Demam Ujian Nasional

Selasa, Mei 10, 2016 3 Comments A+ a-


Hari ini adalah hari kedua santri-santriku melaksanakan Ujian Nasional. Demam Ujian Nasional telah melanda santri-santriku dan siswa SMP lainnya. Semoga demamnya adalah ruh semangat untuk memberikan kebanggan dari proses dan hasil yang terbaik.

Sesudah shalat isya, ada dua santri putri menghampiriku. Mereka langsung to the point bertanya kepadaku, walaupun diawal percakapan ada adegan lempar-lemparan siapa yang ingin mengajukan pertanyaan. Tapi, akhirnya, Lala yang bertanya. "Ibu, bagaimana agar kami mendapatkan nilai UN yang bagus?"

2 detik...

3 detik..

Berselang tiga detik, aku jawab pertanyaan mereka. "Nak, hanya kuasa Allah yang bisa membuat nilai UN-mu menjadi bagus!" pungkasku.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al Ikhlas: 2)

Mereka saling bertatapan. Mungkin di hatinya bertanya-tanya, apa maksud Ibu Gia yah?

Oke, aku sejujurnya bingung mau jawab apa. Analisis pertama, kalau dari redaksi pertanyaanya, santri-santriku telah merasa terancam dengan adanya Ujian Nasional ini. Mereka menjadi takut dan khawatir. Dan sejujurnya, itulah yang paling aku sedihkan. Mengapa ya mereka khawatir dengan kemampuannya?

Selain itu, berdasarkan redaksi pertanyaannya, santri-santriku masih berharap lebih dengan yang namanya "Nilai". Padahal bukan itu makna belajar sejatinya. Makna belajar adalah prosesnya bukan karena hasilnya. Aku semakin sedih, karena santriku belum mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa yang sesungguhnya dikejar dalam belajar.

Baiklah, untuk saat ini aku mencoba menenangkan mereka dahulu. Aku akan menjawab pertanyaan kedua santriku berdasarkan analisisku yang pertama, yaitu mereka telah takut dan khawatir menghadapi Ujian Nasional.

Bismillah...

Aku lanjutkan jawabanku...

"Nak, sesungguhnya Allah Maha Melihat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Allah tidak tidur. Allah menyaksikan ikhtiar kita! Masih ingat tiga bulan lalu, dua bulan lalu, bahkan tiga hari yang lalu, kita sama-sama belajar khusus untuk Ujian Nasional? Pendalam Materi (PM) namanya. Masih ingat kan? Kita belajar sampai gak kenal waktu. Pagi hari belajar di sekolah, siang hari istirahat, lanjut lagi sore hari kita PM, abis Shalat Isya lanjut lagi PM. Luar biasa kan ikhtiar kita? Ikhtiar kita sebelumnya sudah cukup belum?"

Mereka mengangguk-anggukkan kepala, tanda bahwa mereka menyetujui pertanyaanku.

"Ikhtiar kita gak akan sia-sia. Percaya deh! Asaaaaaal... Kamu ikhlas menjalaninya. Marwah ikhlas? Kalau Lala ikhlas juga gak?" tanyaku kepada mereka.

"Ikhlas bu."

"Alhamdulilah, akupun ikhlas, Nak," kataku dalam hati.

"Ingat Allah itu sayang sama kita lho! Allah gak akan membuat kita kecewa. Usaha itu tidak akan mengkhianati hasil. InsyaAllah. Kita berharap kepada Allah untuk diberikan yang terbaik dari hasil ikhtiar kita selama ini," ungkapku meyakinkan mereka.

Pendalaman Materi UN Sesi Malam Minggu Lalu

"Jadi, kira-kira apa yang harus dilakukan sekarang? Jawabannya hanya satu. Memohon kepada Allah agar pundak kita dikuatkan oleh-Nya. Dimudahkan serta dilancarkan dalam menjawab soal besok."

"Bu, kalau kita bingung dalam menjawab soal gimana? Kita ragu pilih diantara dua jawaban dari soal tersebut. Itu gimana ya, bu?" tanya Marwah.

"Saran saya, tandai soal itu. Lalu, longkap untuk mengerjakan soal selanjutnya. 15 menit terkahir, balik lagi ke soal itu. Semoga saja, sudah tidak bingung lagi."

Akupun pernah mengalami kejadian seperti itu, bingung memilih jawaban mana yang paling tepat.

"Oia, saat saya UN juga sama seperti kalian dulu, saya pernah diyakinkan sama Allah saat dihadapkan sebuah soal yang jawabannya bikin saya bingung. Jadi sebelum UN, insyaAllah saya pun bermunajat sama Allah untuk minta dilancarkan dan dihindari dari kebingungan dalam menjawab soal. Entah mengapa, ketika itu (saat saya bingung diantara dua pilihan) tangan saya seakan-akan bergerak sendiri lho! Saya ingat betul kejadian itu. Dan alhamdulilah, setelah saya keluar kelas ujian, saya cek buku, dan ternyata jawabannya benar. MasyaAllah," ceritaku.

Mereka membelalakkan mata mendengar ceritaku itu.

"Jadi kira-kira apa yang harus dilakukan Marwah? Ya, kita harus bermunajat sama Allah. Makanya besok jangan lupa Shalat Thajjud ya. Oia, Shalat Istikharah juga! Tahu gak Shalat Istikharah itu untuk apa?"

"Shalat Istikharah itu adalah shalat sunnah di sepertiga malam terkahir yang dianjurkan oleh Nabi yang bertujuan untuk meminta petunjuk dalam memilih sesuatu. Rasulullah biasa mengajari para sahabatnya Shalat Istikharah dalam setiap urusan lho! Rasulullah bersabda, 'Jika salah seorang diantara kalian bertekad untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka'at selain shalat fardhu'. Jadi kalau ada perasaan bingung dan ragu dalam menentukan sesuatu, salah satunya memilih jawaban mana yang benar dari soal UN, maka jangan lupa shalat istikharah-nya ya, Nak," pintaku kepada Marwah dan Lala.

"Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Qs. Al-Imran: 159)

"Oia, satu lagi, jangan belajar ngebut kalau besoknya mau ujian! Saya pernah lho mengalaminya. Besoknya mau ujian, karena saya belum belajar sama sekali, maka semalaman saya ngebut belajar. Keesokkannya, pas ujian berlangsung, saya langsung nge-blank gitu. Subhanallah... Saat itu saya sangat takut dan khawatir sekali. Makanya, bisa nge-blank. Nah, saya gak mau kamu seperti itu. Ikhtiar kita sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Maka malam ini, sebaiknya muraja'ah saja. Refreshing... santai saja. Gak perlu khawatir dan takut. Ingat sekali lagi ya, usaha tidak akan mengkhianati hasil!" kataku meyakinkan mereka.

"Wah iya bu, setuju! Usaha gak akan mengkhianati hasil, ya bu!," sahut Lala.

"Oke? Toss dulu deh! Semangat ya! Semoga Allah mudahkan besok."

"Aamiin... makasih banyak ya, bu."

Pendalaman Materi Sesi Malam Tiga Bulan Lalu

Pendalaman Materi Sesi Siang Beberapa Hari Lalu

Semoga demam Ujian Nasional ini berhasil dilewati oleh santri-santriku. Aamiin... Ingat ya sekali lagi, usaha gak akan pernah mengkhianati hasil, asal usaha tersebut telah kita jalankan dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Kita nikmati setiap kerikil-kerikil yang ada di setiap perjalanan usaha tersebut. InsyaAllah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya yang mau berikhtiar dan bertawakal dengan berharap ridho-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS.Al-Hasyr 59 :18).


3 Cuap Cuap

Write Cuap Cuap
aye
AUTHOR
Selasa, Mei 10, 2016 delete

Awesome Bu. Saya jadi belajar, untuk menjawab suatu hal ada baiknya dulu bahas dulu konteks nya sebelum substansi nya.

Terima kasih Bu gia :D

Reply
avatar
Senin, Mei 23, 2016 delete

Aduh
Kalo liat gambar gelombang dipapan tulis itu gatel aja pengen ke depan ngerjain "Diketahui" "Ditanya" sama "Pembahasan"

XD

#DuluJagoFisika
#Congkak


P.S.
Kenapa disebut "santri-santriku"?
Kenapa bukan "anak-anakku"?
Padahal mereka manggil "Ibu"?

Mau mendustai diri udah ibu-ibu?
Ngahahahahahhaha

#DigamparGia
#Lalu kabur

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!