Jalan-Jalan Dosa, Apaan Gii?
Malaaaamm 10:20 P.MHaloohaaaa, sabtu malam yang biasa aja seperti biasanya ^_^
Oiaa, sabtu malam atau malam sabtu sih yang bener?
Sampe sekarang gue masih bingung tau. huuuuu ~,~
Oke kali ini gue mau nunjukin Tulisan yang ANEH, ANEH banget sumpah dah. huahhaha
Dan juga ulasan dari tulisan ini :)
Tulisan Puisi ini, gue tulis sewaktu kelas X, alias 4 tahun yang lalu.
Gue gak sengaja banget, nemu nih tulisan di selipan Buku Catatan Bahasa Indonesia.
Tulisan itu adalah sebuah PUISI.
Dulu yaaa, gue bikin PUISI ini, beeehh antusias banget dah.
Tapi ane lupa dapet insipirasinya dari mana nih gan
Yaudah tanpa basa basi, (tapi tadi gue hampir makan nasi yang sedikit lagi mau basi, alias masih basa) aduhh apaan sih gue -__-", Inilah dia, PUISI gue.
jrreeennngggg
jrrreeeenngggg
jjrreeennnggg
Aku Bertanya
di Jalan-Jalan Dosa
Karya:
Sitti Ghaliyah
Ku melangkah
menyusuri jalan-jalan dosa
Berjalan
pelan-pelan, meniti hidup yang kian murka
Hari demi hari
ku terus bertanya
Mengapa Ku
hidup di tengah manusia yang penuh kemurkaan?
Di jalan-jalan
dosa, ku mencari sebuh Taman Keindahan yang Abadi
Melihat dengan
teliti, namun taman itu tidak ada, selama
jalan dosa masih ada
Selama ku
mencari, disana sini banyak mahluk bertanduk yang mengganggu
Jam demi jam
Ku terus bertanya
Akankah ada
seorang manusia yang dapat melihat Taman Keindahan yang Abadi, di tengah
kemurkaan?
Sekarang aku
tidak hanya melangkah…
Ku
berlari-lari menyusuri jalan dosa
Arahnya
berkelok-kelok, tidak ada yang lurus
Menit demi
menit, lagi-lagi ku bertanya
Maukah manusia
berlari-lari menyusuri jalan dosa dengan arah yang lurus?
Semua
pertanyaan ini ..
Hanya dapat
dijawab oleh, Manusia yang mempunyai hati yang kuat dalam mencari Taman
Keindahan yang Abadi
Apakah itu
kau?
Dan aku
berharap..
Detik demi
detik, aku bisa melangkah
Pelan-pelan di
jalan dosa dengan arah yang lurus…
Dan aku
bertanya? Di Jalan-jalan dosa
Tulisan gue (4 tahun lalu) Tampak Depan
Tampak Belakang
Ulasan :::
Judulnya adalah "Aku Bertanya di Jalan Jalan Dosa"
Nah pertanyaan gue yak, sama si Penulis geblek ini, Jalan-jalan Dosa itu ada di provinsi mane siiihh?
Jalan-jalan Dosa apaaaann wuuyyy? ~sewot~
Emang Dosa bisa jalan yak? hehehe
Bait Pertama:
Ku melangkah
menyusuri jalan-jalan dosa
Berjalan
pelan-pelan, meniti hidup yang kian murka
Hari demi hari
kuterus bertanya
Mengapa Ku
hidup di tengah manusia yang penuh kemurkaan?
Lagi-lagi gue tanya yaaa, lu nyusurin jalan-jalan dosa itu daerah mana sih? Provinsi dimandosdos giii?
Nah pertanyaan yang patut dijawab, kenapa baru bait pertama, lu udah maen nanya-nanya seeh gii? hahaha
Nanya sama siapa pula Kau? Sama yang baca puisi geblek lu, Hah?
Teruss yaa, lu nanya "Mengapa hidup di tengah manusia yang penuh kemurkaan?" <-- Lu juga murka dong.. hahaha. Atau jangan-jangan lu nanya tentang manusia yang murka, karena lu bukan manusia yak? hehe
Bait Kedua:
Di jalan-jalan
dosa, ku mencari sebuh Taman Keindahan yang Abadi
Melihat dengan
teliti, namun taman itu tidak ada, selama
jalan dosa masih ada
Selama ku
mencari, disana sini banyak mahluk bertanduk yang mengganggu
Jam demi jam
Ku terus bertanya
Akankah ada
seorang manusia yang dapat melihat Taman Keindahan yang Abadi, di tengah
kemurkaan?
Mahluk bertanduk yang menggangu, Setan yeh maksudnyee?
Lu nanya-nanya mulu giii, lu nanya-nanya sempet-sempetnya yaaa, ngeliat jam.
Taman Keindahan yang Abadi itu, SYURGA yaa maksudnya?
Lah ngapain pula dicari-cari giii? hahaha aneh lu
Terus Jalan Dosa apaaan toh?
Baik Ketiga:

Sekarang aku
tidak hanya melangkah…
Ku
berlari-lari menyusuri jalan dosa
Arahnya
berkelok-kelok, tidak ada yang lurus
Menit demi
menit, lagi-lagi ku bertanya
Maukah manusia
berlari-lari menyusuri jalan dosa dengan arah yang lurus?
Lu Lari-larian yah giii? Nyari jalan jalan dosa apa, Jogging seh, atau jangan-jagan malah lomba lari yaaa? hehehe
Gilaa lu yaaa, sempet-sempetnya ngitungin menit -_-"
Lu lari yaa lari aja toh gii, ngapain pula ngajak-ngajak orang lain. Hah?
Aduuhh gue masih bingung ini loh ~,~ Jalan dosa itu daerah maneeee? helloooooo?
Ohh gue tau, jangan-jangan jalan menuju Puncak yaa?
Abisnya berkelok-kelok siih.. hehe
Bait Keempat:
Hanya dapat
dijawab oleh, Manusia yang mempunyai hati yang kuat dalam mencari Taman
Keindahan yang Abadi
Apakah itu kau?
Saaadaaaapppp... "Apakah Itu Kau?"
Maksudnyee, lu nanya yah giii, siapa yang bisa jawab soal-soal UTS Fisdas. Yaa jawabannya Bang Idrus lah, kalo gak kokoh yoooo
EEiittss salah deng, "Apakah Itu Kau?" itu maksudnya, si penulis geblek itu nanya ke (Readers her Poem) tentang pencariannya yang punya Hati terbuat dari Baja dan Besi.
Lagiaann nulisnya, kok "Hati yang Kuat", seeehh gii? wkwkwk geblek lo.
Bait Terakhir:
Dan aku
berharap..
Detik demi
detik, aku bisa melangkah
Pelan-pelan di
jalan dosa dengan arah yang lurus…
Dan aku
bertanya? Di Jalan-jalan dosa
Lu Kalo melangkah dihitung perdetik yah giii? wekekek fisika bgt seeeh, pasti percepatan dan kecepatannya diitung juga lagi ~_~"
SUMPAH gue masih bingung loh, jalan-jalan dosa tuh arah mana seeeh, daerah manaa? Hah?
Emang jalan-jalannya melakukan korupsi yaaa, atau jangan-jangan maling lagii yaaa alias melakukan tindakan kejahatan begicuu..
Kan kasian giii, moso jalan-jalannya jadi berdosa, makanya si Penulis geblek ini nyebutnya "jalan-jalan dosa yak"?? hehehe
Terusss yaa, jalan-jalan dosanya berkelok-kelok lah, Lurus lah. Haddeeeehhh ~_~ bingung gue, jalan-jalan dosa ntu apoosseeehh giii? wkwkk (moso yang bikin, nanya balik sama yang bikin) <-- bener-bener aneh.

Sebenernya mah maknanya tuh dalem banget tauuu...
Iihhh sayang banget gue lupa, dapat inspirasi dari mana yaaa, tentang "Jalan-Jalan Dosa"?
Yoowweeesss, Buat Readers, lu artiin sendiri yaaa, makna dibalik PUISI gue yang super ANEH ini.
Thank you Readers, yang sudah sempet membaca :)
2 Cuap Cuap
Write Cuap Cuapsial
Replyko gue? haha
palingan gue cuman bilang "jangan diulang mulu gi seperti atom yg bertabrakan" #eh
huahaha.. ~ngakak~ --> "sial" jargonnya BunNdez
ReplyTerima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!