Ketika Mawar Berhasil Berbincang dengan Sun Flower

Sabtu, Maret 12, 2016 0 Comments A+ a-

Tulisan didedikasikan untuk www.smilingsunflowerstories.tumblr.com


Hari ini cerah sekali. Cerah, tapi membingungkan semua bunga-bunga pekarangan. Ternyata, ada pelangi yang tiba-tiba saja muncul di saat cuaca cerah seperti ini. Padahal hari ini hujan belum datang. Kaget bukan main! Kaget, tapi bercampur bahagia. Siapa sih yang tidak bahagia jika melihat pelangi?

Termasuk aku. Aku sungguh bahagia melihat pelangi. Tapi pelangi kali ini agak berbeda. Pelangi tidak akan muncul begitu saja, jika bukan tanpa sebab. Harus ada pembiasan sinar matahari oleh hujan. Karena, tetes air hujanlah yang akan bekerja menyebarkan sinar matahari, sehingga terbentuk pelangi. Aku sedikit penasaran. Padahal, tidak ada hujan hari ini. Namun, mengapa bisa?

Hal yang sama juga terjadi dengan bunga-bunga lain. Mereka penasaran!

Bougainvillea bertanya, “Kok bisa yaaa ada pelangi itu?”

“Ya… itulah kuasa-Nya,” jawab Hibiscus rosasinensis, bunga sepatu berwarna kuning.

Usut punya usut, Allah telah memberikan kuasaNya kepada matahari, ituloh matahari yang dulu selalu tersenyum kepada seluruh bunga-bunga, tanpa terkecuali. Matahari kini diizinkan oleh Allah untuk berubah menjadi sosok pria idaman. Sosok pria saleh yang ternyata kemarin sudah mengunjungi rumah majikan pekarangan Sun flower. Lalu, Allah menghadiahkan pelangi hari ini sebagai tanda dari kabar bahagianya. Benarkah? Atau jangan-jangan si Barleria prionitis hanya menggosip saja menuruti imajinasinya.



***

Pekenalkan, aku si Rosa centifolia. Aku adalah mawar merah maroon dari spesies Cabbage Ros. Ya, agak sedikit berbeda dengan mawar-mawar lainnya. Tapi kali ini, aku bukan ingin menceritakan tentang kisahku. Aku hanya ingin bercerita tentang bunga lain. Si Bunga lain yang dulu pernah satu pekarangan denganku. Namanya, Sun flower. Walaupun kita pernah satu pekarangan, namun aku tak begitu mengenalnya. Yang kutahu, Sun flower adalah bunga yang unik. Ia terkenal karena kisahnya yang berwarna-warni. Ia juga lucu dan ramah kepada bunga-bunga lain.

Tibalah saatnya, aku dan Sunflower berpisah. Katanya, Sun flower akan dijadikan sebuah hadiah pernikahan seseorang.

“Seseorang menemui pengelola pekarangan bunga. Ia meminta izin untuk menjadikanku sebuah hadiah untuk pernikahannya. Ia berjanji akan menanmku di sebuah taman di dalam rumah mewah. Semoga saja aku diurus dengan baik oleh majikan baruku nanti. Katanya aku bukan hanya melambangkan keceriaan dalam pernikahannya nanti. Aku juga melambangkan kesetiaan,” cerita Sun flower sebelum berpisah denganku dan bunga-bunga lainnya ketika senja mulai menghiasi pekarangan.

Dan aku masih di pekarangan yang sama. Tidak hanya Sun flower yang harus berpisah denganku, tapi hampir 80% bunga-bunga lain ikut dipindahkan oleh pengelola pekarangan. Entah untuk apa. Mungkin saja hanya dipindahkan ke taman yang lain. Sebagai gantinya, pekarangan ini diganti dengan bunga-bunga yang baru. Ya, aku punya banyak teman baru lho! Ada Phalaenopsisamabilis, Tebernaemontana diviricata, Acacia fornesiana, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, kepindahan Sun flower dan beberapa teman-teman lamaku membuat matahari mengikutinya. Aku tak tahu mengapa. Emmm… bukan mengikutinya sih, hanya saja aku merasa bahwa matahari yang sekarang berbeda. Iya tak selalu tersenyum, seperti matahari yang dulu. Matahari yang sekarang, agak sedikit bijak dan disiplin. Tapi, aku tetap bahagia bersama bunga-bunga yang baru saat ini. Ukhuwah kita terjalin dengan baik, nyaris sempurna.

Matahari yang lama –yang suka senyum itu- ikut pindah mengikuti Sun flower dan teman-teman lamaku. Entah pindah atau berubah, aku tak tahu pasti. Kata si Barleria prionitis, ia tak sengaja pernah melihat matahari berubah menjadi sosok pria yang suka tersenyum. Rasa-rasanya tidak mungkin! Ah mungkin saja Barleria salah lihat atau hanya sekadar berimajinasi.


***

Setelah fenomena pelangi indah di hari yang cerah ini, aku nekat mencari Sun flower di taman sebelah. Lokasinya agak jauh. Aku memohon kepada pengelola pekarangan untuk diizinkan bisa bertemu dengan Sun flower. Ternyata diizinkan. Ya, karena aku punya banyak cara untuk mengobati rasa penasaran ini. Penasaran karena curiga dengan cerita si Barleria prionitis yang agak hiperbola itu.

Sampailah aku di sebuah rumah mewah yang memiliki taman bunga yang sungguh indah dan tertata rapi. Aku melihat Sun flower di pojok sebelah kanan. Ia sedang santai menikmati ice cream rasa banana peanut dengan susu coklat yang dibentuk seperti sebuah senyuman.

“Sun flower ya? Wah aku ikut berbahagia mendengar berita tentangmu!” Ungkapku ketika bertemu dengannya. Ternyata Sun flower kaget sekali. Padahal aku betemu dengannya, hanya ingin membuktikan apakah cerita si Barleria benar atau tidak.

Alhamdulilah.” Seperti biasa, Sun flower selalu mengekpresikan keceriaannya.

“Hai Rosa centifolia! Kamu apa kabar? Wah kita sudah beda pekarangan ya….” lanjut Sun flower berbasa-basi denganku.

“Kabarku baik. Aku hanya sedang memantaskan diri saja untuk menjadi bunga mawar maroon yang shalihah hehehe,” jawabku senyam-senyum.

Sun flower menawarkan ice cream-nya. Sebenarnya aku ngiler benget ingin mencicipi. Tapi aku harus fokus dengan satu tujuan demi mengobati rasa penasaranku.

“Ada apa kemari, Rosa?” tanya Sun flower.

“Aku mau bertanya, tipsnya apa Sun flower? Ada kekuatan doa, mungkin?” Tanyaku to the point kepadanya.

“Oooh.. kamu ke sini, karena telah melihat fenomena pelangi itu ya. Alhamdulilah, Allah memberikan kuasa-Nya untukku. Masih ingat dengan Matahari yang selalu senyum saat kita masih di pekarangan yang sama? Nah, kini Matahari itu telah berubah menjadi sosok pria yang saleh. Ia telah menemui majikanku. Tentu kamu pasti tahu selanjutnya. Sebentar lagi, aku pun diizinkan oleh Allah untuk berubah menjadi sosok wanita lho! Doakan aku ya, Rosa.”

“Jadi ternyata benar rumor yang diceritakan oleh Barleria,” ucapku dalam hati.

“Maaf, Sun flower, kamu belum menjawab pertanyaanku,” lanjutku mengingatkannya.

Dengan tenang, Sun flower menjawab, “Emm… apa ya… justru Matahari datang ketika aku memundurkan niatku itu. Jadi mungkin Allah memberi ketika aku dirasa sudah butuh.”

“……” Aku terdiam. Berusaha mencerna maksud dari jawabannya. Baiklah, aku mulai lagi dengan pertanyaan yang lain.

“Sun flower, apakah kamu selalu menyebut nama Matahari di doa-doa yang kamu panjatkan kepada Allah?” tanyaku kepadanya.

Ia menghembuskan napas. Lalu menjawab, “Nggak kok. Bahkan aku masih tidak menyangka bahwa Mataharilah orangnya, Rosa.”

“Wow keren banget ya skenario Allah!” ungkapku sambil mengucap syukur.

“Ibarat anak panah, ia bisa melesat tepat ke sasaran atau melesat kemana-mana. Rencana Allahlah yang selalu tepat, Rosa. Siapapun yang dihadirkanNyapun semoga tepat, InsyaAllah. Bukan untuk menjadi ujian, namun semoga jadi keberkahan. Aamiin…. Kata Ayahku, Jodoh, rezeki, maut itu kehendak Allah,” lanjut Sun flower.

Oke, aku ajukan pertanyaan selanjutnya, “Perlukah kita membidik satu saja? Padahal belum tentu tepat sasaran. Atau kita…. Emmm apa yaa yang harus dilakukan sebaiknya menurutmu, Sun flower?”

“Nanti Allah kasih sesuai kebutuhan. Allah akan mempertemukan dengan si dia dalam perjalanan,” pungkasnya.

***

Cerita ini berdasarkan ringkasan chit chat antara aku dan Kak Oyi. Jujur, baru melek pagi ini, eh udah dapat undangan japrian langsung dari Kak Oyi. Dan sebenarnya, kemarin tuh grup BEM UNJ –bahkan sampai pagi ini- heboooooh banget! Termasuk gue masih speechless gitu. Makasih Ka Oyi untuk kalimat akhir yang bikin heboh grup BEM UNJ 2015 pagi ini. Barakallah, kakakku, Kak Oyi dan Kak Reza. Terus berkarya, ya kak Oyi! Dan tetaplah jadi artis Instagram yang punya love-nya banyaaaaak banget *apasih* Doain Gia yaaaaa, Syawal 2017! Aamiin… *Kok jadi gue yang minta doa sih?*

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!