Profil 500 Kata: Hadiah Bertubi-tubi!

Selasa, April 12, 2016 3 Comments A+ a-

Aku dapat tugas! Sebenarnya simpel, tapi cukup menyita waktu untuk menyelesaikannya. Bunyinya seperti ini:

Tiga puluh lima hari lagi jelang Pelatihan Bukalapak Forum Indonesia Muda yang kita nantikan bersama. Untuk itu, ada hal-hal yang perlu untuk teman-teman laksanakan dalam beberapa hari ke depan. Sebelum pelatihan, peserta diminta untuk mengerjakan tugas prapelatihan. Tugas pertama adalah mengisi profil peserta, seperti apa peserta ingin dikenalkan ke publik. Profil peserta diisikan di sini, dengan deadline tanggal 13 April 2016 pukul 23.59 WIB.
Setelah buka link yang telah diberikan, ada salah satu kolom untuk membuat narasi dengan panjang maksimal 500 kata dan menggunakan sudut pandang orang petama. Narasi tersebut harus mencakup:
  1. Memuat biodata pribadi (TTL, tempat tinggal, jurusan kuliah, aktivitas saat ini.
  2. Menceritakan latar belakang (pengalaman hidup).
  3. Menceritakan karya dan prestasi (juara A, B, C, kontribusi di X, Y, Z).
  4. Menuliskan cerita singkat apa rencana proyek yang akan dilakukan pasca Pelatihan BLFIM.

Baca juga: I AM PART OF BLFIM 18: Usaha Memang Tak Mengkhianati Hasil
Alhamdulilah, narasi telah rampung dengan jumlah 500 kata pas! Yey! Ternyata cukup sulit merangkai empat point di atas untuk menjadi satu kesatuan narasi.

Menunggu Senja bersama Santri


Hadiah Bertubi-tubi!

Aku lahir dari rahim seorang ibu yang tangguh, 22 tahun lalu, tepatnya tanggal 13 September. Ia memberi nama anak pertamanya, Sitti Ghaliyah, yang artinya perempuan berharga. Sejak kecil, aku sudah diajari oleh ibuku tentang artinya sebuah perjuangan. Ia mendidik ketiga putrinya seorang diri sejak berumur 27 tahun. Ya, ayahandaku, sudah kembali ke pangkuan-Nya sejak umurku lima tahun.

Sejak SMA, aku sudah dilatih oleh ibuku untuk menjadi guru, yakni guru gambar untuk anak-anak di sekitar rumah. Uang yang aku peroleh sejak itu, digunakan untuk mencukupi kebutuhan uang jajanku sendiri. Sungguh, ibuku adalah wanita tangguh yang menjadi role model untuk anak-anaknya.

Aku tinggal di daerah Jakarta Utara, terkenal dengan banyaknya transformers yang lalu-lalang. Sudah enam bulan aku meninggalkan hiruk-pikuk Kota Jakarta. Kini aku sedang mengabdi di pelosok Pandeglang. Skenario Allah memang indah! 

Pasca lulus dari Jurusan Fisika Universitas Negeri Jakarta, aku ditawari oleh dosenku, “Gia, maukah membantu saya untuk membangun sebuah sekolah?” 

Baca juga: Cara Agar Siswa Jatuh Cinta dengan Fisika

Padahal aku sudah berencana untuk menjadi news researcher di salah satu media massa nasional, namun Allah dengan mudahnya membalikkan niatku. Ya, aku terima tawaran dosenku. Kini, aku sedang mengabdi di sebuah pondok pesantren, Ibad ArRahaman Islamic Boarding School, untuk mendidik calon mujahid dan mujahidah masa depan. Aku menjadi salah satu pendidik fisika di sana. Bertemu dan merangkai kisah bersama santri dan santriwati. Bukan hanya aku yang meneransfer ilmu fisika, tapi mereka telah banyak menginspirasiku.

Allah memberiku nikmat sakit, sakit yang cukup menyita waktu selama delapan bulan. Tuberculosis Paru-paru, nama penyakitnya. Waktu berjalan begitu cepat. Allah memberiku hadiah bertubi-tubi! Seharusnya aku bisa menamatkan masa studi S1 hanya dengan waktu 3,5 tahun. Namun, sayang gagal. Ternyata, Allah mengganti dengan diberikannya hadiah hibah PKM (Progaram Kreativitas Mahasiswa). Hibah itu ibarat beasiswa untuk pengerjaan skripsiku. Alhamdulilah, PKM berjalan dengan baik, dan skripsiku rampung di waktu yang tepat. 

Baca juga: TBC Membuat Skenario Hidupku Semakin Indah

Hampir di waktu yang bersamaan, Allah memberiku hadiah lagi! Aku berhasil mendapatkan medali emas dalam acara International Young Inventors Awards 2015. Penemuanku adalah aplikasi modul elektronik sebagai bahan belajar mandiri untuk siswa SMA. Aku menamainya PENGOLEKSI (Paket Lengkap Modul Elektronik Fisika). Di dalamnya tidak hanya ada tulisan tentang materi fisika saja, tapi juga ada gambar, video, animasi, silmulasi, dan soal-soal evaluasi. PENGOLEKSI ini kompatibel di laptop, netbook, ataupun notebook. Aku senang sekali, akhirnya aku bisa membuktikan bahwa maha karya skripsi tidak berakhir di rak perpustakaan kampus saja, tapi juga bisa menjadi karya nyata untuk perubahan lebih baik.

Di bulan yang sama, tanpa bosan, Allah memberiku hadiah selanjutnya! Aku dinyatakan sembuh oleh dokter. Senangnya bukan main saat itu! Oleh karena itu, aku diizinkan untuk mengabdi selama sebulan di Serawak, Malaysia bersama 40 relawan muda lainnya. Tidak hanya bertemu dengan anak-anak buruh migran Indonesia saja, tapi aku juga diberi kesempatan untuk mendidik dan memberikan semangat menempuh pendidikan tinggi.

Kecintaanku terhadap dunia pendidikan, membuatku tertarik untuk membuat sebuah proyek. Sasarannya adalah guru-guru sekolah non formal di Serawak, Malaysia. Aku akan bekerja sama dengan VTIC Foundation mendatangi 17 sekolah-sekolah non formal. Aku dan tim akan berusaha meningkatkan kualitas cara pengajaran guru-guru di sana. Semoga terwujud di Agustus 2016 mendatang! Aamiin.



Salam, 
*form Profil peserta BLFIM harus menyertai link foto




3 Cuap Cuap

Write Cuap Cuap
Nur Rochma
AUTHOR
Kamis, April 14, 2016 delete

Selamat atas semua pencapaiannya! Barokallah. Semoga proyeknya lancar jaya. Salam sukses! Aamiin.

Reply
avatar
Adi Febrian
AUTHOR
Senin, April 18, 2016 delete

kalau liat perjalanan kak gia ini rasanya aku malu sendiri sama diri sendiri. kalau kak gia di beri ujian dari Allah swt gak pernaj ngeluh malahan terus bersyukur. beda sama aku yg anaknya mudah ngeluh, mudah malas, jarang bersyukur. semoga bisa kaya kak gia deh ;)

tetap sehat kak gia ;)

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Kamis, April 21, 2016 delete

Hadiah bertubi-tubi membuat kak Gia semakin berprestasi. Notenook atau notebook ?? Hihihi

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!