Kualitasnya Pendidikan (TASNYA DIDI)
Siaanggg 12:20 P.M
OOwalah, ini essay aneh judulnya. wkwkk Koplak.
Yang ini buat DataPrint. Semoga bisa! amin.
Ketentuannya sih yaa maksimal 500 kata saja. Tapi ini nih 725 kata. WADUH.. gue bingung bagian mana yang harus dibuang. #Semogatidakadayangcopypaste# Amin. Ini sekedar share yooo ^_^
hehhee, kalau aneh dan gak nyambung maaf yaaa readers,newbie di dunia ke-essay-an. Bismilah ingin bisa belajar lebih banyak lagi tentang essay.
Ditunggu Kritik dan Sarannya =D
TASNYA DIDI
(Kualitasnya Pendidikan)
Oleh: Sitti Ghaliyah
Physics Education Non Reguler 2011
Universitas Negeri Jakarta
Universitas Negeri Jakarta
Pendidikan mempunyi
arti yang sangat berarti dan juga sebuah amanah yang penting untuk Negara
Indonesia tercinta ini. Pendidikan di Indonesia cukup tertinggal dibandingkan
negara-negara lain. Apa yang membuat hal itu terjadi? Mengapa Pendidikan di
Indonesia cukup tertinggal dengan negara-negara lain? hal tersebut yaitu karena
“Tasnya Didi” alias Kualitasnya Pendidikan di Indonesia.
Kita mengetahui, peran Pendidikan bagi sebuah
Negara sangatlah penting. Karena cikal bakal pemimpin, perwakilan rakyat, pengusaha,
dan orang-orang penting lainnya yang menjadi tombak negara ini, yaitu PENDIDIKAN.
Apalah jadinya jika mereka memiliki pendidikan yang minim dengan kualitas yang
kurang baik. Cikal bakal sebuah negara adalah pendidikan, tanpa pendidikan
tidak akan melahirkan orang-orang yang mampu membawa sebuah negara menjadi
lebih baik dan maju.
Ibarat seorang Kapten
kapal laut yang tidak mengerti arah mata angin dan juga tidak mengerti kemudi
kapal, lalu bagaimanakah nasib kapal laut itu jika, Kapten kapal tersebut bodoh? Mungkinkah
tersesat di tengah laut nan luas? mungkinkah tertabrak batu karang? atau
mungkinkah tenggelam? Semuah hal itu bisa saja terjadi jika kapal tersebut
dipimpin oleh seorang Kapten kapal yang kurang pintar alias tidak mempunyai
pendidikan yang maksimal dengan kualitas yang kurang baik.
10 huruf tersebut yaitu
“Pendidikan”, telah membuat saya merubah haluan cita-cita saya sewaktu kecil.
Sewaktu kecil cita-cita saya adalah menjadi seorang Pelukis. Tetapi, setelah
saya tumbuh besar dan melihat dengan jelas realita pendidikan di Indonesia,
membuat saya merubah cita-cita saya tersebut, dari seorang Pelukis sehingga
ingin menjadi seorang Guru. Langkah saya pun tergerak untuk kuliah di jurusan
Pendidikan lebih tepatnya Pendidikan Fisika. Saya ingin sekali menjadi Gurunya
orang-orang penting dimasa depan, demi mendidik mereka agar Indonesia menjadi
lebih maju dan lebih baik lagi. Karena faktor penentu yang paling penting terhadap
kualitas pendidikan adalah GURU.
Tokoh guru penting
karena kehadirannya langsung terkait dengan pendidikan, sedangkan kegiatan yang
disebut “Pendidikan” ini menentukan sekali masa depan dari kelompok manusia
yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, pendidikan nasional kita
membentuk hari-hari mendatang Indonesia. Tidak mungkin ada pendidikan yang efektif
tanpa guru. kualitas keprofesionalan guru harus dapat mengantisipasi agar tidak
ketinggalan dan tetap bisa berada di permukaan ide vital, kebudayaan, dari
zaman yang berlaku. Maka, guru professionallah yang sangat diperlukan untuk
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Tetapi, banyak
guru-guru di Indonesia yang belum mengerti arti esensi pendidikan yang
sebenarnya. Alhasil, banyak guru yang hanya sekedar mengajar dan hanya
memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Bila esensi Pendidikan Modern adalah “Life
Long Education”, maka seorang guru professional seharusnya memiliki
keinginan kuat untuk terus belajar demi meningkatkan kualitas kerjanya.
Kualitas kerja guru perlu diketahui karena tidak setiap orang mampu meneruskan
pengetahuan dan keterampilannya kepada orang lain dengan cara yang mudah
ditangkap oleh orang lain. Sungguh miris jika, banyak guru-guru di Indonesia
yang belum mengerti arti esensi pendidikan yang sebenarnya, pastaslah kualitas
pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain.
Berhubung dengan itu
dapat kiranya disimpulkan beberapa gradasi mutu keguruan seorang guru atau
tenaga pengajar disemua jenjang pendidikan. Guru “biasa” hanya
berbicara secara informative. Guru “yang baik” berusaha membuat dirinya
dipahami. Guru “yang lebih baik” menunjukkan
bagaimana berbuat sesuatu yang naluriah atau ilmiah. Guru “yang terbaik”
mengobarkan kegairahan belajar dan semangat ilmiah dalam pikiran anak didiknya.
Indonesia membutuhkan guru “TERBAIK”
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Lalu, bagaimana caranya
untuk guru-guru yang hanya sekedar mangajar saja agar bisa ikut andil menjadi
faktor penentu yang paling penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia?. Untuk mewujudkan tujuan yang mulia itu guru-guru memerlukan suatu
penataran yang mencerahkan, yang berpotensi memantapkan pelaksanaan fungsinya
selaku “Pendidik” dan bukan sekedar “Pengajar”. Dia harus bisa menjadi
pendidik karena dia harus bisa membuat anak didiknya tidak sekedar “terpelajar”
(well learned) tetapi lebih daripada
itu, “terdidik” (well educated).
Kualitas Pendidikan
yang baik adalah Kualitas yang mampu memberikan “fasilitas mendidik” untuk
semua Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia, bukan hanya sekedar “fasilitas
mengajar” saja. Kualitas Pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan guru-guru
“Terbaik” dan mengerti esensi pendidikan yang sesungguhnya. Indonesia harus
mampu mengejar ketinggalannya dalam bidang Pendidikan dengan negara-negara lain
yaitu, dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Leornado da Vinci
berujar, “Chi non puo quell che puo
voglia” artinya “Siapa yang tidak sanggup meraih keinginannya, dia harus
menginginkan kesanggupannya”. Maxim dari Leonardo inilah yang perlu
dihayati benar oleh para guru atau calon guru yang sejujurnya tidak
bercita-cita menjadi guru. Dia harus mencintai profesi guru. kecintaan ini
harus dibuktikan dengan kesediaan terus belajar demi perbaikan kualitas
profesionalnya dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!