Sudah Saatnya Kaum Muda Bertindak untuk Kebutuhan Energi Nasional

Kamis, Januari 30, 2014 1 Comments A+ a-

Oleh Sitti Ghaliyah

Berkenaan dengan tema “Mengapa Pengembangan Energi Alternatif Terkendala?” yang terkandung dalam pesan (artikel) berjudul “Desa Mandiri Energi”, “Pentingkan Konservasi Energi Bukan Hanya Diversifikasi Energi”, dan “Tantangan Pengembangkan Energi Alternatif“ di www. darwinsaleh.com, saya berpandangan bahwa saya setuju karena...

Pemuda yang berkualitas adalah pemuda yang memiliki visi perubahan untuk masa depan bangsanya. Visi pemuda yang menjadikan Indonesia sebagai laboratorium gagasan. Dan saya  pemuda Indonesia yang juga memiliki visi perubahan salah satunya yaitu tentang Kebutuhan Energi Nasional.
Menjadi Indonesia adalah laboratorium gagasan. Ia sekolah yang tepat bagi para pembelajar seumur hidup. Tempat di mana suhu kebenaran tidak diabsolutkan. Tabung kontestasi ide dibuka lebar. Pipa nalar berargumentasi diuji. Derajat kemampuan mengolah rasa dieksplorasi.

Tantangan saat ini yang harus dihadapi Indonesia salah satunya adalah kebutuhan energi nasional. Indonesia memiliki kendala karena produksi minyak dan gas di dalam negeri tidak kunjung naik drastis, namun kebutuhan energi lebih tinggi dari produksi. Energi konvensional yang Indonesia miliki semakin menipis. Namun, sampai saat ini pasokan energi listrik di Indonesia masih belum dalam keadaan stabil. Permasalahannya cukup simpel yakni meningkatnya kebutuhan energi listrik yang tidak seimbang dengan pertambahan penduduk dan industri setiap tahunnya. Sudah lama diprediksi bahwa permintaan listrik Indonesia tetap tinggi hingga 2025 dan bahkan mencapai beban puncak 54.600 MW pada jalur Jawa-Madura-Bali.

Indonesia harus segera menemukan solusi untuk mengatasi krisis energi nasional. Indonesia harus lebih menggali semua potensi yang ada, gerakkan semua kaum muda berbakat dan berprestasi dalam bidangnya untuk menemukan solusi yang tepat dan cerdas. Energi panas bumi, angin, air, nuklir serta energi baru terbarukan lainnya merupakan pilihan-pilihan untuk menjawab krisis yang sekarang terjadi. Pemerintah Indonesia mesti sangatlah peka tentang persoalan kebutuhan energi nasional ini. Maka dari itu salah satu visi saya sebagai kaum muda Indonesia adalah harus menjawab kebutuhan energi nasional. Bisakah? Ya KITA bisa!

Di masa lalu kita belum mampu melakukan itu. Antara lain karena prioritas kita memang masih pada tahap memenuhi kebutuhan dasar penduduk Indonesia sepeti pangan, sandang dan papan. Di masa lalu kita belum memiliki kemampuan untuk memikirkan dan melakukan langkah lebih jauh. Tapi dengan kemajuan ekonomi yang secara konsisten terjadi 10 tahun terakhir, sudah saatnya Indonesia melangkah kepada tahapan baru. Kita sudah hampir bisa memenhi kebutuhan “hari ini”. Kita bukan lagi negara yang masih disibukkan untuk mengatasi persoalan-persoalan “hari ini”. Kita sudah tiba pada tahap untuk mengatasi persoalan hari esok. Yuk semangat kaum muda!
                                                                            
                                                                      ***

Saya menyebutnya kampung energi, yaitu Kampung Cibuyutan, yang terletak di Kabupaten Bogor, Kecamatan Tanjung Sari. Kampung Cibuyutan adalah kampung yang baru tersentuh cahaya ketika malam hari sejak Desember 2013 lalu. Yaaa memang baru sekali. Sudah dua kali saya mengunjungi Kampung Cibuyutan untuk mengabdi menjadi volunteer pendidikan untuk anak-anak Cibuyutan. Jadi, saya cukup mengenal bagaimana suasana dan kondisi di Kampung Cibuyutan pada malam hari. Sangat gelap gulita! ya tidak ada lampu sama sekali, baik lampu di dalam rumah maupun lampu di jalan-jalan setapaknya. Saya pernah merasakan bagaimana rasanya hidup berhari-hari tanpa penerangan lampu pada malam hari, bagaimana rasanya tinggal di kampung yang (dulunya) gelap gulita.


Alhamdulilah, Kampung Cibuyutan telah menjadi kampung Energi. Panel Surya yang memanfaatkan energi gratis dari alam, yaitu energi matahari telah berhasil mensuplai penerangan untuk kampung ini. Panel surya memang harga yang tidak murah untuk menjadi pemasok energi matahari untuk menghasilkan penerangan dari rumah ke rumah untuk kampung Cibuyutan. Tapi setidaknya, kampung Cibuyutan telah menjadi contoh kampung energi yang mampu memanfaatkan energi alternatif sebagai pemasok utama untuk kampung ini. Bayangkan jika ada kampung-kampung energi selanjutnya, apa yang akan terjadi? Tentu penghematan energi konvensional akan terjadi dan energi alternatif dapat diberdayakan secara maksimal.

Ada lagi yang namanya Desa Mandiri Energi. Bukti konkret paduan pendekatan pembangunan pedesaan dan diversifikasi energi salah satunya, kini sudah dikembangkan 628 desa mandiri energi, menghemat 43,3 juta liter BBM atau Rp195 milyar. Bila kelak sudah dikembangkan di seluruh 58.400 desa (desa non perkotaan) di Indonesia, maka akan bisa dihemat Rp18 triliun/tahun. Dengan penghematan itu, APBN kelak akan mampu menganggarkan Rp3 milyar/kecamatan untuk seluruh 6.131 kecamatan di Indonesia atau Rp250 juta/desa. Langkah ini sunggulah cerdas, yaitu melakukan diversivikasi energi, yaitu untuk meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional.

Ternyata kita harus melakukan konservasi energi loh!

Tahukah kamu? Konservasi energi sebagai sebuah pilar manajemen energi nasional belum mendapat perhatian yang memadai di Indonesia. Manajemen energi di tanah air selama ini lebih memprioritaskan pada bagaimana menyediakan energi atau memperluas akses terhadap energi kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan eksploitasi bahan bakar fosil atau pembangunan listrik perdesaan. Konsumsi energi di sisi yang lain masih dibiarkan meningkat dengan cepat, lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Ini ditunjukkan misalnya oleh permintaan terhadap tenaga listrik. Instruksi Presiden No.10/2005 mengenai Penghematan energi merupakan keputusan cerdas yang perlu disambut sebagai langkah awal gerakan konservasi energi nasional. Namun demikian, masih dibutuhkan langkah seperti menyiapkan petunjuk teknis konservasi serta mengkampanyekan gerakan konservasi energi lebih lanjut.


Beberapa hal yang bersifat strategis untuk menjadikan konservasi energi sebagai pilar manajemen energi nasional serta menjamin keberlanjutan gerakan konservasi energi adalah dengan membentuk Pusat Konservasi Energi Nasional, menyiapkan Undang-Undang Konservasi Energi, serta meningkatkan kedudukan Konservasi Energi dalam organisasi pengelolaan energi nasional.

Penyediaan energi di Indonesia (95,21%) masih sangat tergantung dari energi fosil yang disubsidi. Periode 2005-2010 pertumbuhan komsumsi energi dan juga listrik naik 6,5% per tahunnya. Dalam 23 tahun cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan akan habis. Kebijakan Energi Nasional menyatakan bahwa Indonesia harus mencapai energi elastisitas kurang dari 1 pada tahun 2025. Saat ini Indonesia ada di 1.63, sedangkan Thailand 1.4 dan Singapura 1.1. Sekian puluh tahun Indonesia masih tergantung kepada energi fosil sedangkan dari energi baru terbarukan masih kecil sekali dan untuk memenuhi kebutuhan energi dan kebutuhan listrik yang terus meningkat. Lebih baik kita menghemat daripada membangun tenaga pembangkit. Kalau kita melakukan penghematan apalagi dengan tindakan yang low cost dalam waktu dekat kita akan melihat hasilnya, kecuali yang high cost perlu investasi dan dana tambahan. Intinya kalau kita menghemat sebenarnya telah melakukan investasi jangka panjang dan lebih menguntungkan.

Membiarkan pola konsumsi energi berlangsung dengan boros akan sangat merugikan, baik dari sisi ekonomi, lingkungan maupun upaya untuk mempertahankan manfaat dari sumberdaya energi itu sendiri. Karena “penyakit” yang ditimbulkan sebagai akibat mengabaikan upaya-upaya konservasi energi tersebut sudah cukup parah, maka konservasi energi sebagai keharusan sudah tak boleh ditunda lagi pelaksanaannya di Indonesia.

Dengan demikian, perlu sekali menggalakkan konservasi energi untuk setiap sektor pemakai energi (transportasi, industri, perkantoran, rumahtangga) serta setiap jenis energi yang digunakan (khususnya BBM). Bagaimana membangun kesadaran masyarakat dan pemerintah untuk menjadikan konservasi energi sebagai budaya baru yang sangat perlu dikembangkan. Langkah awal yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan. Kita harus mampu merubah mindset masyarakat agar lebih siap menerima perubahan.

Yuk lirik Energi Alternatif “kita”!

Penggunaan energi terbarukan itu merupakan langkah konkret pemerintah agar lebih banyak rumah tangga yang terjangkau oleh listrik, sehingga rasio elektrifikasi yang saat ini 67% pada tahun 2014, insyaAllah dapat menjadi 80%. Dengan energi surya atau energi matahari, secara teknis pengadaan listrik hingga pelosok nusantara, di gunung-gunung dan lembah jadi lebih memungkinkan.


Inilah tantangan kita bersama sebagai upaya meningkatkan keadilan energi bagi rakyat banyak, akan mampu semakin memperbesar dan mempercepat hadirnya energi terbarukan yang ramah lingkungan, tanpa harus bergantung kepada komponen impor, diantaranya mempercepat penyebaran listrik bagi rumah tangga, antara lain dengan terobosan pengadaan listrik berbasis energi terbarukan dan memperkuat serta mempercepat program bangkitnya industri penunjang energi surya, termasuk dengan kepeloporan BUMN dan swasta besar nasional.

Jadi, mengapa pengembangan energi alternatif “kita” terkendala?
Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu sudah mampu terjawab. Jawabannya adalah karena tidak menjadikan konservasi energi sebagai budaya baru yang sangat perlu dikembangkan. Kita kurang sadar betul bahwa Indonesia harus segera menemukan solusi untuk mengatasi krisis energi nasional. Energi panas bumi, angin, air, matahari, nuklir serta energi baru terbarukan lainnya merupakan pilihan-pilihan untuk menjawab krisis yang sekarang terjadi. Pemerintah Indonesia mesti sangatlah peka tentang persoalan kebutuhan energi nasional ini. Tidak hanya pemerintah tetapi masyarakatnya juga, dan siapa harus yang paling bersuara dan bertindak untuk kebutuhan energi nasional? Jawabannya adalah kaum mudanya. Masa depan Indonesia ada di tangan puluhan juta kaum mudanya yang segera dan telah sadar bahwa sudah saatnya kaum muda bertindak menjawab kebutuhan energi nasional, yaitu dengan melirik, mengembangkan dan mengendalikan energi alternatif yang Indonesia miliki dan jangan lupa gerakan konservasi energi juga perlu dilakukan. Optimis bisa!

Bagaimana dengan geothermal?


Kita memiliki potensi geothermal 27.000 MW. Tapi setiap tahun kita hanya terus berbicara potensi itu. Sampai hari ini kita baru punya geothermal sekitar 1.500 MW. Begitu kita sia-siakan potensi green energy tersebut. Terobosan yang mendasar harus dilakukan.

Aturan-aturan geothermal juga harus diubah. Tapi yang sangat penting adalah negara harus turun tangan untuk menjadi penentu pemecahannya. Caranya tidak sulit. Misalnya, negara menyediakan APBN Rp500 miliar untuk melakukan penggalian pertama geothermal di seluruh Indonesia. Uang itu tidak akan hilang. Setelah pemerintah berhasil melakukan pengeboran, barulah sumur geothermal tersebut dijual kepada investor, BUMN atau swasta. Begitulah terus menerus bergulir. Maka, dengan modal Rp500 miliar, itu pun uangnya tidak hilang, Indonesia akan menjadi negara terbesar di dunia dalam green energy geothermal. Dan kita bisa menghemat uang negara ratusan triliun rupiah karena kita bisa mendapatkan sumber listrik yang green, murah dan stabil untuk jangka yang panjang. Geothermal merupakan potensi terbesar energi baru terbarukan yang Indonesia miliki. Hei pemuda! Tunggu apa lagi?

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.darwinsaleh.com. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan”.


Referensi:

Ayuni, Maryam. 2013. Kebijakan Konservasi Energi Nasional. Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.

Indartoni,Y S. Krisis Energi di Indonesia: Mengapa dan Harus Bagaimana. INOVASI Online Edisi Vol. 05/XII/November 2005 http://io.ppi-jepang.org

http://darwinsaleh.com/?page_id=798

http://darwinsaleh.com/?page_id=790

http://darwinsaleh.com/?page_id=816

Postingan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog Kaum Muda Bicara Indonesia


1 Cuap Cuap:

Write Cuap Cuap

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!