Menjadi Volunteer? Why Not? #PM Materi 5

Jumat, Juni 07, 2013 0 Comments A+ a-

Resume Materi Kelima
4 Juni 2013
Oleh: Sitti Gahliyah
Menjadi Volunteer Untuk Pengabdian Masyarakat

Selasa, 4 Juni 2013, adalah Materi Pembinaan Mayapres yang ke-5 dengan tema Pengabdian Masyarakat. Dan yap! Lagi-lagi pembicaranya dari kakak tingkat jurusan Fisika loh :D. Namanya, ka Ihsan, Fisika 2009. Ka Ihsan ini dulunya adalah Ketua Tank MIPA, dan sekarang tergabung dalam organisasi ComDev UNJ.

Negara Para Relawan

“Masihkah kita rela berkorban?” _M. Natsir_

Menjadi Volunteer di Negara Maju sangat diperhatikan sekali oleh Pemerintah. Di Kanada, ada hari khusus yang dimana setiap orangnya harus menjadi volunteer minimal satu jam, misalnya menjadi Coach, Mentor, Pemandu Turis, Nurse, dan lain-lain. Menjadi Volunteer ada yang dibayar dan ada juga yang tidak dibayar. Volunteer yang dibayar biasanya untuk Profesional dan dalam ranah Internasional.

Apa keuntungannya menjadi Volunteer dan mengabdi untuk masyarakat, padahal tidak dibayar? 
Jelas sekali kita tidak mendapatkan uang dalam melakukan kerja sosial ini, tapi kita bisa mendapatkan teman baru, pengetahuan baru, pengalaman baru, bekerja tanpa tekanan, bahagia bahkan kita juga bisa ke luar negeri gratis jika menjadi Volunteer di luar negeri, misal Afrika.

Volunteer atau relawan disinergiskan untuk menyelesaikan masalah besar di Negara yang disebut sebagai Volunteer Jangka Panjang. Bagaimana yang jangka pendek? Volunteer yang jangka pendek dalam artian hanya terikat sementara saja. Misalnya menjadi relawan dalam bencana banjir atau tergabung dalam Aksi tanggap bencana, dll.

Sebuah organisasi, yaitu Comunity Development adalah wadah bagi relawan atau volunteer jangka panjang dan berlangsung terus-menerus. Comunity Development bergerak dan berusaha mengsinergiskan anatara Pendidikan, Sosial dan Ekonomi. Contohnya kegiatan Bank Sampah, yang dimana masyarakatnya diajak untuk menabung sampah, dan dari hasil tabungan sampah-sampahnya dapat digunakan utuk mendanai biaya listrik, air, dll. Selain Comunity Development, ada juga kegiatan untuk para Volunteer, diantaranya Sabang Merauke, Indonesia Mengajar, SM3T, dan masih banyak lagi.


Tapi kegiatan yang baru-baru ini, dan tidak kalah menariknya dari berbagai kegiatan Volunteer adalah KAMPUNG SARJANA. 

Kampung Sarjana ini adalah salah satu kegiatan yang juga digagas oleh ka Ihsan dan teman-teman, 3 bulan belakangan ini. Bermula dari kunjungan satu tahun yang lalu ke Kampung Cibuyutan, Bogor. Melihat kondisi masyarakatnya, tidak ada yang mau melanjutkan pendidikan ke SMP. Banyak masyarakatnya yang tidak mau untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke SMP, SMA dan bahkan ke perguruan tinggi. Ka Ihsan bilang bahwa, Anak-anak di Kampung Cibuyutan, lebih memilih membatu ayah nya di Sawah dari pada sekolah. Karena dengan membatu Ayah di sawah, maka mereka akan mendapatkan uang untuk biaya hidup sehari-hari.

Sebenarnya Pendidikan adalah hasil jangka panjang. Dan Bekerja di sawah adalah hasil Jangka Pendeknya. Dengan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi setelah SD, maka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, dari pada bekerja di sawah. Dan juga akan menghasilkan uang yang lebih banyak, dari pada hanya bekerja di sawah. Dan semua itu adalah hasil Jangka Panjang.


Masyarakat dan anak-anak di Kampung Cibuyutan banyak yang berfikir Jangka Pendek saja. Toh, yang penting mereka mendapatkan uang setiap harinya untuk makan dengan bekerja di Sawah. Sungguh miris melihat kenyataan cara berfikir mereka yang hanya memperhitungkan Jangka Pendek saja. Betapa terhormatnya kita, jika kita menjadi Seorang yang berintelektual dan berpendidikan yang baik.

Itulah yang melatar belakangi, ka Ihsan dan kawan-kawan untuk membuat sebuah program kegiatan yang berkelanjutan bagi para Relawan Pendidikan yaitu, Kampung Sarjana. Dimana visi dari kegiatan ini adalah, mencetak beberapa sarjana dari Kampung Cibuyutan.

Adanya kakak asuh, yang setiap 6 bulannya mengirimi surat dan uang pendidikan untuk adik asuhnya yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Kakak asuh bertugas untuk memotivasi adik asuhnya untuk terus mau melanjutkan pendidikan sampai SMA (minimal) dengan menjadi Sahabat Surat.

Sahabat Surat adalah relawan pendidikan yang peduli dengan kondisi anak-anak Kampung Cibuyutan yang hanya sedikit melanjutkan sekolahnya hingga jenjang sekolah menengah. Sahabat surat ini berkenalan dengan anak-anak kampung cibuyutan tingkat sekolah dasar dengan cara mengirim surat kepada anak-anak SD di kampung cibuyutan (1 sahabat surat untuk 1 anak). Setelah sahabat surat menemukan adik asuhnya (akan ditentukan oleh pengurus Kampung Sarjana), selanjutnya sahabat surat di bekali sebuah celengan yang setiap 6 bulan sekali harus disetorkan ke pengurus Kampung Sarjana. Uang tersebut adalah investasi untuk adik asuhnya melanjutkan  sekolah hingga jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (minimal).

OUTPUT-nya adalah Follow up dari program kegiatan Kampung Sarjana ini adalah terbentuknya kakak asuh yang langsung bertanggung jawab terhadap kondisi pendidikan adik asuhnya.


Mari, teman-teman teruslah berprestasi. Berprestasi dengan memberikan banyak manfaat untuk orang lain. Kita sebagai kaum intelektual seharusnya sadar, bahwa diri ini dan jiwa ini sudah seharusnya terpanggil untuk menjadi Volunteer atau relawan pada sebuah program kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan output yang luar biasa untuk orang sekitar dan juga tentunya pengabdian kepada masyarakat.
Teman-teman blogger, sudah pernah jadi Volunteer?

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!