Kualitasnya Pendidikan (TASNYA DIDI)

Sabtu, Februari 25, 2012 0 Comments A+ a-


  Siaanggg 12:20 P.M

OOwalah, ini essay aneh judulnya. wkwkk Koplak.
Yang ini buat DataPrint. Semoga bisa! amin. 
Ketentuannya sih yaa maksimal 500 kata saja. Tapi ini nih 725 kata. WADUH.. gue bingung bagian mana yang harus dibuang. #Semogatidakadayangcopypaste# Amin. Ini sekedar share yooo ^_^

hehhee, kalau aneh dan gak nyambung maaf yaaa readers,newbie di dunia ke-essay-an. Bismilah ingin bisa belajar lebih banyak lagi tentang essay.
Ditunggu Kritik dan Sarannya =D



      TASNYA DIDI
(Kualitasnya Pendidikan)

Oleh: Sitti Ghaliyah
Physics Education Non Reguler 2011 
Universitas Negeri Jakarta

           Pendidikan mempunyi arti yang sangat berarti dan juga sebuah amanah yang penting untuk Negara Indonesia tercinta ini. Pendidikan di Indonesia cukup tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Apa yang membuat hal itu terjadi? Mengapa Pendidikan di Indonesia cukup tertinggal dengan negara-negara lain? hal tersebut yaitu karena “Tasnya Didi” alias Kualitasnya Pendidikan di Indonesia.


 Kita mengetahui, peran Pendidikan bagi sebuah Negara sangatlah penting. Karena cikal bakal pemimpin, perwakilan rakyat, pengusaha, dan orang-orang penting lainnya yang menjadi tombak negara ini, yaitu PENDIDIKAN. Apalah jadinya jika mereka memiliki pendidikan yang minim dengan kualitas yang kurang baik. Cikal bakal sebuah negara adalah pendidikan, tanpa pendidikan tidak akan melahirkan orang-orang yang mampu membawa sebuah negara menjadi lebih baik dan maju.

Ibarat seorang Kapten kapal laut yang tidak mengerti arah mata angin dan juga tidak mengerti kemudi kapal, lalu bagaimanakah nasib kapal laut itu  jika, Kapten kapal tersebut bodoh? Mungkinkah tersesat di tengah laut nan luas? mungkinkah tertabrak batu karang? atau mungkinkah tenggelam? Semuah hal itu bisa saja terjadi jika kapal tersebut dipimpin oleh seorang Kapten kapal yang kurang pintar alias tidak mempunyai pendidikan yang maksimal dengan kualitas yang kurang baik.

10 huruf tersebut yaitu “Pendidikan”, telah membuat saya merubah haluan cita-cita saya sewaktu kecil. Sewaktu kecil cita-cita saya adalah menjadi seorang Pelukis. Tetapi, setelah saya tumbuh besar dan melihat dengan jelas realita pendidikan di Indonesia, membuat saya merubah cita-cita saya tersebut, dari seorang Pelukis sehingga ingin menjadi seorang Guru. Langkah saya pun tergerak untuk kuliah di jurusan Pendidikan lebih tepatnya Pendidikan Fisika. Saya ingin sekali menjadi Gurunya orang-orang penting dimasa depan, demi mendidik mereka agar Indonesia menjadi lebih maju dan lebih baik lagi. Karena faktor penentu yang paling penting terhadap kualitas pendidikan adalah GURU.

Tokoh guru penting karena kehadirannya langsung terkait dengan pendidikan, sedangkan kegiatan yang disebut “Pendidikan” ini menentukan sekali masa depan dari kelompok manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan kata lain, pendidikan nasional kita membentuk hari-hari mendatang Indonesia. Tidak mungkin ada pendidikan yang efektif tanpa guru. kualitas keprofesionalan guru harus dapat mengantisipasi agar tidak ketinggalan dan tetap bisa berada di permukaan ide vital, kebudayaan, dari zaman yang berlaku. Maka, guru professionallah yang sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Tetapi, banyak guru-guru di Indonesia yang belum mengerti arti esensi pendidikan yang sebenarnya. Alhasil, banyak guru yang hanya sekedar mengajar dan hanya memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Bila esensi Pendidikan Modern adalah “Life Long Education”, maka seorang guru professional seharusnya memiliki keinginan kuat untuk terus belajar demi meningkatkan kualitas kerjanya. Kualitas kerja guru perlu diketahui karena tidak setiap orang mampu meneruskan pengetahuan dan keterampilannya kepada orang lain dengan cara yang mudah ditangkap oleh orang lain. Sungguh miris jika, banyak guru-guru di Indonesia yang belum mengerti arti esensi pendidikan yang sebenarnya, pastaslah kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara lain.

Berhubung dengan itu dapat kiranya disimpulkan beberapa gradasi mutu keguruan seorang guru atau tenaga pengajar disemua jenjang pendidikan. Guru “biasa” hanya berbicara secara informative. Guru “yang baik” berusaha membuat dirinya dipahami. Guru “yang lebih baik” menunjukkan bagaimana berbuat sesuatu yang naluriah atau ilmiah. Guru “yang terbaik” mengobarkan kegairahan belajar dan semangat ilmiah dalam pikiran anak didiknya. Indonesia membutuhkan guru “TERBAIK” untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Lalu, bagaimana caranya untuk guru-guru yang hanya sekedar mangajar saja agar bisa ikut andil menjadi faktor penentu yang paling penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?. Untuk mewujudkan tujuan yang mulia itu guru-guru memerlukan suatu penataran yang mencerahkan, yang berpotensi memantapkan pelaksanaan fungsinya selaku “Pendidik” dan bukan sekedar “Pengajar”. Dia harus bisa menjadi pendidik karena dia harus bisa membuat anak didiknya tidak sekedar “terpelajar” (well learned) tetapi lebih daripada itu, “terdidik” (well educated).

Kualitas Pendidikan yang baik adalah Kualitas yang mampu memberikan “fasilitas mendidik” untuk semua Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia, bukan hanya sekedar “fasilitas mengajar” saja. Kualitas Pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan guru-guru “Terbaik” dan mengerti esensi pendidikan yang sesungguhnya. Indonesia harus mampu mengejar ketinggalannya dalam bidang Pendidikan dengan negara-negara lain yaitu, dengan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Leornado da Vinci berujar, “Chi non puo quell  che puo voglia” artinya “Siapa yang tidak sanggup meraih keinginannya, dia harus menginginkan kesanggupannya”. Maxim dari Leonardo inilah yang perlu dihayati benar oleh para guru atau calon guru yang sejujurnya tidak bercita-cita menjadi guru. Dia harus mencintai profesi guru. kecintaan ini harus dibuktikan dengan kesediaan terus belajar demi perbaikan kualitas profesionalnya dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. 


Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!