Saat Santri Terserang Virus Merah Jambu

Jumat, April 01, 2016 6 Comments A+ a-

Sumber Gambar
What must I do?

Saat itu sedang ada kelas Pendalaman Materi (PM) fisika sesi sore untuk persiapan Ujian Nasional. Aku dan kelas IX A Putri men-drill banyak soal pada waktu itu. Mungkin sekitar 60 soal fisika ludes kita lahap semua, lho!

Senja mulai menampakkan kecantikannya. Pendalaman Materi harusnya selesai pada pukul 17.00 WIB. Apalah daya, aku dan santri asyik berdiskusi tentang jodoh, sehingga kelas PM harus berakhir pada pukul 17.30 WIB. Ya, mereka telah terserang virus merah jambu! Santri yang luar biasa memang, mampu belajar fisika, namun tak ketinggalan bahasan tentang si virus merah jambu itu.

Once again, what must I do?

Salah satu kondrat manusia adalah mencintai lawan jenisnya. Cinta ini biasanya akan tumbuh seiring bertambahnya umur apalagi setelah memasuki usia baligh. Seorang laki-laki akan memasuki usia baligh pada usia 15 tahun, sementara perempuan biasanya memasuki usia baligh saat berumur lebih dari 9 tahun. Dalam usia tersebut, ketertarikan terhadap lawan jenis mulai muncul dengan sendirinya.


Baca juga: Ketika Ibu Guru Gia Marah, Rasanya itu...

Noted! Aku tahu itu. Santri-santriku ini memang jauh dari orang tua mereka. Anaknya di pondok, orang tuanya ya di rumah. Sebenarnya peran orang tua sangat berpengaruh sekali untuk memperhatikan perkembangan anak-anak mereka yang sudah memasuki usia baligh. Tapi ini kan di pondok? Jadi yang memperhatikan mereka siapa? Jawabannya tentu ibu dan bapak pengganti-yang setiap hari bertemu- di pondok. Ustadz dan ustadzahnya lah harus mampu berperan menjadi orang tua pengganti.

Begitupun dengan aku. Aku harus pandai-pandai alias sekalian belajar juga buat jadi ibu shalihah ketika berhadapan dengan para santri yang telah memasuki usia baligh *asiiiik*

Dua soal fisika terkahir, tiba-tiba saja ada santri yang bertanya. Ku kira ia bertanya mengenai soal fisika, tapi tahunya...

Saat itu, salah satu santri putri, mengajukan pertanyaan, "Ibu Gia pernah pacaran gak?"

Hahaha untungnya gak pernah. Maka, dengan santai aku jawab, "Wah gak pernah dong!"

"Kok bisa gak pernah, bu?" celetuk santri lainnya.

"Iya, karena saya tahu, pacaran itu mendekati zina!" pungkasku. Dan seketika santri lain mulai ikut fokus mendengarkan.

"Di sini ada yang pacaran?" tanyaku untuk seisi kelas.

"Wah dia bu. Dia.. dia..." kelas gaduh. Santri-santriku mulai saling tunjuk menunjuk. Tak sedikit yang mengelakkan.

"Dengarkan, Nak, Islam tak mengajarkan yang namanya pacaran. Kenapa? Karena itu merupakan salah satu zina. Masih ingat di salah satu ayat (ayat 32) di surah Al-Isra? Kalau tidak salah, 'Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk'," kataku untuk memperingatkan mereka.

"Saya paham sekali umur kalian ini sudah memasuki usia baligh. Wajar, kalau laki-laki suka sama perempuan, dan begitupun sebaliknya. Malah aneh, kalau rasa itu tidak ada. Jangan-jangan....nggak normal lagi," lanjutku.

"Tuuuuuh kan... denger tuh kata Bu Gia. Iya bener bu, wajar dong ya kalau kita suka-sukaan," celetuk salah satu santri.

"Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita." (Qs. An-Najm: 45)

"Masih ingat di surah An-Nur bahwa wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula?" tanyaku kepada seisi kelas.

"Iyaaaa bu. Tahuuuuuu....." sahut beberapa santri. Yang lainnya, ada yang mengangguk-angguk kepalanya.

"Maka bukan pacaran jalannya. Karena pacaran itu termasuk zina lho! Yaaaa ada yang berdalih, katanya sih pacaran versi islami. Itu gak ada ya, Nak! Kita memikirkan si dia saja itu sudah zina pikiran. Tenang, jodoh masing-masing dari kita sudah Allah persiapkan di lauhul mahfudz."

Akupun mulai melajutkan penjelasanku. "Dan lebih parahnya berdua-duaan. Dalam Islam, hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram itu ada aturannya, lho! Salah satu hadist, Nabi bersabda, 'Janganlah kalian berdua (laki-laki dan perempuan) berkhalwat kecuali ada bersamanya mahramnya.' Sudah jelas sekali, bukan pacaran jalannya."

"Bu, tapi kalau udah terlanjur suka bagaimana?" tanya salah satu santri.

"Ya lupakan! Kita harus pandai-pandai membentengi hati kita. Al-Qur'an solusinya. Buat apa kalian menghapal Al-Qur'an? ya karena hati kalian ini sedang dibentengi oleh Al-Qur'an. Dan kalian pun harus menjaga Al-Qur'an sampai ke hati kalian," jawabku dengan pasti.

"Di sini ada yang sudah ngebet mau ketemu jodohnya?" tanyaku memecahkan lamunan mereka.

"Kalau ada, jalannya adalah dengan menikah! Sudah siap menikah?" Dan seketika seisi kelas hening kembali.

"Kita sebagai perempuan harus memantaskan diri. Bagaimana caranya? Yaitu dengan cara memperbaiki akhlak dan memperbanyak beribadah dan berdoa. Kamu bisa berdoa kepada Sang Pemilik Hati Manusia untuk hati kamu ini selalu dijaga oleh-Nya sampai waktunya tiba. Tiba untuk dipertemukan jodohmu sendiri. Kalau belum siap menikah ya, kita harus selalu menjaga diri dalam bergaul. Agar tidak jatuh kepada hal-hal yang dilarang agama. Kita bisa menyibukkan diri dengan belajar fisika sampai pintar dan terus menghapal Al-Qur'an. Ingat, dalam Islam, cinta tertinggi kita adalah cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW," jelasku.

Suasana Pendalaman Materi Fisika Sesi Malam

***

Seru ya ngomongin si virus merah jambu sama para santri. Kata-kataku di atas sekalian juga untuk memperingatkan diri ini yang masih banyak sekali kekurangannya.


Baca juga: Sampai Kapan, Bu?

Santri-santri putri memang lebih "bawel" banget kalau udah terserang virus merah jambu dibandingkan santri-santri putra. Yang namanya ngecengin atau ngatain, si dia pasangannya sama si dia, itu sudah sering terjadi. Ada juga yang menuliskan nama si ikhwan yang disukainya di buku pelajaran. Maka, PR untukku adalah ikut mengawal isu virus merah jambu ini dikalangan santri.

Semoga hatiku dan hati mereka selalu dijaga oleh-Nya. Aamiin...



Dan, sekali lagi ingat ya...

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga)." (Qs. An-Nur: 26)

6 Cuap Cuap

Write Cuap Cuap
Ila Rizky
AUTHOR
Sabtu, April 02, 2016 delete

Bener banget, Gia. Anak2 harus tahu bahayanya, tapi biasanya mereka susah untuk dengar kalau pakai kata jangan :D Lebih baik pakai pendekatan analogi atau emacamnya biar ada diskusi sebelum masuk ke topik utama.

Reply
avatar
Sabtu, April 02, 2016 delete

Haha itu gimana ya kalau lihat santri terserang sama virus merah jambu pasti aneh, tapi untuk saja keserang virusnya virus merah jambu dan tidak terserang virus zombie.
Ahi hi hi.

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Sabtu, April 02, 2016 delete

Noted! Oke mbak, next time akan aku coba beranalogi ria yaaaakss :D

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Sabtu, April 02, 2016 delete

Aneh? Lumrah sih kayaknya. Asal dikawal aja terus virusnya.

Reply
avatar
Senin, April 04, 2016 delete

kalo gw ditanya pernah pacaran pasti jawabnya "iya"
kenapa putus?
"Menikah itu ibadah, baik, sunnah rasul, tinggal kita yang pilih mau dipertemukan dengan si jodoh pakai cara yang baik atau nggak."
hehe

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Kamis, April 07, 2016 delete

Ketika jodoh datang, dapetnya dari cara pacaran atau menanti dengan sabar? gitu kan ya Mbak Tres?

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!