[IDVolunteering] Bukan Sekadar Perjalanan: Bertemu Cikgu Lela Sang Patriot Pahlawan Bangsa

Rabu, November 18, 2015 16 Comments A+ a-

“Menjadi Volunteer, maka siap mengukir perjalanan yang tak biasa dalam memberikan inspirasi untuk orang lain. Adanya volunteer di negeri ini, maka hal tersebut membuktikan bahwa masih adanya tangan-tangan ikhlas yang siap untuk membantu sesama.” Sitti Ghaliyah

Bukan Sekadar Perjalanan

Tak pernah terpikirkan olehku untuk akhirnya dapat menemui mereka. Tidak hanya sekadar bertemu, tetapi kita juga melakukan banyak hal di sana. Mereka adalah bibit-bibit bangsa yang mempunyai semangat juang tinggi untuk memajukan nama negeri. Mereka adalah anak-anak buruh migran, sang pahlawan devisa negara. Aku bersama 40 relawan muda dari 27 universitas di Indonesia terbang dari tanah air menuju negeri jiran, lalu berpencar ke beberapa titik di Serawak untuk menjalin kisah romantis bersama anak-anak buruh migran dalam mengarungi mimpi-mimpi mereka.

Aku bersama adik-adik Galasah yang sedang melakukan Festival Budaya di Telabit, Serawak
(Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)

Keluar Zona Nyaman

Sabtu, November 07, 2015 2 Comments A+ a-

Bicara soal mimpi tidak melulu tentang keinginan. Bicara soal keinginan tidak melulu tentang zona yang nyaman. Bicara soal mimpi, berarti berbicara soal tantangan. Tantangan memacu adrenalin kita untuk mampu mengalahkan kelemahan yang ada pada diri kita. Tantangan hanya dapat kita temukan di luar zona nyaman kita. Pertanyaannya, apakah kamu siap menerima tantangan?

Ketika dinyatakan lulus dari SMA/SMK dan sederajat, apakah yang kamu pikirkan? Saat itu, saya hanya memikirkan bagaimana caranya agar saya mampu mengalahkan diri saya sendiri. Saya lebih memilih mencari tantangan dengan cara keluar dari zona nyaman saya. Tidak pernah terpikirkan bahwa akhirnya saya mampu mendapatkan predikat cumlaude dan wisudawan jurusan fisika terbaik tahun 2015, serta mahasiswa berprestasi MIPA tahun 2014. Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

***

Selepas status “siswa”, saya siap untuk mempunyai status baru, yaitu “mahasiswa”. Untuk mendapatkan status yang baru, sungguh hati ini halai-balai untuk memilih jurusan apa yang “sesuai” dengan saya. Sejujurnya, saya bingung mendefinisikan kata “sesuai”. Sesuai yang saya maksud adalah sesuai karena saya mampu berada di sana, bukan karena keinginan belaka. Tanpa ragu, saya memilih jurusan kuliah dengan segudang tantangan di dalamnya. Pertimbangannya ada dua ketika saya memilih jurusan yang sesuai dengan saya, yaitu jurusan yang sangat saya kuasai atau jurusan yang sangat tidak saya kuasai. Jurusan yang sangat saya kuasai adalah jurusan yang menjadi passion saya sejak di bangku SMA. Sedangkan jurusan yang tidak saya kuasai adalah jurusan yang menuntut saya untuk keluar dari zona nyaman. Lalu, pertanyaannya adalah apakah saya mampu berada di jurusan dengan segudang tantangan di dalamnya?

Saya hanya ingin menjadi calon mahasiswa yang sok berani, karena saya telah berjanji, jika saya berhasil dengan keberanian saya ini, saya akan menceritakannya kepada siapapun yang terhalang dengan ketakutannya tersebut. Dengan mengucap bismillah, saya memilih untuk keluar dari zona nyaman saya, yaitu memilih jurusan fisika di Universitas Negeri Jakarta.

***