Bukan Sekadar Chit Chat

Senin, Maret 21, 2016 1 Comments A+ a-


Minggu lalu, aku dapat kabar gembira! Lolos FIM 18 tahap pertama, Alhamdulilah. Maka, akupun harus mengikuti tahap kedua, yaitu interview. Interview dilakukan via skype, dan aku dikeroyok oleh dua interviewer -yang karya dan kontribusinya sudah gak diragukan lagi-. Namanya Mas Aye dan Mas Jodi. BTW, Mas Aye ini calon kepala sekolah di tempat aku mengajar lho! Kebetulan banget yah. Kitapun melakukan interview selama kurang lebih 20 menit.

Dan aku berhasil dibuat kicep alias gak bisa berkata-kata. Oh God! Mungkin karena aku juga kurang persiapan kali ya. Gak nyangka sama semua pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Jadinya, aku menjawab pertanyaan mereka ngalir saja gitu.

Lusanya, gantian.

Giliran aku yang jadi interviewer! hahaha. Rasanya seru sekali, bisa membalas dendam! please, jangan diikuti ya. Jadi, ada 77 peserta interview yang berhasil sampai ke seleksi VTIC Cycle 5 tahap ketiga untuk regional Jabodetabek-Banten.

Awalnya dibuat santai, kayak chit chat gitu. Tapi ini, bukan sekadar chit chat!


Aku dan Rachman saat Seleksi Tahap 3 untuk VTIC Cyle 5

Karena emang niatku untuk membalas dendam, akhirnya pertanyaan-pertanyaan interviewer FIM, aku tanyakan pula saat seleksi interview untuk VTIC Cylce 5. Huh! Seru banget rasanya! hahaha.

Nah, untuk kamu yang belum tahu apa itu FIM, FIM itu singkatan dari Forum Indonesia Muda alias kumpulan aktivis, pemuda, pemudi, seniman, dan lain-lain yang sudah mempunyai karya dan kontribusi untuk bangsa dan negara Indonesia. Ini ajang bergengsi banget! Di sana kita bisa saling berkolaborasi untuk membuat karya/ project. Aku sudah mencoba dua kali, dan gagal. Payah yah? Aku sudah mencoba FIM 16 dan FIM 17, tetap saja Allah belum menginzinkan aku untuk menjadi bagian dari FIM. Semoga FIM 18 ini, aku bisa menjadi salah satunya ya. Aamiin...

Nah kalau VTIC, ini juga gak kalah keren dari FIM. VTIC singkatan dari Volunteerism Teaching Indonesian Children. Intinya VTIC sedang menyeleksi 700 calon relawan pengajar muda yang siap untuk mengajar anak-anak buruh migran Indonesia di Serawak, Malaysia. Tahun ini adalah angkatan kelima. 

Aku dikasih kesempatan untuk menjadi interviewer VTIC. Seleksi interview Regional Jabodetabek-Banten diadakan di Asrama Sunan Giri, Ramangun. Aku terbang dari Pandeglang menuju Rawamangun. Sekalian mau silahturahmi juga sama teman-teman dan dosen. Kebetulan santri-santri lagi UTS, jadi aku bebas! Yey!

Serunya menjadi interviewer adalah aku bisa membaca karakter berbagai calon peserta. Ada yang melankolis, ada yang bersemangat, bahkan ada juga yang datar-datar saja. Alhamdulilah, dari 17 peserta yang aku dan Rachman (partner) interview, ada tiga peserta yang sampai nangis bombai dan ada satu peserta yang matanya sudah berkaca-kaca. Usut punya usut, kata panitia VTIC lainnya, aku ini terlalu menakutkan saat memberikan pertanyaan seleksi interview, sehingga banyak peserta yang jiper (takut) gitu. Maafin ya...

Namun, gak semua salahku juga, pokoknya! Peserta interview banyak yang berbicara dari hati mereka. Melankolis abis deh. Bahkan ada satu peserta yang di awal optimis banget, berbicaranya meyakinkan, dan sepertinya orangnya tegar. Dan eng ing eng.... menjelang pertanyaan pamungkas, akhirnya iapun menangis bombay.

Pertanyaan yang bikin peserta ketakutan diantaranya:

  • Apa motivasimu mengikuti VTIC? 
  • Apa kontribusi yang dapat kamu berikan pasca VTIC?
  • Menurutmu apa sih yang bisa membuat orang lain terinspirasi dengan cerita VTICmu nanti?
  • Berikan alasan kepada kami (interviewer) agar kami dapat memilih kamu dibandingkan kandidat lain?
Zonk! Akupun ketika ditanya pertanyaan seperti itu saat interview FIM via Skype, jawabannya juga banyak yang ngaco. Jujur, akupun jiper pula. Yang bikin peserta ketakutan ketika di-interview adalah gaya bicara interviewer-nya. 

Misalnya, yang pertanyaan keempat. Peserta menjawab, "Aku orang yang mau belajar, aku punya tekad yang kuat, aku sudah tahan banting. Aku bisa menginspirasi orang, bla.. bla.. bla...". Lalu, interviewer, selalu mengelak jawaban peserta, mereka berdalih, "Lho, kandidat lain juga banyak kok yang mau belajar, banyak juga kok yang mempunyai tekad yang kuat, bla.. bla.. bla..." Alhasil, pesertapun dibuat bingung dan harus berpikir cepat, kira-kira jawaban apa yang membuat interviewer bisa puas.

Apalagi, ditambah gaya bicaraku yang agak sengak banget! Dor! Peserta banyak yang menangis gara-gara pertanyaan pamungkas itu. Kalau aku saat ditanya sama interviewer FIM, aku malah cengar-cengir, dan mengulang dengan yakin jawaban yang telah aku sebutkan.

Jadi, untuk kamu yang pernah aku interview, maafin aku ya... maafin kalau kamu gak lolos VTIC. Tapi doakan aku lolos FIM, hehehe

Selamat untuk kamu yang lolos VTIC!

TIPS:
Ingat, interview (untuk keperluan seleksi suatu acara/ kegiatan) itu bukan sekadar chit chat. Jawaban kamu yang sudah dilatih berulang-ulang kali sebelum interview kelihatan banget lho! Boleh santai, tapi tetap fokus. Jawaban jujur jauh lebih baik, daripada jawaban yang dilebih-lebihkan. 


Bersama Keluarga VTIC

1 Cuap Cuap:

Write Cuap Cuap
Selasa, Maret 22, 2016 delete

Gia emg bisa bikin jiper ya? Bukannya jiper mulu? Hehehee

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!