Cita-Cita

Gue paling inget, waktu kecil cita-cita gue itu menjadi arsitek. Widiih, keren kan? Cita-cita gue yang pengen banget menjadi arsitek bertahan dari zaman SD sampai SMP. Awalnya sih gara-gara latahan sama artis cilik namanya Tasya yang waktu itu diwawancarai di TV. "Tasya cita-citanya apa?" tanya presenter TV. "Tasya mau jadi Arsitek," jawab Tasya yakin. Pas gue ngeliat Tasya di TV, gue jadi pengen juga jadi arsitek hahaha. Maklumin yaa, guys namanya juga anak kecil. Gue terinspirasi dari artis cilik saat itu. Rasanya keren ajaaa... walaupun gue gak tau arsitek itu sebenernya profesi yang kerjanya apa.

Tiba-tiba.....
Tiba-tiba, cita-cita gue jadi arsitek meluntur. Gak ada hasrat sama sekali buat jadi arsitek lagi *kok bisa gitu ya?* Cita-cita gue ini termasuk gak bertahan lama, maklum namanya juga cita-cita latahan.

Masuk SMA, gue masih galau sama cita-cita gue. Gak jelas mau jadi apa. Sedih ya? Iya.
Saat itu (-sampai sekarang) gue cuma mau jadi "seseorang" yang bisa memberikan dampak positif untuk orang lain. Cita-cita jadi "seseorang" itu masih abstrak, sejujurnya.

Cita-cita sering diidentikan dengan sebuah profesi. Profesi yang akan menjadi mesin uang untuk keberlangsungan hidup kita. Cita-cita itu sebenernya memengaruhi kita untuk pilihan-pilihan yang akan kita ambil. Misalnya, kita mau jadi dokter, maka kita akan memilih untuk kuliah di Fakultas Kedoteran. Kalau mau jadi guru SD, maka kuliahnya ambil Fakultas Ilmu Pendidikan (yang paling top di UNJ loh). Atau, kalau mau jadi pembisnis sukses, gak perlu kuliah juga gapapa, cukup belajar dari mentor-mentor bisnis yang sudah sukses. Jadi, buat kamu yang ingin mengejar cita-cita, sebaiknya sudah dirancang dari sekarang, supaya jelas dan terarah, jangan kayak gue, yang masuk kuliah di Fisika cuma mau buktiin kalau gue mampu dan gak takut sama Fisika *huft.

Kalau ditanya saat ini gue mau jadi apa, gue tetep mau jadi "seseorang". Cita-cita gue ini bukalah sebuah profesi. Menjadi "seseorang"  yang bermanfaat untuk orang banyak alias menjadi orang besar (padahal gue orangnya kecil *eh). Jadi, kata kunci dari cita-cita adalah manfaat, yaitu memberi dan mendapatkan manfaat. Cita-cita itu lebih dari sekadar profesi sebagai mesin uang. Apapun yang akan kalian lakukan, apapun profesinya nanti, teruslah berusaha memberikan kebermanfaatan untuk diri sendiri dan orang lain *azeeek*

Nah, gue mau kasih tahu surat motivasi cita-cita yang pernah gue bikin untuk salah satu adik asuh di Kampung Cibuyutan, Bogor ([Masih] Kampung Cibuyutan: Hendrik dan Surat Kuning).

Assalammu’alaikum.

Nama kakak, Gia.

Sekarang ka Gia sedang belajar di bangku kuliah Jurusan Fisika di Universitas Negeri Jakarta. Oia, kita umurnya beda berapa tahun ya? Kalau ka Gia, umurnya 20 tahun loh. Ka Gia lahir di Jakarta, 13 September 1993. Nanti kasih kado buat ka Gia yaa hihihihi. Alamat rumah ka Gia, di Jalan Tipar Selatan no.1, RT.015, RW.005, Kel. Semper Barat, Jakarta Utara. Kapan-kapan ka Gia ajak main ke tempat ka Gia yaaa...

Hobi kamu apa dik? Hobi ka Gia naik Gunung, Jalan-Jalan, dan Menyanyi. Rumah kamu deket Gunung ga? Nanti kapan-kapan ajak ka Gia yaaa :D

Oia, ka Gia punya cerita untuk kamu. Waktu ka Gia kelas 1 SD, ka Gia itu hampir gak naik kelas loh. Karena ka Gia ini gak bisa baca dan kurang lancar menghitung matematika. Waduh.... serem banget yaa, kalau ka Gia hampir gak naik kelas ke kelas 2 SD.

Bu guru bilang, “Gia kamu harus rajin belajar ya. Harus sering-sering berlatih membaca dan berhitung. Temen-temen kamu yang lain sudah lancar membaca dan berhitung. Jadi, kalau kamu mau naik kelas 2 SD, kamu harus buktikan ke Ibu Guru, kalau kamu sudah lancar membaca dan berhitung sebelum di kelas 2 SD, ya!”

Plaaakkk... Ka Gia hampir nangis, kalau kata Bu Guru, ka Gia ini hampir gak naik ke kelas 2 SD :(

Selama liburan sekolah, Ka Gia belajar keras untuk bisa membaca dengan lancar dan juga berhitung dengan lancar. Pelan-pelan ka Gia mulai bisa membaca dan berhitung dengan lancar loh. Ini semua berkat motivasi ka Gia sendiri untuk gak mau tertinggal dengan teman-teman ka Gia yang lain.

Saat pembagian rangking, tau ga, ka Gia dapat rangking berapa? Ka Gia rangking 5 loh. WOW! Keren kan? Ka Gia juga bingung. Kok ka Gia bisa ya... hehehe Seperti ajaib gitu..

Di kelas 3 SD dan 4 SD, ka Gia mendapatkan rangking 3 besar. Dan di kelas 5 SD ka Gia dapat rangking 1. Senangnyaaa... Dan pada kelas 6 SD, ka Gia lulus SD dengan membawa piala prestasi Juara Umum 1 loh. Ka Gia rasa ini bukan sekadar keajaiban deh.. Karena ka Gia berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai yang terbaik.

Itu sepenggal kisah ka Gia yang paling berkesan sewaktu SD. Ibu Guru sempat hampir tidak menaikkan ka Gia ke kelas 2 SD. Tapi ka Gia tetap belajar keras, ka Gia tetap terus berlatih, dan ka Gia sangat yakin bahwa ka Gia bisa. Dan yap! Ka Gia mendapatkan Juara Umum 1 saat kelas 6 SD. Kalau ka Gia bisa, pasti kamu jga bisa de :) Kan kita sama-sama makan nasi, ya kan? Hehehe

Dan ka Gia berhasil mempertahankan Rangking 1 dari SMP sampai SMA kelas 1. SMA kelas 2 dan 3, ka Gia sedikit turun ke rangking 5. Tapi gakpapa.. karena ka Gia masih tetep semangat untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.

Sekarang ka Gia kuliah di Jurusan Fisika. Ka Gia kuliah di jurusan ini untuk membuktikan kalau ka Gia bisa. Cita-cita ka Gia mau jadi "orang besar" loh.  Kamu cita-citanya apa dik? Guru yaaaa??? Hehehe.. atau dokter yaaa? Atau pilot? Atau polisi? Atau Pengusaha? Hehehe...

Ka Gia ingin menjadi "seseorang" yang bisa bermanfaat untuk orang lain, karena itu cita-cita ka Gia semenjak SMA. Oia, dan 2 tahun lagi, InsyaAllah ka Gia akan menjadi sarjana dan mulai mewujudkan cita-cita ka Gia. Kamu juga harus punya cita-cita yaaa.. Cita-cita itulah yang akan menyemangati kamu untuk terus menempuh pendidikan setinggi-tingginya sampai bergelar sarjana daaaan seterusnya deh :)

Tetep semangat yaa.. Suatu hari kita akan ketemu, nanti kita jalan-jalan keliling Jakarta. Semangat terus untuk mewujudkan cita-citamu dik!

Salam sayang,

Jakarta 4 Juni 2013

Kak Gia