Menjadi Volunteer? Why Not? #PM Materi 5
Resume Materi Kelima
4 Juni 2013
Oleh: Sitti Gahliyah
Menjadi Volunteer Untuk Pengabdian Masyarakat
Selasa, 4 Juni 2013, adalah Materi Pembinaan Mayapres yang ke-5 dengan tema Pengabdian Masyarakat. Dan yap! Lagi-lagi pembicaranya dari kakak tingkat jurusan Fisika loh :D. Namanya, ka Ihsan, Fisika 2009. Ka Ihsan ini dulunya adalah Ketua Tank MIPA, dan sekarang tergabung dalam organisasi ComDev UNJ.
Negara Para Relawan
“Masihkah kita
rela berkorban?” _M. Natsir_
Menjadi
Volunteer di Negara Maju sangat diperhatikan sekali oleh Pemerintah. Di Kanada,
ada hari khusus yang dimana setiap orangnya harus menjadi volunteer minimal
satu jam, misalnya menjadi Coach, Mentor, Pemandu Turis, Nurse, dan lain-lain.
Menjadi Volunteer ada yang dibayar dan ada juga yang tidak dibayar. Volunteer
yang dibayar biasanya untuk Profesional dan dalam ranah Internasional.
Apa
keuntungannya menjadi Volunteer dan mengabdi untuk masyarakat, padahal tidak
dibayar?
Jelas sekali kita tidak mendapatkan uang dalam melakukan kerja sosial ini, tapi kita bisa mendapatkan teman baru, pengetahuan baru, pengalaman baru, bekerja tanpa tekanan, bahagia bahkan kita juga bisa ke luar negeri gratis jika menjadi Volunteer di luar negeri, misal Afrika.
Jelas sekali kita tidak mendapatkan uang dalam melakukan kerja sosial ini, tapi kita bisa mendapatkan teman baru, pengetahuan baru, pengalaman baru, bekerja tanpa tekanan, bahagia bahkan kita juga bisa ke luar negeri gratis jika menjadi Volunteer di luar negeri, misal Afrika.
Volunteer atau
relawan disinergiskan untuk menyelesaikan masalah besar di Negara yang disebut
sebagai Volunteer Jangka Panjang. Bagaimana yang jangka pendek? Volunteer yang
jangka pendek dalam artian hanya terikat sementara saja. Misalnya menjadi
relawan dalam bencana banjir atau tergabung dalam Aksi tanggap bencana, dll.
Sebuah
organisasi, yaitu Comunity Development adalah wadah bagi relawan atau volunteer
jangka panjang dan berlangsung terus-menerus. Comunity Development bergerak dan
berusaha mengsinergiskan anatara Pendidikan, Sosial dan Ekonomi. Contohnya kegiatan
Bank Sampah, yang dimana masyarakatnya diajak untuk menabung sampah, dan dari
hasil tabungan sampah-sampahnya dapat digunakan utuk mendanai biaya listrik,
air, dll. Selain Comunity Development, ada juga kegiatan untuk para Volunteer,
diantaranya Sabang Merauke, Indonesia Mengajar, SM3T, dan masih banyak lagi.
Tapi kegiatan yang baru-baru ini, dan tidak kalah menariknya dari berbagai kegiatan Volunteer adalah KAMPUNG SARJANA.
Kampung Sarjana ini adalah salah satu kegiatan yang juga digagas oleh ka Ihsan dan teman-teman, 3 bulan belakangan ini. Bermula dari kunjungan satu tahun yang lalu ke Kampung Cibuyutan, Bogor. Melihat kondisi masyarakatnya, tidak ada yang mau melanjutkan pendidikan ke SMP. Banyak masyarakatnya yang tidak mau untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke SMP, SMA dan bahkan ke perguruan tinggi. Ka Ihsan bilang bahwa, Anak-anak di Kampung Cibuyutan, lebih memilih membatu ayah nya di Sawah dari pada sekolah. Karena dengan membatu Ayah di sawah, maka mereka akan mendapatkan uang untuk biaya hidup sehari-hari.
Sebenarnya
Pendidikan adalah hasil jangka panjang. Dan Bekerja di sawah adalah hasil
Jangka Pendeknya. Dengan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
setelah SD, maka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, dari pada
bekerja di sawah. Dan juga akan menghasilkan uang yang lebih banyak, dari pada
hanya bekerja di sawah. Dan semua itu adalah hasil Jangka Panjang.
Itulah yang
melatar belakangi, ka Ihsan dan kawan-kawan untuk membuat sebuah program
kegiatan yang berkelanjutan bagi para Relawan Pendidikan yaitu, Kampung
Sarjana. Dimana visi dari kegiatan ini adalah, mencetak beberapa sarjana dari
Kampung Cibuyutan.
Adanya kakak asuh,
yang setiap 6 bulannya mengirimi surat dan uang pendidikan untuk adik asuhnya
yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Kakak asuh bertugas untuk memotivasi
adik asuhnya untuk terus mau melanjutkan pendidikan sampai SMA (minimal) dengan
menjadi Sahabat Surat.
Sahabat Surat adalah
relawan pendidikan yang peduli dengan kondisi anak-anak Kampung Cibuyutan yang
hanya sedikit melanjutkan sekolahnya hingga jenjang sekolah menengah. Sahabat
surat ini berkenalan dengan anak-anak kampung cibuyutan tingkat sekolah dasar
dengan cara mengirim surat kepada anak-anak SD di kampung cibuyutan (1 sahabat
surat untuk 1 anak). Setelah sahabat surat menemukan adik asuhnya (akan
ditentukan oleh pengurus Kampung Sarjana), selanjutnya sahabat surat di bekali
sebuah celengan yang setiap 6 bulan sekali harus disetorkan ke pengurus Kampung
Sarjana. Uang tersebut adalah investasi untuk adik asuhnya melanjutkan sekolah hingga jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Atas (minimal).
OUTPUT-nya
adalah Follow up dari program kegiatan Kampung Sarjana ini adalah terbentuknya
kakak asuh yang langsung bertanggung jawab terhadap kondisi pendidikan adik
asuhnya.
Mari, teman-teman teruslah berprestasi. Berprestasi dengan memberikan banyak manfaat untuk orang lain. Kita sebagai kaum intelektual seharusnya sadar, bahwa diri ini dan jiwa ini sudah seharusnya terpanggil untuk menjadi Volunteer atau relawan pada sebuah program kegiatan yang dapat memberikan manfaat dan output yang luar biasa untuk orang sekitar dan juga tentunya pengabdian kepada masyarakat.
Teman-teman blogger, sudah pernah jadi Volunteer?
Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!