Part 1: Siap Menghadapi Tantangan ASEAN Economic Community 2015

Jumat, Februari 07, 2014 0 Comments A+ a-

Berbuat untuk Indonesia, Mengabdi untuk Negeri

Saya adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Saya juga lah salah satu pemuda Indonesia yang mau dan akan segera menjawab tantangan masa depan bangsa saya sendiri. Tergelitik hati ini, setelah saya mengetahui bahwa teman-teman sekelas saya di kampus belum mengetahui dan bahkan tidak pernah mendengar tentang AEC 2015. “Lu tau gak soal AEC 2015?” tanya saya kepada teman-teman. Mereka menjawab santai, “Apaan tuh? Lomba yaa? Atau semacam exchange program?”. Entalah....

Dimana seharusnya, pemuda-pemudi Indonesia sudah mengetahui bahwa di depan mata meraka ada sebuah tantangan yang akan menjadi ancaman atau justru sebaliknya yaitu menjadi peluang. AEC 2015 membutuhkan persiapan... generasi mudalah yang akan segera menjawab tantangan masa depan bangsa Indonesia ini.

Edukasi, sosialisasi, proteksi, itulah yang perlu pemerintah Indonesia terapkan untuk ASEAN Economic Comunity 2015. Tidak terasa, dua tahun kedepan Indonesia akan menghadapi era tantangan baru dalam ASEAN Economic Community. Implementasi ASEAN Economic Community yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2020, tetapi dimajukan menjadi tahun 2015. Dengan diberlakunya ASEAN Economic Community yang disepakati bersama oleh semua negara di wilayah Asia Tenggara maka secara otomatis liberalisasi akan terjadi hampir di semua sektor. Ketika ASEAN Economic Community berlaku pada akhir 2015 nanti, pasar Indonesia akan membuka diri. Pasar Indonesia akan sangat menarik bagi negara tetangga dan kita hanya akan menjadi penonton saja bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang.

                                                              ***

Konsep utama dari ASEAN Economic Community 2015 adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Kehadiran ASEAN Economic Community bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia mungkin akan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga kerja terampil dan tenaga kerja tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara.


Perubahan Indonesia Dimotori oleh Pemuda

Tahun 1928, 1945, 1965 dan 1998, Indonesia memiliki beberapa tonggak-tonggak perubahan dalam sejarah perkembangannya. Namun perubahan yang terjadi umumnya bersifat siklik. Di era modern ini, kita memiliki tantangan tersendiri seperti, kriminalitas, kerusuhan sosial, korupsi, ketidakadilan hukum, semakin menumpuknya hutang negara dan berbagai hal negatif lainnya. Belum lagi pada tahun 2015, Indonesia akan menghadapi Asean Economic Community. Permasalahan lingkungan hidup tidak ketinggalan menghadang perkembangan Indonesia dengan berbagai bencana alam dan cuaca ekstrim. Terlebih lagi dengan adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan pendidikan, semakin menambah masalah bagi Negeri ini. Kita dihadapkan pada situasi yang sangat rumit dengan permasalahan sangat kompleks, berbeda dengan masa lalu. Namun ada hal yang sama, yakni perubahan. Perubahan yang ada saat ini masih bersifat siklik dan relatif statis, seharusnya perubahan yang kita lakukan bersifat dinamis. Tidak hanya teknis atau praktis, tetapi ada value dalam perubahan itu, perlu ada nilai-nilai subtansial yang terkandung.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sejarah Indonesia dimotori oleh para pemuda, karena pemuda memiliki progresifitas yang luar biasa. Saat ini, pemuda juga harus turun tangan menghadapi berbagai permasalahan yang ada, jangan hanya mengeluh dan mementingkan diri sendiri. Indische Partij didirikan oleh Ki Hajar Dewantara juga pada saat berusia 20 tahun, Budi Utomo didirikan oleh Soetomo pada saat berusia 20 tahun, dan Moh. Hatta memimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda pada saat berusia 21 tahun. Pemuda-pemudi turut bertanggung jawab pada Negeri ini, maka jangan hanya diam, segera ikut turun tangan. Tirulah para pemuda-pemuda inspiratif Indonesia di masa lalu yang telah berjuang demi Indonesia.

Tantangan terbesar saat ini adalah apabila ingin menang di masa depan, maka kompetisi yang kita hadapi adalah kompetisi sumber daya manusia. Indonesia kini kalah bukan karena tidak mampu, namun karena tidak mempersiapkan diri. Anak-anak di Indonesia yang masuk SD tiap tahun berjumlah sekitar 5,6 juta pertahun, sedangkan yang lulus SMA berjumlah sekitar 2,3 juta per tahun dan lulusan perguruan tinggi berjumlah sekitar 1,1 juta hingga 1,3 juta. “Berapa juta yang hilang di jalan? Apakah dengan kondisi pendidikan seperti ini kita akan bersaing dengan dunia?” Negara ini perlu lebih fokus pada pengembangan kompetensi manusianya, terutama bagi para pemuda, karena jika pemuda-pemudi Indonesia berkualitas, Indonesia akan mampu berbicara banyak di pentas Internasional, karena perubahan Indonesia haruslah dimotori oleh pemuda-pemudinya.


 Implementasi ASEAN Economic Community 2015

Implementasi AEC 2015 berpotensi menjadikan Indonesia sekedar pemasok energi dan bahan baku bagi industrilasasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam mininal, tetapi defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling besar di antara negara-negara ASEAN semakin bertambah. Salah satu yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi, paling tidak dalam konteks kerja sama ASEAN Economic Community. Selain itu, implementasi AEC 2015 akan semakin melebarkan defisit perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. Dalam hal ini, pemerintah perlu segera mengimplementasikan rencana untuk membangun dan mendukung indusri transportasi yang menjadi sumber defisit terbesar. Langkah lainnya, adalah menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas dengan menyusun strategi dan kebijakan baru, karena selama ini pariwisata telah menjadi penyumbang surplus dalam neraca perdagangan jasa.

Selanjutnya, implementasi AEC 2015 juga akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Akibatnya, ada beban tambahan bagi Indonesia dalam menjaga neraca transaksi berjalan dan mengatasi masalah pengangguran. Implementasi AEC 2015 juga akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Indonesia harus bergegas menyiapkan strategi dan kebijakan yang dapat memberi insentif bagi mitra ekonominya untuk ikut membangun industri hulu pengolah sumber daya alam. Sehingga, manfaat ekonomi dari investasi lebih besar, baik dari sisi nilai tambah, terbangunnya industri hulu, maupun penciptaan lapangan kerja.

  
Tenaga Kerja Trampil untuk AEC 2015

Menurut Laporan Bank Dunia, terjadi kesenjangan besar dalam kualitas tenaga terampil di Indonesia. Disebutkan kesenjangan terbesar adalah penggunaan bahasa Inggris (44%), penggunaan komputer (36%), ketrampilan perilaku (30%), ketrampilan berpikir kritis (33%) dan ketrampilan dasar (30%). Hal yang lebih mengenaskan lagi adalah ketimpangan jumlah pekerja di Indonesia dimana hanya 7% saja yang mengenyam pendidikan tinggi.

Tenaga kerja terampil adalah yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam ASEAN Economic Community. Secara prinsip ada dua terminologi perpindahan tenaga terampil yaitu prinsip Movement of Natural Persons (MNP) dan fasililtated entry. Pada prinsip pertama, tenaga kerja terampil melakukan mobilitas dalam kurun waktu tertentu baik sebagai individu yang mempekerjakan dirinya sendiri maupun sebagai pekerja dari perusahaan multinasional. Oleh karena itu yang termasuk dalam MNP adalah pengunjung bisnis, investor dan pedagang yang melakukan transaksi bisnis dan investasi, pindahan tenaga kerja pada perusahaan multinasional serta kalangan profesional seperti dokter, perawat, pengacara, akuntan, insinyur teknik dan tenaga profesional di bidang teknologi informasi.

Prinsip yang kedua adalah mobilitas yang terkendali jadi bukan berarti bahwa mobilitas itu secara totally free. Perpindahan tenaga kerja terampil secara bebas bukan berarti dapat dilakukan secara totally free akan tetapi melalui Mutual Recognition Arrangement (MRA). Dengan mekanisme MRA, negara tujuan mengakui kualifikasi profesional tenaga terampil dari negara asal atau negara pengirim. Itu berarti negara asal memiliki otoritas untuk memberikan sertifikat yang menjelaskan tentang kompetensi tenaga terampil yang akan dikirim. Meski tidak langsung memberikan jaminan akses pasar tapi tentunya MRA merupakan langkah awal dalam upaya mempromosikan tenaga terampil tersebut.


Kompetisi yang dihadapi Indonesia kedepan akan jauh lebih besar dalam menghadapi era ASEAN Economic Community. Indonesia memang merupakan salah satu pengekspor tenaga kerja terbesar ke luar Negeri, akan tetapi semua justru kebanyakan berasal dari tenaga kerja tidak terampil. Namun, dalam konteks ASEAN Economic Community ini belum mengarah pada penempatan tenaga kerja tidak terampil tetapi lebih memfokuskan pada tenaga terampil sehingga akan menunjang kerjasama antar bangsa. Maka, perlunya mengaitkan mobilitas tenaga kerja terampil dan tidak terampil.

Tulisan bersambung ke Part 2 yaaaa :)

Postingan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Piala Bapak Dino Pati Djalal

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!