabiskan banyak waktu. Ketiga, tahap ini harus berhubungan dengan strategi pembelajaran inti yang akan dilakukan. Dan yang terpenting adalah tahap ini sangat membutuhkan kreativitas yang tinggi.
“Hak mengajar itu ada di tangan siswa, bukan di tangan guru. Apabila, siswa rela memberikan hak mengajar tersebut kepada seorang guru, guru tersebut pasti akan diterima oleh siswanya ketika proses belajar berlangsung. Hak mengajar harus direbut oleh guru. Guru harus pro-aktif untuk memperoleh hak tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan apersepsi.” –Munif Chatib.

Sumber:

Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Kaifa: Bandung

Apersepsi: Kunci Agar Kelas Semakin Diminati Part I

Selasa, Oktober 25, 2016 1 Comments A+ a-


Hi, teman-teman pendidik di seluruh Indonesia! Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagai tulisan serial pendidikan yang InsyaAllah akan terbit setiap hari Sabtu. Semoga bermanfaat!

Pendidik itu ibarat sebuah teko. Jika ia tak berisi, maka bagaimana mungkin ia bisa mengisi?

Salam Inspirasi Pendidikan!
Apersepsi adalah sesuatu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga teman-teman pendidik ataupun mahasiswa pendidikan alias para calon pendidik masa depan. Apersepsi, mungkin saja juga sudah dipraktikkan di dalam kelas masing-masing. Tapi, sudah tahukah konsep secara utuh tentang apersepsi?

Berdasarkan survei International PISA (The Programme International for Student Assesment) tahun 2012, Indonesia berada di peringkat kedua terbawah. Ya, peringkat ke 64 dari 65 negara atas hasil survei kemampuan akademik siswa-siswi Indonesia pada bidang Matematika, Membaca, dan Sains.

Lalu, sebenarnya siapakah yang salah? Siswa-siswi kita atau para pendidiknya?

Baiklah, jangan saling menyalahkan untuk kasus ini. Sebaiknya, kita sebagai pendidik ataupun calon pendidik harus selalu instropeksi diri, sebenarnya apa yang terjadi di dalam kelas kita selama proses pembelajaran berlangsung? Sudahkah, teman-teman pendidik membuat kondisi kelas yang nyaman ketika proses pembelajaran berlangsung? Adakah siswa-siswi dari teman-teman pendidik yang merasa tertekan ketika sedang belajar di dalam kelas? Atau pernahkah, teman-teman pendidik tidak mendapatkan perhatian sama sekali dari kebanyakan siswa ketika sedang mengajar? Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, kita akan sama-sama belajar bagaimana caranya merancang apersepsi sebagai kunci agar kelas semakin diminati oleh siswa.

Ada dua kisah tentang cara mengajar dua guru fisika di kelas VIII SMP. Kisah yang pertama, guru tersebut masuk kelas, memberi salam, mengecek kebersihan kelas, dan mengecek daftar hadir siswanya. Lalu, kemudian guru tersebut memberikan instruksi, “Ayo, anak-anak silakan buka bukunya halaman 34. Hari ini, kita mau belajar tentang Gaya Gesek Udara. Tapi, kalian cobain dulu mengerjakan soal nomor 5 dan 6 ya! Yang bisa menjawab, langsung aja maju dan tulis jawabannya di papan tulis!”

Bisakah teman-teman pendidik bayangkan, bagaimana reaksi atau respon dari siswa-siswi yang sedang belajar fisika tersebut? Biasanya guru seperti ini tidak disukai dan tidak diminati oleh para siswa.

Kisah yang kedua, seorang guru fisika masuk kelas, memberi salam, mengecek kebersihan kelas, dan mengecek daftar hadir siswanya. Lalu, guru tersebut berusaha untuk menarik perhatian semua siswanya, dengan memberikan instruksi, “Anak-anak di tangan kanan ibu sudah ada buku yang sangat tebal. Di tangan kiri ibu, ada selembar kertas. Ibu akan jatuhkan secara bersamaan pada ketinggian yang sama. Hayo, menurutmu, mana ya yang paling cepat sampai ke bawah?”

Pada kisah yang kedua, guru fisika tersebut berusaha merebut perhatian siswa terlebih dahulu dengan cara membawa teaching aids. Lalu, guru tersebut memancing rasa penasaran semua siswa-siswanya tentang materi gaya gesek udara. Guru tersebut bertanya, mengapa buku yang duluan jatuh, apa penyebabnya, dan lain-lain. Semua siswa asyik belajar bersama dengan guru fisika tersebut, karena guru tersebut berhasil mendapatkan perhatian dan berhasil memacing rasa penasaran siswa-siswanya. Unsur rasa penasaran ini baik sekali untuk memulai pembelajaran.

Guru mana yang dapat diterima oleh siswa? Tentu, jawabannya adalah guru yang kedua. Apa bedanya dengan guru yang pertama? Jawabannya adalah guru yang kedua menggunakan apersepsi untuk siswanya, sedangkan guru yang pertama sama sekali tidak menggunakan apersepsi di awal pembelajaran.

Jadi, apersepsi ternyata berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar. Apersepsi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan juga kemampuan pedagogik seorang pendidik.
Kesan Pertama Sangat Penting Sekali
“Menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang terpenting untu satu jam pembelajaran selanjutnya.” –Munif Chatib

Jika teman-teman pendidik mampu menghadirkan nuansa yang penuh kenyamanan saat memulai pembelajaran di kelas, maka sudah bisa dipastikan menit-menit berikutnya akan menjadi milik teman-teman pendidik semua.

Kesan pertama dalam istilah pedagogik disebut apersepsi. Apersepsi adalah momentum penting yang sangat berharga di awal pembelajaran berlangsung. Inilah tugas terberat teman-teman pendidik, karena kita harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Perlu teman-teman pendidik ketahui, apersepsi tidak sebatas mengecek kehadiran siswa, lalu memberikan tugas saja. Tapi, lebih dari itu! Apersepsi merupakan sebuah seni menarik perhatian siswa-siswi di awal proses pembelajaran, agar siswa-siswi merasa tertarik, antusias, dan terpacu semangatnya untuk mengikuti proses pembelajaran sampai akhir.

Teori Apersepsi dan Filosofi Mendasarnya

Teori Apersepsi pertama kali dikenalkan oleh Johan Freidrich Herbart (1776-1841). Herbart berasal dari Jerman. Ia adalah seorang psikolog, filsuf, dan juga seorang pakar pendidikan. Hasil pemikirannya yang ia kembangkan dari masalah-masalah yang terjadi dalam pendidikan, dikenal dengan nama Teori Apersepsi atau Teori Herbatisme.

Filosofi mendasar pandangan Herbart tentang Teori Apersepsi mengatakan bahwa manusia adalah mahluk pembelajar. Sifat dasar manusia adalah memerintah dirinya sendiri, lalu melakukan reaksi atau berekasi terhadap instruksi yang berasal dari lingkungannya, jika dia dibekali oleh dorongan atau rangsangan (stimulus khusus).

Sejatinya, manusia adalah mahluk pembelajar. Saya pernah menemukan seorang anak berumur 10 tahun yang selalu mengintip dari balik jendela kelas. Setelah saya terlusuri, ternyata anak tersebut tidak bersekolah karena harus membantu kedua orang tuanya bekerja. Di hari-hari selanjutnya, untuk kesekian kalinya saya menemukan anak tersebut yang sedang mengintip dari balik jendela kelas. Setelah saya tanya kepada anak itu, saya mendapatkan jawaban yang begitu menggetarkan hati. “Ibu, sebenarnya saya ingin sekali bisa bersekolah seperti teman-teman yang lain.” Dari pengalaman ini membuktikan kepada saya bahwa anak tersebut adalah individu yang sesungguhnya mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar.

Di lain kisah, saya pernah mendapatkan keluhan seorang guru tentang kesulitannya mengatur siswa-siswinya ketika proses pembelajaran di kelas. Ketika guru tersebut memberikan instruksi, tapi siswa-siswinya tidak mengerjakan instruksi itu. Apa yang terjadi? Mengapa instruksi seorang guru tidak dikerjakan oleh siswanya?

Secara alamiah, manusia punya kemampuan memerintahkan kepada dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu. Dan keputusan itu semua, berasal dari rangsangan dan kualitas informasi yang masuk ke dalam otaknya. Lalu, otaknya memproses dan memberikan reaksi. Dari reaksi tersebut, perintanya ada dua, yaitu melakukan atau tidak melakukan. Jadi, teman-teman pendidik jangan langsung mengecap bahwa siswa yang tidak mau mengerjakan instruksi guru berarti dianggap nakal atau punya hambatan belajar. Padahal, kualitas informasi yang kita berikan itulah yang menjadikan siswa mau atau tidak mau melakukan instruksi sebagai reaksinya.

Instruksi yang teman-teman pendidik berikan, juga tidak boleh sembarang. Ada seninya juga. Instruksi yang dibekali dengan dorongan (stimulus) khusus akan jauh lebih berdampak besar dibandingkan sekadar instruksi. Semoga dengan bagusnya kualitas informasi dan instruksi yang dibekali dengan dorongan (stimulus) khusus yang teman-teman pendidik berikan kepada siswa-siswi dapat membangkitkan rasa ingin tahu yang ada dalam dirinya sendiri.

Dalam proses pembelajaran, ada dua tahap besar, yaitu apersepsi dan strategi. Pada proses apersepsi ada beberapa tahap, diantaranya Alpha Zone, Warmer, Pre-teach, Scene Setting. Tahap-tahap ini akan saya kupas tuntas di tulisan selanjutnya. Nantikan ya!

Sumber:

Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Kaifa: Bandung

Apa yang Dilakukan Anak-anak Buruh Migran di Serawak Malaysia saat HUT RI?

Rabu, Agustus 17, 2016 0 Comments A+ a-

Pikiran saya menyisir jauh memutar roda waktu satu tahun yang lalu, tapat di hari ini. Di tanah damai penuh keceriaan gelak tawa anak-anak buruh migran berdarah asli Indonesia yang ikut menyemarakkan ulang tahun negaranya. Pohon-pohon kelapa sawit pun turut merasakan kekhidmatan itu.

“Hari merdeka, nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Merdeka!” nyanyi mereka dengan sorak sorai saat menuju ke sekolah sambil membawa bendera merah putih kebanggaannya.

Baca juga: HUT RI Bersama Anak-anak Buruh Migran

Pagi itu, saya dan beberapa relawan pengajar sudah bersiap dengan pakaian batik terbaik kami khusus untuk digunakan saat Upacara RI bersama buruh migran Indonesia dan anak-anaknya. Pagi itu cukup cerah dengan senyum antusias seluruh warga Galasah. Mulai dari bapak-bapak dan ibu-ibu yang sibuk menunggu kesiapan acara sakral itu sampai anak-anak yang cukup sulit sekali diatur untuk berbaris yang rapi.

Tempatnya memang bukan di lapangan terbuka nan luas. Tempatnya hanya di sebuah ruangan persegi yang biasa digunakan anak-anak untuk menimba ilmu. Ya, kami upacara di dalam ruang kelas. Beruntung, saya berada di dalamnya bersama anak-anak. Sedangkan, bapak-bapak dan ibu-ibu warga Galasah antusias berebutan mengintip dari balik jendela untuk menyaksikan anak-anaknya melakukan upacara RI 70. Sungguh, saat itu terbayar sudah peluh kami melatih anak-anak sebagai petugas upacara dan melatih menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia.

Satu hari sebelumnya, kami disibukkan dengan menghias ruang kelas. Tentu warna merah putihlah kebanggan kami. Ruang kelas pun disulap dengan sangat meriah. Meja dan kursi digeser ke pojok kelas, agar ada ruang yang cukup untuk anak-anak dari TK sampai Kelas 6 SD berbaris di dalamnya.

17 Agustus pun tiba. Khairil, kelas 4 SD, yang memimpin kami semua untuk melaksanakan upacara RI 70 nan khidmat pada pagi itu. Benar-benar kenikmatan yang sungguh luar biasa bagi saya saat semua orang bernyanyi “Indonesia Raya”. Hal itu semakin membuat saya semakin jatuh cinta dengan Indonesia.

Anak-anak buruh migran memang tidak terlalu mengenal Indonesianya, ya kerena mereka lahir dan tumbuh di negeri jiran, Serawak. Mereka hanya sebatas lancar menyanyikan lagu Indonesia Raya, cukup tahu beberapa lagu kebangsaan seperti lagu “Hari Merdeka (17 Agustus)”, dan mengetahui bentuk negara Indonesia dari Peta yang dipajang di dinding kelas. Tapi percayalah, di dada mereka ada rasa cinta dan keingintahuan yang sangat besar terhadap Indonesianya.

“Cikgu, mengapa lambang Indonesia Burung Garuda?”

“Cikgu, seberapa tinggi monas itu?”

“Siapa presiden kita yang sekarang, Cikgu?”

“Bagaimana bentuk uang Rupiah? Aku ingin memilikinya, Cikgu!”



Masihkah kamu kurang bersyukur bisa merasakan kenikmatan upacara di lapangan nan luas tanpa harus bersempit-sempitan melakukan upacara di ruang kelas? Masikah kamu tidak merasakan kekhidmatan menyanyikan lagu Indonesia Raya? Apakah air matamu berlinang saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan olehmu dan orang-orang sekelilingmu?

Mari bersykur atas semua karunia kemerdekaan ini, wahai kawanku!

Air mata saya dan air mata orang-orang di sekeliling saya tidak terbendung. Hati ini bergetar hebat. Mereka sungguh terlarut dengan kenikmatan menyanyikan lagu Indonesia Raya seraya memberi hormat kepada bendera merah putih di depan kami. Ah, tak usah bertanya bagaimana caranya bendera bisa kami kibarkan di dalam ruang kelas. 

“Di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku, bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru Indonesia bersatu.” Nyanyian dengan nada sesenggukan oleh peserta upacara RI 70. Seraya dengan lantunannya, banyak buruh migran Indonesia yang merasa rindu untuk tinggal kembali di kampung halaman mereka masing-masing.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, hari ini saya ingin sekali merasakan kenikmatan upacara di sana, bersama adik-adik saya. Karena telah membuat perasaan ini membuncah betapa bersyukurnya saya bisa memaknai dengan hati yang bergetar saat upacara HUT RI berlangsung.


Keesokan harinya, anak-anak buruh migran kami beri kesempatan untuk merayakan tradisi yang biasa dilakukan di Indonesia. Yaitu, lomba 17 Agustusan. Mulai dari berlari ambil bendera sampai balap karung. Ah, yang penting semua bersuka cita atas perayaan ulang tahun Indonesianya. Dan tak hanya bersuka cita, mereka pun turut mendoakan Indonesia agar menjadi lebih baik lagi, walau menginjak tanahnya saja belum pernah. Semangat kemerdekaan itu masih ada!

Terima kasih untuk kesempatan berharganya! Kesempatan untuk bisa menyaksikan langsung betapa tulusnya hatimu kepada Indonesia. Kembalilah, dan tumbuh bersama Indonesia, ya Nak!

Amanah Kelas Sumayyah

Jumat, Agustus 12, 2016 0 Comments A+ a-


Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa dengan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru,

“Bersabarlah, wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.”

Sumayyah binti Khayyat mendengar seruan Rasululla, maka beliau bertambah tegar dan optimis. Dengan kewibawaan imannya, dia mengulang-ulang dengan berani, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.”

Begitulah, Sumayyah binti Khayyat telah merasakan kelezatan dan manisnya iman sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang remeh dalam rangka memperjuangkan akidahnya. Hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para tagut yang zalim; mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya, sekalipun hanya satu langkah semut.

Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya, Sumayyah binti Khayyat pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tatkala para tagut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah binti Khayyat maka musuh Allah Abu Jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkan sangkur yang berada dalam genggamannya kepada Sumayyah binti Khayyat. Terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan suci bersih. 


Sumber: KisahMuslim.com

***

Saat Rapat Kerja Guru (sebelum kegiatan belajar dimulai), aku telah diamanahkan untuk menjadi wali kelas IX Putri, yang hanya terdiri depalan santri. Mereka adalah, Pipet, Tepu, Ririn, Reyna, Sulis, Arwa, Aminah, dan Tri. Empat santri dari Ambon, sisanya dari Serang dan Lampung.

Menjadi wali kelas, menurutku ini amanah yang tidaklah mudah. Mulai dari mengontrol kebersihan kelas IX setiap hari sebelum belajar dimulai sampai mengisi rapor mereka di setiap akhir semester. Oia, mereka memanggilku Ibu Gia. Semoga saja dengan diberikannya amanah ini kepadaku, aku bisa sekaligus belajar menjadi ibu bagi delapan santri-santriku.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS: Al-Anfaal ayat 27)


Jadi sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai (pada hari Sabtu), hari Jumat ini agendanya bersih-bersih kelas. Yey!

Awalnya, kelas XI gak kebagian ruang kelas. Ruang kelas XI tempatnya di lantai 3 Masjid Aisyah, alias ruang rapat para guru. Alhasil yang seharusnya kita bersih-bersih kelas, tapi kita malah photo session deh.

Di hari Sabtu, Kelas XI diharuskan Tes Online Matrikulasi. Dan di hari itu juga, kita mendapatkan kabar yang menggembirakan, yaitu kelas XI mendapatkan kelas baru. Ya, kelas beneran, lengkap dengan kursi, meja, dan papan tulis. Alhamdulilah.

Nah, di hari Minggu-nya, ada agenda menghias kelas. Sebelum menghias kelas, ada beberapa hal yang harus disepakati bersama, diantaranya pemilihan nama kelas, penentuan struktur kelas, pembagian jadwal piket, dan penetapan peraturan kelas. Oia, gak lupa, agenda pada hari itu dimulai dengan bermain "Panen Permen" dan "Baris Klasifiskasi". Permainan itu untuk lebih mengenal di antara kita semua.

"Kelas XI Putri ingin dinamai apa ya? Clue-nya adalah sahabat Nabi yang perempuan."

Dengan sigap, Tepu langsung menyebutkan nama Sumayyah.

"Kenapa Sumayyah, Tepu?" tanyaku kepadanya.

"Ia bu, Sumayyah binti Khayyat adalah wanita pertama yang akan masuk surga. Beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, beliau telah mengerahkan segala yang beliau miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal, dalam rangka meraih keridhaan Rabbnya. Mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan," jelas Tepu.

Aku dan santri lainnya fokus mendengarkan penjelasan Tepu tentang Sumayyah.

"Ok, semua sepakat kalau nama kelas kita adalah Sumyyah?"

"Sepakaaaaat bu!" jawab mereka serempak.

Ya, gak perlu waktu lama untuk menentukan nama kelas XI. Alhamdulilah.

Selanjutnya adalah penentuan struktur kelas. Arwa terpilih menjadi ketua kelas, dan wakilnya adalah Reyna. Pemilihan ini berdasarkan hasil voting alias kesepakatan bersama. Dan sekali lagi, gak perlu waktu lama untuk menentukan struk kelas. Seneng deh!

Setelah semua agenda selesai untuk disepakati, saatnya menghias kelas.

Di hari Jumat lalu, aku sudah membelikan berbagai peralatan untuk menghias kelas, mulai dari karton sampai paku payung. Pokoknya lengkap deh.

Nah, yang mau aku bikin banget adalah "Mimpi Kita" yang nantinya dipajang di bagian belakang kelas. Tapi, sebelum membuat "Mimpi Kita" aku meminta mereka untuk foto satu persatu dengan background dinding di Masjid. Mereka bergaya seakan-akan tangan kiri sedang memegang payung dan tangan kanan sedang menarik suatu benda.

Setelah usai sesi foto satu persatu, saatnya menuju ruang kelas dan siap menghias kelas.



Aku menginstruksikan mereka untuk berbagi job. Tepu penanggung jawab Quotes, Sulis penanggung jawab Peraturan Kelas, Arwa penanggung jawab Tag line kelas "Kami Cerdan dan Siap Berprestasi", Aminah spesialis menggambar wajah, dan sisanya bagian ngelem dan menggunting. Alhamdulilah, kerja tim seperti ini bisa cepat selesai, hanya dalam waktu 4 jam saja.

Ini dia penampakkan bagian belakang kelas, Mimpi Kita.



Semoga amanah yang diberikan kepadaku ini bisa aku jalankan dengan baik. Dan semoga aku bisa mengantarkan mereka untuk meraih mimpi-mimpi mereka di tahun ini. Aamiin. Mereka santri-santriku, anak-anakku, sekaligus adik-adikku. Bismillah....


Salah Kaprah

Kamis, Agustus 04, 2016 1 Comments A+ a-


Banyak wali santri ataupun tamu yang sedang berkunjung ke tempat sekolahku mengajar yang salah kaprah denganku. Apa yang salah ya, wajahku atau penampilanku?

Kejadian pertama, saat Bulan Maret 2016. Saat itu sedang ada tamu ibu-ibu untuk menghadiri acara Go Green Penanaman 500 pohon di Ibad ArRahaman Islamic Boarding School. Saat ibu-ibu mau pulang dan menaiki mobil masing-masing, tentu kami para ustadzah berjajar menyalami mereka satu persatu.

Dan saat seorang ibu yang terakhir menyalamiku, dia bilang gini, "Belajar yang rajin yah, nak. Ibu pulang dulu, nanti kapan-kapan main lagi ke pondok."

"Lho bu, saya bukan santri Aliyah lho. Saya ini ustadzah," ucapku dalam hati sambil tergelitik dengan ucapan ibu itu.

Kejadian kedua, yaitu saat aku sedang shalat dzuhur di Masjid Aisyah. Kebetulan saat itu adalah hari pertama santri putri libur. Jadi, gak ada santri putri saat itu yang shalat di masjid. Kebetulan hanya aku dan Ustadzah Resti yang menunaikan shalat di sana.

Ternyata ada seorang ibu yang juga akan menunaikan shalat dzuhur. Ternyata, ia berniat untuk mendaftarkan anaknya untuk sekolah di sini.

Usai shalat, aku berusaha untuk menyapanya. Senyum, terus bersalaman dengannya. Tanpa aku duga, ibu itu malah memberikan tangannya untuk aku salim. Tapi aku menahannya, hihihi. Mungkin dia kaget.

Yasudah, aku jelaskan saja, "Maaf ibu, saya bukan santri. Saya ustadzah di sini."

Dan kejadian yang masih hangat, yaitu saat penerimaan santri baru datang ke pondok, tepatnya tanggl 23 - 24 Juli 2016. Semua wali santri pasti mengantarkan anaknya di hari pertama datang ke pondok.

Saat itu, aku ditempatkan di bagian Registrasi Putri. Tugasku adalah menyambut wali santri bersama anaknya datang, serta memastikan mereka untuk menuliskan jam kedatangan dan nomor handphone yang dapat dihubungi.

Cukup banyak wali santri yang salah kaprah lagi.


Ya, banyak yang mengira kalau aku adalah kakak kelas anaknya.

"Assalammua'laikum, Kak," kata seorang ibu wali santri sambil bersalaman denganku.

"Hayo nak, salim juga sama kakak kelasmu!" perintah ibu wali santri kepada anaknya untuk menyalami tanganku.

Aku jelaskan ke ibu wali santri, "Oh maaf ibu, saya ustadzah di sini. Saya yang akan mengajar mata pelajaran fisika, bu."

"Oh ya Allah, ustadzahnya masih muda-muda ya," ungkap ibu wali santri sambil senyam-senyum.

Mind set para orang tua mungkin heran mengapa masih semuda ini sudah menjadi seorang guru.

Bapak dan ibu wali santri, untuk menjadi seorang guru bukan masalah tua atau mudanya. Ya, memang guru yang sudah berumur lebih meyakinkan karena banyaknya jam terbang mengajarnya. Tapi, guru yang masih muda, justru bisa saja lebih update, dan yang pasti kami sebagai guru yang masih muda mempunyai semangat yang tinggi untuk mendidik serta terus meng-upgrade diri, insyaAllah.

Terima kasih bapak dan ibu wali santri Ibad ArRahman Islamic Boarding School yang sudah percaya bahwa aku adalah ustadzah untuk anak-anakmu.

FYI, ya memang pada kenyataannya semua ustadzah di Ibad ArRahman umurnya di bawah 27 tahun semua.


Jujur, Seharusnya Nilaiku Tak Segini

Selasa, Juli 26, 2016 0 Comments A+ a-


Aku kaget sekaligus takjub, ternyata hari gini masih ada siswa yang sangat menjunjung tinggi kejujuran. Salah satunya, santriku.

“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”. (HR. Ibnu Hibban)

UAS semester kemarin, aku mendapatkan pengakuan kejujuran dari seorang santri putri. Namanya Tri, kelas XI Aliyah Putri. Tri mengaku jujur kalau seharusnya nilai UAS mata pelajaran fisikanya tidak sebesar ini.

Ya, ini kekeliruanku menghitung jumlah point benar dan salah yang ia dapatkan. Seharusnya nilainya 72, tapi aku menghitung nilainya menjadi 74. Kelebihan dua point saja. Artinya, aku membenarkan satu soal pilihan ganda yang seharusnya tidak mendapatkan point.

Tri mendatangiku di Ruang Guru.

“Assalammu'alaykum Bu Gia,” ucap salam dari Tri.

“Wa’alaykumusalam. Ada apa Tri?” tanyaku.

“Emmm ini bu. Ibu seharusnya nilai saya tidak segini. Kayaknya ibu membenarkan satu soal pilihan ganda deh. Harusnya salah, tapi malah ibu hitung point benar,” kata Tri sambal menunjukkan hasil kertas ulangan fisikanya.

Aku memeriksa kertas ulangannya. Benar saja, aku keliru menghitung nilai ulangan fisika yang didapatkan Tri.

“Oia, salah. Maaf ya, saya keliru menghitung jumlah pointnya. Nilaimu memang seharusnya tak segini, saya melebihkan dua point,” kataku setelah memeriksa jawaban ulangan fisikanya.

“Iya, benar bu. Seharusnya nilai saya 72. Gapapa bu, saya sudah senang sekali, saya tidak remedial fisika,” kata Tri dengan senyum puas sekali.

Aku penasaran sekali. Kok ada siswa sehabat ini ya. Dia sangat menjunjung kejujuran, walaupun hanya kelebihan dua point saja. “Terima kasih sudah mau jujur, walaupun ini sebenarnya merugikanmu. Tapi kenapa Tri mau jujur?”

“Ya, karena saya tahu dua point itu bukan hak saya bu. Saya takut dosa bu. Jadi sebaiknya saya jujur saja deh.”

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan (suka) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”. (Qs. Al-Israa’: 53)

Lagi-lagi aku belajar dari santriku. Jujur adalah yang utama! Pengakuannya mudah sekali. Ia tak perlu mempertimbangkan kerugian ataupun keuntungan apa yang akan ia dapatkan. Ia tak perlu berpikir dua kali kalau nilainya menjadi berkurang, bahkan nyaris saja ia akan remedial fisika dengan nilai ketuntasan minimal 70. Ia tak ragu untuk berkata jujur. Terima kasih Tri untuk pembelajaran darimu! Aku sangat beruntung menjadi gurumu.

Tentang Ibu Gia: Evaluasi Menjadi Ibu Guru

Senin, Juli 25, 2016 4 Comments A+ a-


“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak)” (HR. Tirmidzi).

Ternyata menjadi seorang guru tidaklah mudah. Aku pikir, toh hanya tinggal mengajar saja di kelas. Jika sang guru telah mampu membuat siswa-siswinya mengerti atas materi yang diajarkan, berarti guru tersebut telah berhasil mengajar. No! Tidak hanya itu ternyata!

Bagiku, guru tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dan memberikan inspirasi. Tugasnya bukan hanya mentransferkan ilmu-ilmunya saja, tapi tugas terbesarnya adalah bagaimana caranya siswa-siswi yang dididik mampu menjadi orang hebat. Karena sejatinya, jika guru bisa mencetak orang-orang hebat, maka gurulah yang hebat. Remember, the best is not enough, we must be great!

“Wahai guru, berhentilah memberi contoh, tapi menjadi contoh.” Prof Arief Rachman.

Dan, aku sedang dalam perjalanan untuk menjadi guru yang kelak nanti akan mencetak orang-orang yang hebat dan mampu memimpin peradaban bangsa ini, InsyaAllah.

Evaluasi dari Pak Made

Mei 2014, ketika aku masih kuliah di semester 6, aku dan calon guru lainnya harus melewati mata kuliah Keterampilan Mengajar. Satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok akan diampu oleh satu dosen. Beruntungnya, aku dan beberapa teman lainnya diampu oleh Bapak I Made Astra, yang akrab disapa Pak Made. Beliau adalah salah satu guru besar UNJ, spesialis bidang pendidikan fisika.

Mata kuliah Keterampilan Mengajar mengajarkan mahasiswa alias para calon guru untuk berani tampil, tampil untuk mengajar lho ya. Jadi satu persatu dari kami akan praktik mengajar di depan kelas dengan membawakan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Saatnya giliranku! Saat itu aku mengajarkan materi Gravitasi untuk siswa kelas IX SMA. Aku mengajar dihadapan Pak Made dan juga teman-temanku lainnya yang berperan sebagai siswa.

Tentu sebelumnya, aku telah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan saat mengajar, mulai dari RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), sampai belajar materi Gravitasi sampai ngelotok. Dan deg-degkannya minta ampun! Ini menyangkut nilai mata kuliah Keterampilan Mengajar yang langsung dinilai oleh Pak Made. Belum lagi soal malunya, malu kalau ada yang salah konsep saat praktik mengajar di depan Pak Made dan teman-teman.

Serunya, inilah saat pertama kali aku mendapatkan evaluasi tentang cara mengajarku. Aku ingat sekali, Pak Made hanya memberikan komentar seperti ini, “Kamu kalau mengajar hilangkan Bahasa gaulnya ya!”

Oia, sempat ada beberapa kata yang aku keluarkan saat mengajar pada waktu itu, salah satunya kata “kepo”. Aku camkan baik-baik komentar dari Pak Made ini. Positifnya, Pak Made bilang bahwa tulisanku bagus di papan tulis. Dan, alhamdulilah di akhir semester, aku mendapatkan nilai A untuk mata kuliah Keterampilan Mengajar.

Evaluasi dari Siswa-siswi SMAN 68 Jakarta

Semester berikutnya, aku mengajar dihadapan siswa-siswi beneran. Yang aku ajar adalah anak-anak cerdas, siswa siswi kelas IX SMA 68 Jakarta. Aku mengajar di sana dalam rangka mengambil mata kuliah PKM (Praktik Keterampilan Mengajar). Kurang lebih selama tiga bulan aku mengajar di sana. Seharusnya sih lima bulan. Tapi, sayangnya dua bulan sisanya, aku banyak membolos dikarenakan sakit. Dan, nilai mata kuliah PKM-ku mendapatkan A juga, alhamdulilah.

Siswa-siswi kelas IX SMA 68 Jakarta rata-rata berkomentar, “Oooo fisika ternyata gampang ya kalau diajari oleh Miss Gia.”

Asyik! Senang banget mendapatkan komentar seperti itu. Mereka kritis-kritis dan cara berpikirnya cepat lho. Mereka suka bertanya hal-hal yang gak terduga. Intinya, fisika memang susah, tapi fisika dapat dipelajari dan dipahami bagi mereka yang mau bersungguh-sungguh belajar.

Evaluasi dari Mr. Mustafa

Aku resmi menjadi seorang ibu guru fisika sejak November 2015. Siswa yang aku ajar adalah santri putra dna putri MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) Ibad ArRahaman Islamic Boarding School. Kalau masih ingat ceritaku di tulisan-tulisan sebelumnya, aku bisa manjadi guru di sana karena ditawarkan oleh dosenku, Pak Anggoro dan Pak Fauzi. Dan sejujurnya, aku melewati proses menjadi guru di sana tanpa melewati seleksi microteaching. Sedangkan guru-guru lain, harus melewati beberapa seleksi, diantaranya seleksi berkas, interview, dan microteaching. Gak sedikit guru-guru yang sudah melewati berbagai seleksi tidak diterima di Ibad ArRahaman Islamic Boarding School. Wah, ini suatu keistimewaan bagiku!

Sudah tiga minggu menikmati mengajar calon hafidz dan hafidzah, Pembina pondok mengabarkan bahwa akan hadir seorang guru besar dari Singapore. Umurnya memang masih muda, tapi pengalaman mengajarnya sudah banyak sekali. Namanya, Mr. Mustafa. Beliau datang ke pondok untuk mensupervisi kegiatan mengajar guru-guru di sini. Ya, termasuk aku!

Tibalah saat Mr. Mustafa masuk ke kelas Fisika. Seharusnya sih Bu Dwi, rekanku, yang mengajar Fisika di kelas IX B. Tapi karena dia gerogi akhirnya dilimpahkan kepadaku.

Ya, untuk pertama kalinya aku mengajar Fisika sekaligus disupervisi oleh guru besar dari Singapore. Rasanya? Gak usah ditanya deh. Deg-degkan banget!

Aku mengajar materi tentang listrik statis dan berbagai contoh fenomenanya. Mr. Mustafa sangat memperhatikan metode yang aku gunakan saat mengajar. Dan dia memberikanku masukan tentang cara tik tak ke siswa alias tanya jawab saat pelajaran berlangsung.

“Sudah sangat baik metode yang kamu gunakan. Kelas aktif, dan ilmu yang kamu transfer sepertinya diserap dengan baik oleh siswa. Tapi sebaiknya jangan mendominasi menjawab pertanyaan dari siswa. Sebelum menjawab kamu bisa pancing mereka untuk ikut berpikir apa jawabannya. Jangan langsung kamu yang menjawab ya! Pancing mereka untuk bersama-sama memecahkan masalah,” evaluasi dari Mr. Mustafa usai aku mengajar.

Yes, noted, Sir!

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)


Evaluasi dari santri-santri kelas 8 dan kelas 10

Intropeksi diri! Penting sekali bagi kita yang sedang diberi amanah. Amanah sebagai guru tidaklah mudah. Itu merupakan beban yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di dunia dan di akhirat kelak nanti. Kalau guru hanyalah sekedar pekerjaan, dan orientasi yang dikejar hanyalah gaji, maka sungguh merugi orang-orang yang diberi amanah sebagai guru. Semoga aku menjadi seorang guru yang paham tentang amanah. Amanah yang tidak hanya sekadar dijalankan saja, tapi juga selalu mau untuk intropeksi diri atas kinerja menjalankan amanah tersebut.

Terhitung sejak November 2015, berarti aku telah menuntaskan tujuh bulan amanahku untuk menjadi seorang guru. Di akhir pertemuan mata pelajaran Fisika, aku memberikan satu lembar sticky note kepada masing-masing santri yang aku ajar, diantaranya kelas 8 dan kelas 10 putra dan putri. Aku meminta mereka untuk mengevaluasi diriku sebagai guru fisika yang telah mengajari mereka beberapa bulan terakhir ini.

“Ibu mohon maaf apabila selama tujuh bulan terakhir ini, saya punya banyak salah sama kalian. Di akhir pertemuan kita pada semester ini, saya ingin meminta tolong untuk membantu saya mengevaluasi selama saya mengajari kalian. Silakan tulis apapun saran, kritik, kesan dan pesan untuk Ibu Gia selama mengajar fisika di kertas ini. Tidak usah tulis namamu ya! Kalau sudah, silakan tempelkan di papan tulis.”

Dan hasilnya adalah….

Positif
  1. Ibu Gia mengajarnya enak, seru, dan cepat masuk ke dalam otak. 
  2. Selalu memberikan inspirasi dan pengetahuan berupa cerita/ kisah dan video sebelum belajar fisika. Sehingga sangat menambah wawasan.
  3. Ibu Gia mengajarnya dekat dengan murid, friendly gitu. 
  4. Ibu Gia gurunya sangat sopan dan sering tersenyum.
  5. Diajarin sama Ibu Gia nyaman dan gak bikin bosan, sehingga yang tadinya gak suka fisika, jadi malah suka sama fisika.
  6. Kalau belajar fisika diulang-ulang terus materinya, sampai kita semua mengerti banget.
  7. Ibu Gia baik dan sangat menginspirasi dengan segala prestasinya.
  8. Datang ke kelas selalu tepat waktu.
Negatif
  1. Kalau menulis rumus mohon berurutan ya bu.
  2. Bikin soal suka kebanyakan dan agak susah.
  3. Kalau menjelaskan materi terkadang suka kecepetan.
  4. Lebih dekat dengan santri yang pintar, yang kurang pintar suka dicuekkin.
  5. Lebih banyak praktikum fisika dong bu.

Ya begitulah komentar para santri tentang amanah yang aku jalankan tujuh bulan terakhir ini. Alhamdulilah ada komentar positif dan juga negatifnya. Semoga ini semakin mamacuku untuk menjadi lebih baik lagi di tahun ajaran baru, insyaAllah.

Evaluasi dari Mr. Rizal dan guru-guru Ibad ArRahaman

Akhir Juni 2016 lalu adalah pekan rapat kerja guru untuk tahun pelajaran 2016/2017. Tepatnya pada tanggal 30 Juni 2016, beberapa guru diminta untuk microteaching di depan seluruh guru (guru KBM dan guru tahfidz) dan juga di depan Mr. Rizal Ali, seorang polisi, pengacara, dan juga pakar pendidikan dari Singapore.

Dua minggu sebelumnya, Pak Angga, kepala sekolah MTs, melelang siapa saja guru yang bersedia microteching pada tanggal 30 Juni mendatang. Guru-gurunya mewakili guru sains, guru PAI, guru bahasa, dan guru tahfidz. Entah aku lagi beruntung atau gimana, akulah yang langsung dimintai kesiapannya untuk mewakili dari guru sains.

“Untuk guru sains, Ibu Gia siap yah?” tanya Pak Angga, to the point.

Dengan singkat aku jawab, “Siap Pak!”

“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” (HR. Tirmidzi).

Setelah dipikir-pikir, kenapa harus aku ya yang jadi korban? Emmm… okelah gapapa, biar adil. Toh aku masuk ke sini kan tanpa melalui seleksi microteaching. Dan semoga saja, nanti aku bisa memberikan inspirasi metode mengajarku kepada guru-guru lain dan sekaligus pastinya aku akan mendapatkan komentar-komentar yang membangun tentang caraku mengajar.

Rasanya? Gak usah ditanya ya! Deg-degkan banget! Karena kali ini microteachingnya harus di depan Mr. Rizal dan seluruh guru Ibad ArRahaman.
Sebelum microteaching, pastinya aku mempersiapkan RPP untuk 30 menit mengajar. Aku buat sedetail mungkin. Selain itu, aku siapkan media-media penunjang lainnya seperti PPT, video, dan soal-soal.

Setelah aku berdiskusi dengan rekanku, Bu Dwi, akhirnya aku memutuskan untuk mengajar materi Hukum Pascal untuk kelas VIII SMP. Kenapa harus Hukum Pascal? Alasannya karena materi itu konsepnya sangat mungkin untuk dikaitkan dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, karena aku ternyata sudah siap dengan video-video materi Hukum Pascal.

15 menit sebelum aku maju untuk praktik mengajar, Mr. Rizal telah memeriksa RPP yang telah aku siapkan. Beliau bilang, “Wow, very detail! This really good!


Aku dipersilakan untuk maju yang pertama.

30 menit berlalu…. Aku mengajar seperti di dalam kelas dengan para guru-guru lainnya berperan sebagai siswa.

Usai mengajar, Mr. Rizal dan guru-guru lainnya memberikan komentar positif dan negatif dari hasil pengamatan selama aku mengajar.

Dan hasilnya….

Positif
  1. Administrasi RPP sudah dipersiapkan dengan sangat baik dan detail.
  2. Materi dan media sudah dipersiapkan dengan baik.
  3. Menguasai materi yang diajarkan.
  4. Penyampaiannya runtun.
  5. Sebelum pembelajaran dimulai mengecek kebersihan kelas dan kerapihan seragam siswa.
  6. Apresepsinya sangat menarik.
  7. Full energy.
  8. Ada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
  9. Kesimpulan di akhir pembelajaran melibatkan siswa.
  10. Mobile
  11. Mampu mengendalikan pertanyaan-pertanyaan siswa dengan sangat baik.
Negatif
  1. Materi yang disampaikan terlalu cepat.
  2. Ada pemilihan kata yang masih asing untuk diberikan ke siswa.
Alhamdulilah… alhamdulilah… alhamdulilah…

Semoga evaluasi-evaluasi ini semakin membuatku tidak pernah puas untuk meng-upgrade diri agar menjadi lebih baik lagi, tidak pernah puas untuk membenanahi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, dan mampu menginvestasi keunggulan-keunggulan yang telah dimiliki. Mari menjadi guru yang mampu mencetak orang-orang hebat! Karena kitalah, tonggak peradaban bangsa ini.

Ramadhan Kareem

Selasa, Juni 07, 2016 0 Comments A+ a-

Kiang Fahad Towards VS Grand Zam Zam
Januari, 2016

Berdoalah, 

Allahumma Innaka Afuwwun Karim Tuhibbul Afwa Fa’fuanna Ya Karim.
Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pemberi Maaf. Engkau menyukai sikap pemaaf. Maka, maafkanlah kami, wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.


Kamu sudah tahu waktu terkabulnya do'a di bulan Ramadhan? Menurut ulama ada dua waktu utama terkabulnya do’a di bulan Ramadhan lho. Kapan sajakah itu?

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).

Waktu Sahur


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).

Saat Iftaar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada tiga orang yang do'anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do'a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Namun do’a itu mudah dikabulkan jika seseorang punya keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, “Terkabulnya do'a itu dikarenakan benarnya i’tiqod, kesempurnaan ketaatan karena di akhir ayat disebutkan, ‘dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran’.” (Majmu’ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Perihal Ramadhan adalah bulan do'a, dikuatkan lagi dengan hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul Ahadits, 9: 224)

Semoga kita semua termasuk hamba-hambanya yang selalu beriman kepada-Nya. Aamiin...

6 Keunggulan Menjadi Guru Jebolan UNJ

Sabtu, Mei 28, 2016 0 Comments A+ a-




Fresh graduate asal UNJ memang agak sedikit berbeda nih! Bedanya, mereka memiliki beberapa kelebihan lho, jika mereka telah terjun ke dunia masyarakat sebagai guru. UNJ yang notabenenya sebagai penghasil dan pencetak guru-guru, ternyata memiliki beberapa keunggulan dibandingkan guru jebolan universitas lain! Gak percaya? Coba deh hubungi kakak-kakak tingkatmu yang sekarang sudah bekerja sebagai guru.

Baca juga: Menemukan Zona Nyaman

Beberapa kelebihan menjadi guru jebolan UNJ, diantaranya adalah:

Dicari-cari Banyak Sekolah



Bagi kamu yang sebentar lagi lulus dari UNJ, gak usah takut mencari pekerjaan. Karena mahasiswa UNJ yang telah mengantongi IPK Cumlaude, kamu siap-siap aja dicari oleh pekerjaan ya! Aamiin…. Semoga :)

Jadi, sebenarnya itu masih banyak sekolah yang membutuhkan SDM guru lho. Mindset mereka (pihak sekolah), UNJ adalah salah satu universitas terbaik mencetak guru-guru berkualitas di Indonesia. Jangan heran, setelah kamu lulus –terutama yang bergelar S.Pd- akan dicari-cari oleh pihak sekolah untuk merekrutmu sebagai guru di sekolah tersebut. Keren ya?

Selain karena faktor IPK yang cumlaude, faktor lain yang membuat kita dicari-cari oleh banyak sekolah adalah faktor kenalan alias link atau networking. Penting banget nih, sebelum kamu menjadi alumni UNJ, kalau bisa banyakin link ya. Salah satu cara supaya “pekerjaan yang mencari kita” adalah karena link kita yang luas. Lalu? Tinggal kitanya saja nih yang membuktikan bahwa kita memang lulusan UNJ yang berkualitas.

Lebih Kreatif dan Melek Teknologi



Mahasiswa UNJ (yang prodinya pendidikan) pasti dididik untuk menjadi guru-guru berkualitas yang kreatif dan melek teknologi. UNJ senantiasa memberikan bekal kepada setiap mahasiswa (kependidikan) bagaimana menjadi guru yang diidam-idamkan bangsa ini.

Ada beberapa mata kuliah yang memang harus diambil oleh mahasiswa UNJ demi menjadi guru yang berkualitas, seperti mata kuliah Desain Pembelajaran Sains, Keterampilan Mengajar, Pembuatan Media Pembelajaran dan masih banyak lagi. Mata kuliah itulah yang menjadi modal untuk menjadi seorang guru yang kreatif dan gak gagap sama teknologi.

Kelak, jika kamu berhasil lulus dari UNJ, semoga kamu menjadi salah satu guru jebolan UNJ yang berkualitas ya!

Gaul dan Kekinian Banget



Namanya juga UNJ, kampus negeri terbesar yang ada di tengah-tengah Kota Jakarta. Faktanya, banyak mahasiswa UNJ yang memang gaul dan kekinian banget. Gak percaya? Mampir deh ke UNJ! Bayangkan, kalau mereka (mahasiswa pendidikan) menjadi guru. Guru jebolan UNJ bakalan tetap gaul, misal seragam guru yang dipakai memliliki model yang agak berbeda dibandingkan seragam guru yang lain. Ada ajaaa gaya gaulnya deh.

Selain itu, guru jebolan UNJ juga kekinian banget. Mereka paham apa-apa saja yang lagi nge-trend saat ini. Lumayan banget, bisa tahu apa yang lagi nge-trend di kalangan siswa. Sehingga gak bakal jadi guru kuper deh!

Kuat Mental Alias Tahan Banting



Dari sembilan kampus terkenal di Indonesia, UNJ adalah kampus yang paling rendah standar pemberian nilai akademiknya oleh dosen kepada mahasiswa. Maksudnya, susah banget mendapatkan nilai yang terbaik dari dosen-dosen UNJ. Tenang, kita bisa ambil sisi positifnya ya. Sisi positifnya, mahasiswa UNJ jadi punya mental yang kuat alias tahan banting lho! Kebal dengan berbagai situasi alias mampu bertahan dikala badai menerjang.

Oia, jebolan PPG (Pendidikan Profesi Guru) UNJ juga keren banget! Sebelum menjadi guru, mereka diprogramkan melakukan pengabdian di daerah-daerah pelosok yang tersebar di seluruh Indonesia. Bayangkan, jika mereka telah lulus dari PPG UNJ, mereka akan menjadi guru jebolan UNJ yang tahan banting banget. Menghadapi situasi pendidikan serunyam mungkin, ataupun menghadapi siswa-siswi yang super bandel, pasti bisa ditangani deh.

Gajinya Gede



Sudah banyak nih guru jebolan UNJ yang menjadi PNS, nah jangan ditanya berapa nominal gajinya yaaaa. Kita yang sebagai fresh graduate jebolan UNJ juga gak perlu khawatir. Bagi kamu yang mendapatkan rezeki menjadi guru di sekolah swasta, gajinya lumayan lho. Kok bisa? Karena pihak sekolah/ yayasan melihat almamater kita, UNJ! Entah kenapa guru jebolan UNJ dipercaya untuk mengajar siswa-siswi di sekolah tersebut. Karena kepercayaan itulah, mungkin saja kamu akan mendapatkan gaji yang gede.

Bagaimana jika mendapatkan rezeki di sekolah negeri? Ooo.. berarti yaa kamu akan mendapatkan gaji guru honorer sesuai kebijakan gaji dari pihak sekolah.

Paham Psikologi Siswa



Di UNJ selain diajarkan bagaimana melihat perkembangan seorang perserta didik, diajarkan bagaimana membuat pembelajaran di kelas yang menyenangkan, dan masih banyak hal lagi, kita juga diajarkan tentang psikologi siswa lho! Semua mahasiswa prodi pendidikan UNJ pasti mengampu mata kuliah psikologi perkembangan deh. Ya kan?

Nah, hal tersebut merupakan bekal untuk menjadi guru kelak nanti. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional kita, salah satu pendekatan guru dalam proses pembelajaran adalah pendekatan psikologis. Oleh sebab itu, guru jebolan UNJ pasti sudah mengetahui dan memahami perkembangan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Tuh kan keren banget ya menjadi guru jebolan UNJ!


Genggam erat cita-citamu untuk menjadi guru jebolan UNJ yah! Mari berbangga menjadi jebolan UNJ!


*Tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi dan juga sudah diterbitkan oleh www.unjkita.com

Tips Jitu Ketika Galau Memilih Jurusan

Sabtu, Mei 28, 2016 0 Comments A+ a-

Sumber Gambar

Di awal kelas XII SMA
"Ghaliyah, kamu mau ambil apa nanti kuliahnya?" tanya Bu Echa, guru fisikaku saat SMA.
"Saya maunya Sastra Inggris di UNJ, bu," jawabku yakin.
"Ooh, tapi sebaiknya kuliah lah yang jurusan sesuai IPA, yaa," ungkap Bu Echa memberikan saran kepadaku.

Masih terekam jelas dialog singkat antara aku dengan Bu Echa. Dan entah mengapa dialog singkat itu sungguh sangat membuatku tersihir, dan memutuskan untuk membangun cinta kepada fisika. Cieeee! Ya, aku memilih untuk keluar dari zona nyamanku.

Baca juga: Keluar Zona Nyaman

Nah, aku pernah galau untuk urusan memilih jurusan saat kuliah. Kamu pernah juga gak? 

"Aku suka menghitung, aku suka menggambar, aku suka menulis, tapi aku ingin meningkatkan skill Bahasa Inggrisku. Aku harus di jurusan apa?"


“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).

Kamu mau masuk sebuah universitas, tapi masih ragu-ragu memilih jurusan yang cocok denganmu? Duh, jangan sampai salah jurusan deh ya! Awas, nanti nyesel di akhir lho.

“Kak gue salah memilih jurusan, gue gak kuat di jurusan ini. Lebih baik gue DO aja deh!” 

Nah lho! Kamu gak mau kayak gitu kan? Nah pas banget nih! Aku telah meramu tips jitu untuk kamu yang masih galau memilih jurusan.

Berikut ini pertimbangan-pertimbangan apa saja yang harus dilakukan sebelum menentukan jurusan yang kamu banget. Cek deh!


1. Sesuaikan dengan Minatmu atau Keluar Zona Nyaman Saja Sekalian!




Fenomena salah jurusan ini fakta dan sering banget terjadi. Kamu sudah senang benget lolos di salah satu jurusan di suatu universitas, tapi gak tahunya jurusan tersebut bukan minat kamu banget. Bisa saja, nanti kamu tidak akan pernah selesai sampai akhir alias DO. Atau paling nggak, kamu menjalani kuliah dengan perasaan yang galau selama menjadi mahasiswa di jurusan itu.

Nah, ketika kamu ingin kuliah di satu jurusan, usahakanlah kamu telah mengkaji dengan bertanya kepada dirimu sendiri seberapa jauh kamu paham dengan jurusan itu. Harus sesuai dengan minat yang kamu miliki! Ingat sesuai dengan minat ya, bukan berarti harus sesuai dengan kemampuanmu.

Ketika kamu bertanya ke diri sendiri misalnya, “Apakah gue benar-benar suka fisika?” Jika jawabannya “iya” maka kamu pilihlah jurusan fisika. Selanjutnya, kamu minati dan senangi jurusan itu sehingga ketika kuliah kamu akan merasa enjoy dan menikmati perkuliahan dengan baik. Urusan kemampuan jago atau tidaknya kamu di jurusan tersebut, tenang hal tersebut bisa diasah selama perkuliahan yang kamu jalani sangat kamu minati dan senangi.

Atau ada cara yang lain lho! Ini kisah nyataku sendiri. Caranya adalah keluar zona nyaman saja sekalian!

“Waktu gue SMA, gue suka pelajaran serba menghitung. Matematika gue oke banget nilainya! Dan semua pelajaran eksak juga oke-oke nilainya, kecuali fisika! Nilai fisika gue jelek terus, tapi membuat gue semakin penasaran dan tertantang. Oia, gue juga jago banget Bahasa Inggris. Kayaknya IP gue nanti bakalan gede banget kalau gue masuk jurusan Bahasa Inggris. Sebaiknya, gue masuk jurusan yang mana?”

Nah, untuk menjawab pertanyaan di atas hanya diri kamu sendirilah yang bisa menjawab dan mengambil keputusan. Karena pada akhirnya yang akan menjalani dan menerima konsekuensinya seumur hidup adalah diri kamu sendiri, bukan orang tua, teman, ataupun kakek nenek kamu.

Menurutku, keluar zona nyaman bukan berarti meninggalkan zona nyaman. Keluar zona nyaman berarti keluar, lalu cari dan segera menemukan zona nyaman yang baru. Nah, tidak masalah, jika kamu ingin mengambil pilihan yang keluar dari zona nyamanmu alias pilih bidang yang paling bikin kamu gak bisa, tapi penasaran dan tertantang banget. Di jurusan tersebut, kamu bisa membuat zona nyaman yang baru untuk dirimu sendiri.

“Terus gimana kalau gue memilih jurusan keluar dari zona nyaman, tapi gue gak mampu menjawab tantangan di depan mata gue saat kuliah berlangsung?” Ya, jangan let it flow dong! Ikan saja akan mati kalau mengikuti arus air. Apalagi kamu? Jadi, yuk, sekali-kali tantang diri kamu sendiri! Good is not enough, you must be different!


2. Mencari Informasi Sedetail Mungkin



Wah penting banget nih mencari informasi mengenai semua jurusan sedetilnya. Kamu bisa memulai mencari tahu dari jurusan tersebut akreditasinya apa, mempelajari apa, mata kuliahnya apa saja, dosennya dari lulusan mana, praktikumnya seperti apa, lulusannya bekerja di mana, kerjanya seperti apa dan ngapain aja.

Mencari informasi tersebut bisa dilakukan dengan browsing di situs resmi universitas yang kamu inginkan. Tapi yang paling efektif bertanya langsung dengan mahasiswa atau alumni yang pernah kuliah di jurusan tersebut. Kalau sudah mendapatkan semua informasi, kamu dapat merangkumnya dan dijadikan bahan untuk membantu memilih jurusan yang kamu minati banget! Ingat ya, jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau sekadar ikut-ikutan teman/ trend.

3. Pertimbangkan Daya Tampung atau Kuota dari Jurusan yang Diincar


Sebelum memilih jurusan yang kamu minati, pastikan bahwa kamu mengetahui seberapa banyak data daya tampung dan peminat di setiap jurusan ataupun program studi (prodi) yang ada di Universitas Negeri Jakarta.

Jika jurusan yang kamu minati memiliki kuantitas yang terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang, maka jangan membebani diri kamu dengan target untuk berkuliah di tempat favorit tersebut. Kamu bisa stres jika kehendak kamu tidak terpenuhi. Tapi, kalau kamu yakin, ya let’s go!

Maka, penting sekali untuk membuat banyak pilihan jurusan serta prodinya dengan memperkirakan persentase peluang masuk ke jurusan tersebut. Selain itu, kamu juga jadi mengetahui seberapa banyak sih saingan kamu untuk masuk di prodi pilihanmu. Informasi daya tampung atau kuota dari jurusan yang kamu incar, perlu sekali untuk kamu ketahui agar menjadi pertimbangan kamu, sehingga kamu siap menerima konsekuensi yang akan kamu dapatkan.

Baca juga: Daya Tampung dan Peminat SBMPTN Universitas Negeri Jakarta 2016

4. Pertimbangkan Juga Peluang Kerja Pasca Kampus



Kamu tahu gak sekarang ini banyak sarjana yang setelah lulus dia menyandang dua gelar sekaligus, yaitu gelar sarjananya dan gelar pengangguran. Nah, mempertimbangkan peluang kerja pasca kampus harus benar-benar diperhitungkan dengan matang ya!

Ada yang bilang kalau jangan memikirkan peluang kerjanya dulu, pikirkan saja bagaimana caranya agar kamu menikmati setip ilmu-ilmu yang akan kamu timba selama masa kuliah. Nah itu benar banget! Tapi, lihat juga ke depan setelah kamu lulus nanti.

Apakah jurusan yang kamu ambil nanti dapat mengantar kamu untuk mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja. Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman. Tetapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan kamu jauh dari orang-orang normal, maka jurusan apapun yang kamu ambil sah-sah saja.

Baca juga: 6 Keunggulan Menjadi Guru Jebolan UNJ

5. Jangan Lupa Persiapkan Biaya/ Cari Beasiswa dan Cari Pekerjaan Paruh Waktu



Biaya memang harus direncanakan, karena kuliah itu butuh foto copy, beli buku, makan, transport dan biaya untuk tempat tinggal dekat kampus (kost), dan lain-lain. Apalagi jika kamu memilih jurusan dan kampus yang memang benar-benar membutuhkan biaya ekstra. Bukan kepandaian saja yang dinilai tetapi seberapa jauh kemampuan kamu untuk membiayai keperluan perkuliahan.

Jadi untuk membantu meringankan beban kuliahmu, maka kamu harus punya target dapat beasiswa di kampus kamu itu. Misalnya, beasiswa di UNJ banyak banget, mulai dari beasiswa Bidik Misi, PPA, BBM, KSE, dan lain sebagainya. Maka, pandai-pandailah mencari informasi beasiswa ya!

Selain mencari beasiswa, kamu juga bisa bekerja paruh waktu/ freelance untuk mencukupi kebutuhan dana kuliah kamu. Jangan jadikan pula uang sebagai faktor yang sangat menghambat masa depan kamu ya!

Baca juga: 7 Pekerjaan Paruh Waktu yang Cocok untuk Mahasiswa UNJ

6. Cek Passsing Grade



Sebelumnya kamu tahu gak apa itu passing grade? Nah passing grade memiliki makna yang ambigu lho! Pengertian pertama, passing grade adalah batasan nilai minimum untuk masuk jurusan berdasar pada nilai ujian SNMPTN tahun yang lalu. Sedangkan, pengertian kedua passing grade adalah batasan nilai minimum untuk masuk jurusan berdasar pada data statistik nilai try out bimbel. Mana pengertian yang benar menurutmu?

Perlu kamu tahu, nilai ujian SNMPTN tidak pernah dikeluarkan oleh panitia SNMPTN lho! Ya, tidak ada yang resmi alias kalau kamu menemukan data passing grade ya itu hanya sekadar gambaran yang belum tentu valid.

Bimbel melaksanakan Try Out sebagai ajang latihan bagi siswa SMA, biasanya umum juga boleh ikut, untuk mengukur kesiapan siswa SMA menghadapi SNMPTN. Try Out merupakan cara yang efektif untuk melakukan simulasi dan mengukur apakah siswa sudah siap menghadapi SNMPTN dan mengetahui bagian mana yang masih perlu untuk ditingkatkan dalam belajarnya. Tapi hubungan secara langsung Try Out dengan kelulusan SNMPTN sebenarnya tidak ada lho!

Untuk memaksimalkan manfaat Try Out, supaya bisa digunakan mengukur kira-kira apakah kemampuan siswa sudah mencukupi memasuki jurusan yang diinginkan, maka dibuatlah passing grade, yaitu perkiraan nilai Try Out minimal yang dibutuhkan untuk seolah-olah bisa lulus masuk ke jurusan yang diinginkan.

Bimbel mengolah data nilai hasil try out tahun sebelumnya. Dari situ keluarlah data yang kemudian diasumsikan sebagai nilai minimal untuk memasuki suatu jurusan pada tahun lalu, yang disebut passing grade. Jadi, nilai passing grade ini sangtlah subjektif. Tapi sangat berguna untuk mengukur apakah kira-kira kemampuan kamu sudah mencukupi atau belum.

Sebaiknya, mengecek passing grade dapat kamu lakukan setelah kamu tahu jurusan apa yang akan kamu pilih. Dan digunakan untuk mengukur kemampuan kamu apakah sudah cukup atau tidak. Passing grade boleh dijadikan referensi, namun bukan yang utama ya!

Baca juga: Passing Grade Jurusan SNMPTN UNJ 2016


Ya, itulah beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan ketika kamu galau memilih jurusan di universitas yang diidam-idamkan. Semoga bermanfaat! Bagikan tips ini untuk adik-adik atau temanmu yang ngebet benget ingin menjadi mahasiswa ya.

Tulisan ini sudah diterbitkan di www.unjkita.com