Diskusi Online tentang Esai

Minggu, Maret 20, 2016 3 Comments A+ a-


Seru deh! Ternyata teknologi memudahkan segalanya yah. Salah satunya, aplikasi pesan untuk smartphone yang menggunakan paket data internet atau wifi, yaitu WhatsApp. Saat ini, satu grup WhatsApp bisa memuat 256 orang lho! Rame yah?


Seiring dengan hausnya mendiskusikan sebuah materi, tak jarang WhatsApp juga digunakan oleh penggunanya untuk berdiskusi secara virtual, bisa lewat kata-kata ataupun dengan voice note. Bahkan bisa juga lewat gambar, video, dan saling berkirim file documents.


Satu minggu yang lalu, ada sebuah grup WhatsApp yang isinya terdiri dari 147 mahasiswa/ alumni berbagai universitas di Indonesia. Admin grup tersebut meminta aku untuk menjadi pemateri tentang sebuah topik yang sangat dengan mahasiswa, yaitu tentang esai.


Esai ternyata menjadi topik pertama yang didiskusikan di grup itu. Alasannya, karena banyak mahasiswa yang kesulitan membuat esai untuk tugas kuliah ataupun untuk diikutkan lomba atau syarat dari seleksi suatu acara.


Diskusi tentang Esai dimulai dari pukul 20.00 sampai 21.30 WIB. Namun, 30 menit sebelum diskusi dimulai, peserta diskusi yang ingin mengikuti diskusi online ini diminta untuk mengisi presensi. Dan tepat pukul 20.00 WIB diskusipun dimulai. Diskusi kali ini mengangkat tema "Lebih Dekat Mengenal Esai: Rekam Jejak Solusi-solusi Terbaikmu untuk Bangsa Kita".


Moderator:

Assalamu'allaikum. Selamat Malam semuanya! Perkenalkan saya Dhori Pridana, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Malam hari ini, saya akan menjadi moderator dalam forum diskusi atau lebih tepatnya forum berbagi ilmu dari teman-teman kita lainnya. Kali ini kita akan membahas tentang Esai dg dipandu oleh teman kita Mbak Gia dari UNJ.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, budaya membaca di Indonesia sampai saat ini masih sulit diterapkan. Ia mengatakan budaya membaca buku sampai saat ini masih rendah. Berdasarkan data UNESCO, presentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen. Hal tersebut tersebut berimbas pada minat menulis masyarakat Indonesia, terutama dalam dunia ilmiah.


Minat menulis jurnal ilmiah di Indonesia masih rendah. Data dari Scientific American Survey (1994) menunjukkan kontribusi tahunan Scientist dan Scholars Indonesia pada pengetahuan (knowledge), sains, dan teknologi hanya 0,012 persen. Fakta tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kontribusi Singapura yang mencapai 0,179 persen.


“Tentu kalau dibandingkan dengan sumbangan ilmuwan di AS tidak signifikan karena disana mencapai 20 persen,” papar peneliti dari Jurusan Kimia FMIPA UGM, Prof.Dr. Mudasir, M.Eng


Baiklah tanpa berlama-lama, mari kita sapa pemateri kita.

Selamat malam Mbak Gia!


Gia: 
Assalamu'allaikum. Selamat malam, teman-teman!
Hallo Dhori. Terima kasih sudah berkenan menjadi moderator.

Izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu yaaa.. Nama saya Sitti Ghaliyah. Pemilik www.giaghaliyah.com *jadi promo deh* Biar lebih akrab, silakan berkunjung ke sini 🏻


           

Yuk teman-teman kita mulai berdiskusi...


Moderator: 
Oke mbak salam kenal! Baik yg pertama, bisa mbak menjelaskan apa itu essai? Barangkali di sini masih banyak teman-teman yang belum mengetahuinya.

Gia:

Akupun mulai meng-copy beberapa paragraf yang memang sudah aku tuliskan di postingan sebelumnya. Aku memang sudah mempersiapkan materi Esai sebelum diskusi virtual dimulai. Ini dia link materi Esai Merekam Jejak Melalui Esai. Tapi, aku hanya meng-copy isi materi tersebut ketika moderator bertanya. Alhamdulilah, pertanyaan moderator sudah tersedia semua di link tersebut. Berarti aku berhasil membuat isi materi yang sesuai dengan pertanyaan moderator.

Moderator:

Baiklah, pertanyaan terakhir saya sebelum saya persilakan teman-teman untuk bertanya dan diskusi.

Bagaimana agar kita dapat dengan mudah melihat suatu masalah (yang nantinya akan kita jadikan topik esai) dan dapat memberikannya solusi. Sesuai tema pada diskusi ini.



Gia:
Wowwwww masalah banyak banget lho! Ada di segala bidang. Ada di sekitar kita. Salah satunya ya harus paham isu. Namun untuk pemula, kamu bisa menulis Esai berdasarkan masalah atau topik yang diberikan pada lomba-lomba Esai. Lomba-lomba Esai tuh banyak banget. Kamu bisa mulai berlatih dengan mengikuti lomba-lomba yaaa.

Di lomba-lomba ituu akan menantang kita dengan suatu permasalahan. Lalu, cari referensinya dulu deh.. Alias paham isunya dulu..

Lalu, moderatorpun akhirnya mempersilakan peserta diskusi online untuk mengajukan pertanyaan ke aku.



                                       
Penanya Pertama:
Mas Dhori, Mbak Gia mau tanya...
Muhammad Alimul Fadilah_UMS Surakarta_ Mau nanya nih Mbak Gia, untuk pemula/ yang masih belum bisa sama sekali menulis essai, bagaimana caranya ya biar kita itu bisa menuulis essai sederhana pelan-pelan sambil belajar juga tapi juga berbobot, tidak asal tulis aja gitu mbak, jadi kita yang pemula ini selain belajar, kalo ada event atau lomba-lomba bisa ikut dan dipertimbangkan juga, ada tips dan trik khususnya nggak nih dari Mbak gia, matur nuwun.

Gia menjawab:
Waaaaah pertanyaaannya aku banget tuh waktu dulu!

Jawabannya adalah JAM TERBANG MENULIS. Pengalaman aku, menulis esai juga gak langsung jago. Gak langsung menang lomba-lomba. Tapi bertahap!


Dimulai dari.... Suka menulis. Aku membiasakan diri dengan menulis blog. BTW, mampir yaaa ke www.giaghaliyah.com  *kan jadi promosi lagi haha*


Setelah kamu sudah jatuh cinta dengan menulis, aku sebel karena tulisanku kok gak berkualitas yaaa... Maka, aku mencoba dengan banyak membaca juga. Lalu paham isu dengan cara banyak diskusi. Setelah itu, aku memberanikan diri untuk mengikuti lomba-lomba esai deh. Beeeh gak pernah menang hahaha.. Tapiiii, lama-lama jadi belajar sendiri, oooo esai yang baik tuh giniii toh! Kuncinya belajar dari pengalaman dan jam terbang menulis diperbanyak ya!

Penanya Kedua:
Gia, Kang Dhori, aku ingin bertanya.

Tryas_Universitas Muhamadiyah Surakarta_Gia, apa bedanya esai lomba dan esai untuk beasiswa?


Gia menjawab:
Bedanya, esai lomba mempunyai struktur yang harus kamu taati. Caranya biar menang pelajari lima karakteritik esai yang sudah aku paparkan sebelumnya ya. Esai beasiswa hampir sama. Namun keunikannya, lebih ke arah to the point, harus jujur, dan bersifat kontribusi. 

Teman-teman lain yg ingin menambahkan jawabanku sangat aku persilakan yaaaa.

Penanya Ketiga:
Mbak gia, Mas Dhori aku mau nanya .
Ucup_UMS Solo_Apa sih manfaatnya menulis esay buat kita ?

Gia menjawab:
Okey pertanyaanmu aku jawab dengan quote yaaa...
Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini. -Sitti Ghaliyah-
Jadi, esai ya bukan sekadar tulisan biasa! Ia sangaaaaaaat bermanfaaat. Ia akan merekam jejak-jejak buah pemikiran plus solusi yang kita tawarkan untuk permasalahan bangsa dan negeri kita ini.
Menulis Esai termasuk berkontribusi lho! Termasuk aksi nyata juga! Karena ia bisa menebarkan banyak inspirasi dan solusi-solusi.

Trus bedanya sama nulis yang semacam perlombaan PKM dan lain-lain, apa mbak ? Kan sama sama mengangkat permasalahan yang ada dan memberikan solusinya... Awam nih aku

Gia menjawab: 

Bedaaaaa.. Jelas beda! Udah beda tingkatan kalau kita membicarakan menulis PKM..

Yaapsss sama-sama mengangkat permasalah dan memberikan solusi kok!

Esai nulisnya individu, gak berkelompok loh yaaa... Secara strukturpun juga beda.
Namun Esai tuh seru! Karena lombanya Banyak sehingga melatih kemampuan menulis kita juga.

Penanya Kelima:
Haii Gia, mau nanya ya... 🏻

Melly_Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


1. Kesalahan paling umum dalam menulis esai biasanya apa aja, ada solusi biar kesalahan bisa dideteksi penulis sebelum keburu di-submit?


2. Misal esai ini digunakan untuk beasiswa atau lomba, apa sih yang menarik perhatian adjudicator dalam menilai, (diluar konten isi materi ya)?


Gia menjawab:
Untuk pertanyaan pertama.
Aaaaaa inii dia pertanyaan yang aku tunggu-tunggu!
Kebetulan aku beberapa kali sering diminta menjadi juri lomba Esai nasional. Nah, aku jadi paham nih kesalahan yg sering dilakukan oleh si penulis esai.

Kesalahan-kesalahan tersebut, diantaranya:


  1. Salah struktur. Banyak yang gak paham maksud dari pendahuluan itu apa sih.
  2. Tulisan gak punya sub judul (di bagian isi Esai).
  3. Gak ada benang merah antara satu sub dengan sub lainnya.
  4. Lupa pakai kesimpulan nih.
  5. Ada yg pakai kesimpulan, tapi bentuknya point per point. Yang benar addalah tetap paragraf yaaa!
  6. Tulisannya gak fokus. Melebar kemana-mana.
  7. Referensinya gak ada. Sedikit sekali.
  8. Banyak yg suka menggunakan data atau referensi alot. Maksudnya referensi yang sudah enam tahun lalu.
  9. Lupa ada daftar isi.
  10. BANYAK TYPO! ini nih yang ngebetein. Baru mau baca atau baru mau menilai esai peserta, tapi sudah ilfeel gara-gara paragraf di awal ada typo-nya.

Nah, pertanyaan yang kedua...

Judul dulu yang dilihat! Keren gak yaaa judul nya... Ini sih selera juri aja.


Lalu pendahuluan! Saya sangat menkankan ke teman-teman untuk hati-hati menulis pendahuluan yaaa. Karena itulah kesan pertama untuk menarik perhatian juri. Ingat di akhir paragraf pendahuluan, kalau saran saya kasih pertanyaan. Jadi, ujungnya tuh kalimaat pertanyaan alias rumusan masalah dari tulisan esai kamu.

Moderator:

Baiklah karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.28 WIB, maka diskusi akan segera berakhir. Untuk Mbak Gia, bisa sampaikan closing statement untuk teman-teman.

Gia:


"Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini."

Jadi, esai ya bukan sekadar tulisan biasa! Ia akan merekam jejak-jejak buah pemikiran plus solusi yang kita tawarkan untuk permasalahan bangsa dan negeri kita ini. Gimana? Sudah tertarikkah kamu menulis esai?

Aku seneng banget, dengan menulis esai uang jajan buat ngampus gak pernah habis hihihi. Walaupun tanggal tua, dompetku gak pernah kering loh, hanya kerena menulis esai. Karena banyaaaaaak sekali lomba-lomba esai untuk mahasiswa S1/ D3 dan hadiahnya gile-gile deh pokoknya! Mau lihat kumpulan esai-esaiku? Boleh banget silakan kunjungi http://www.kompasiana.com/giaghaliyah.

Diskusipun berakhir. Notulis membagikan rangkuman dari diskusi yang telah dilakukan.

Karena waktunya cepat sekali berkahir, maka ada beberapa peserta diskusi yang memilih untuk chat aku langsung untuk bertanya mengenai esai.

Penanya Keenam
Kalau misalkan baru suka membaca dan belum suka menulis, apa yang cocok untuk ditulis pertama kali atau apa pematiknya mbak? Kalau resensi buku boleh gak untuk ditulis pertama kali?

Gia menjawab:
Blog! Suer jawabannya blog. Latihan menulis di blog. Pematiknya terinspirasi dengan tulisan orang lain. Maka, kamu akan ngileeeeer pengen ikutan nulis kayak si dia. Wah bagus banget kalau sudah suka membaca! Tulisan kamu insyAllah akan berkualitas, aamiin. Boleh! Boleh tulis apapun di blogmu itu. 

Penanya Ketujuh
Bagaimana cara membudayakan menulis?

Gia menjawab:
Berusaha menulis apa saja. Mungkin bisa dimulai lewat blog. Intinya ada niat mau menulis dan membiasakannya.


Ok, itulah rangkuman diskusi online tentang esai. Semoga bermanfaat! Semangat menulis esai, guys! Jangan sungkan bertanya apapun tentang esai ke aku yaaaa *beh sok jagonya mulai deh gi* Oia, mereka banyak yang memanggil aku dengan sebutan "mbak", sejujurnya aku lebih menyukai dipanggil dengan panggilan, "Kak" Ok?


3 Cuap Cuap

Write Cuap Cuap
Unknown
AUTHOR
Minggu, Maret 20, 2016 delete

Baguusss bgttt kaaa..

Reply
avatar
Asep Haryono
AUTHOR
Minggu, Maret 20, 2016 delete

Jelas. Giaaaaaaaaaa
Siapa duluuu

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Selasa, Maret 22, 2016 delete

Aduh jadi malu *ngumpet di balik pohon*

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!