"Ada Sokola Rimba di Jambi"

Rabu, November 13, 2013 4 Comments A+ a-

Bismillah...
"Apa yang membuatmu ingin ke Jambi?"
Jika aku ditanya seperti itu, aku akan menjawab, "Ada Sokola Rimba di Jambi" 

 Sokola Rimba di Jambi 
(sumber gambar dari Gallery Activity Sokola)

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memliki suku aseli yang masih hidup jauh dari kemoderenan kota, yaitu Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi memiliki sebutan untuk mereka, yaitu Suku Anak Dalam atau Anak Rimba.

Jambi juga terkenal akan wisatanya yang indah dan kental akan budaya kota Jambi, seperti ada Candi Muaro Jambi, Danau Kerinci, Goa Tiangko, Taman Nasional Kerinci Sabelat, dan masih banyak lagi. Tapi aku ingin ke Jambi, bukan karena ingin mengunjungi objek-objek wisatanya yang sungguh indah itu.

Objek wisata di Jambi
Indah sekali bukan?


Tetapi, karena ada Sokola Rimba di Jambi.
Bukan! Bukan karena Jambi terkenal dari film Sokola Rimba yang akan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia. Tapi, karena aku terinspirasi dengan Butet Manurung. Aktivis pendidikan yang sangat peduli dengan nasib generasi penerus bangsa.

Di Jambi ada Sokola Rimba yang dirintis oleh Butet Manurung dan rekan-rekanya. Aku ingin sekali kesana. Ingin melihat dari dekat bagaimana anak-anak rimba di Jambi belajar membaca, menulis dan berhitung. Tidak hanya ingin melihat, tapi aku ingin terjun lansung ikut mengajari mereka di Sokola Rimba. Statusku sebagai mahasiswi pendidikan di perguruan tinggi negeri di Jakarta, mengajarkanku peka terhadap nasib pendidikan bangsa. Aku ingin sekali menjadi volunteer untuk Sekola Rimba  di Jambi.

Ibu Guru Butet Manurung

Butet Manurung, seorang sarjana dan master Antropologi yang bertahun-tahun mendekati orang-orang dan anak-anak Rimba agar mereka mendapatkan pendidikan.

Butet Manurung  ini awalnya bekerja di WARSI, sebuah LSM konservasi hutan di Sumatra dan ditugaskan di bagian pendidikan. Target utama yang diberikan pada Butet Manurung waktu itu adalah mengajar baca tulis bagi anak-anak Rimba.

Orang-orang Rimba adalah sebutan bagi suku yang mendiami Taman Nasional Bukit DuaBelas (TNBD) yang ada di Jambi. Orang-orang Rimba hidup di hutan, dengan berburu dan meramu. Mereka hidup berkelompok dan berpindah-pindah. Sayangnya kehidupan mereka banyak mengalami gangguan, terutama karena kerusakan hutan, penebangan liar, perubahan lahan hutan jadi lahan kelapa sawit, dsb.

Butet Manurung mendekati orang Rimba dan menawari pendidikan, mereka takut, bahkan menolak. Menganggap pendidikan akan mengubah adat mereka, bahkan mereka menjuluki pulpen sebagai “setan bermata runcing”. Orang Rimba bilang begitu karena mereka sering ditipu orang terang (sebutan untuk orang kota atau desa, yang bukan orang rimba). Orang-orang terang menulis perjanjian diatas kertas, minta cap jempol orang Rimba, yang karena tidak bisa baca, tidak tahu ternyata isinya adalah surat perjanjian untuk menjual hutan dan tanah mereka. Selain itu, Orang terang juga sering menipu orang Rimba ketika menjual hasil hutan di pasar, timbangan 5 kilo dibilang 3 kilo, 3 kilo dibilang sekilo. Karena tidak bisa baca, orang Rimba hanya bisa nurut, walapun dalam hati mereka bertanya-tanya “Rotan hari ini lebih banyak dari kemarin, kenapa dapat uangnya sama?”. Berbagai ketidakmujuran dialami orang Rimba karena tidak bisa baca tulis.

Maka,  Butet Manurung ingin sekali memberikan pendidikan untuk orang-orang rimba agar mampu mengikuti literasi zaman modern.

Sekola Rimba di Jambi



 Sokola Rimba di Jambi 
(sumber gambar dari Gallery Activity Sokola)

Bertahun-tahun bekerja sebagai fasilitator pendidikan di WARSI,  Butet Manurung kurang puas dengan misi WARSI yang hanya mengenalkan baca tulis pada orang rimba. Padahal menurut Butet Manurung, baca tulis saja tidak akan membuat kehidupan Anak Rimba lebih baik, setelah baca tulis lalu apa? Apa mereka bisa memberdayakan diri mereka sendiri? Apa mereka bisa menyuarakan pendapat ketika hutan mereka dibabat? Apa mereka bisa mempertahankan eksistensi mereka di tengah gerusan modernisasi? Apa yang bisa mereka lakukan jika suatu saat hutan habis?

Akhirnya Butet Manurung berjuang bersama teman-temannya mendirikan Sokola Rimba. Sokola Rimba yang ini adalah sekolah dan pendidikan dalam arti yang sebenarnya, bukan cuma baca tulis, tapi juga belajar dari alam. Anak-anak Rimba dikenalkan pada ilmu tumbuh-tumbuhanan, hewan, diajari Bahasa Indonesia, dsb. Pendidikan yang sesuai kebutuhan dan kondisi orang Rimba.

Tentang Program Sokola



Kalau  Denmark, Inggris, Norwegia, Jepang punya konsep The Forest School (sekolah di hutan), Sokola Rimba ini bisa disebut The Real Forest School. Anak-anak Rimba bukan cuma dikenalkan dengan hutan sebagai tempat belajar yang asyik dan seru, tapi mereka hidup dan belajar di hutan itu sendiri.

Sejak tahun 2003, telah memulai program Sokola di 8 propinsi (salah satunya Jambi) yang berbeda di seluruh Indonesia, yang memiliki manfaat lebih dari 10.000 anak-anak dan orang dewasa dalam masyarakat adat terpencil. Ini telah dimungkinkan oleh dukungan dari relawan dari seluruh Indonesia. Sokola mengembangkan kurikulum dan metode yang sesuai dengan tantangan lokal masyarakat mungkin dihadapi. Tujuan program ini adalah untuk mengintegrasikan pendidikan dari komunitas tertentu, sesuai dengan kebiasaan lokal mereka dan dengan cara yang cocok dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Pendiri Sokola Rimba adalah Butet Manurung, wanita pejuang yang memang benar-benar berusaha mewujudkan impiannya dan tulus menjalani profesinya sebagai seorang guru di hutan pedalaman, di tempat di mana orang-orang yang tinggal dipandang sebelah mata dan seringkali dianggap sebagai orang yang bodoh dan tak berpendidikan.

Jambi... Ada Sokola Rimba...
Terima kasih Jambi.
Aku ingin ke Jambi, aku ingin mengunjungi Sokola Rimba dan melihat secara dekat proses pendidikan yang sungguh mulia disana.  Aku ingin mengajari mereka berhitung, membaca dan menulis juga... Aku ingin mendidik anak-anak Rimba yang juga membutuhkan pendidikan sama seperti anak-anak kota lainnya..
Karena pendidikan adalah HAK untuk semua anak bangsa.

Terima kasih Ibu Guru Butet Manurung, yang telah memberikan banyak inspirasi untuk kami, generasi penerus bangsa demi Pendidikan Indonesia.
#MendidikIndonesia


KOTA JAMBI - Sejajar dengan Kawasan Tanggo Rajo (Ancol) dan Gubernuran Kota Jambi, sedang ada proyek pembangunan menara yang nantinya akan menjadi Icon baru Jambi. Di menara setinggi 85 meter itu terdapat jam besar yang akan berbunyi setiap Jam dan pada saat Azan tiba.
Dibawah Menara itu rencananya akan dibuat museum. Selain itu lingkungan sekitar menara akan diubah menjadi tempat wisata kuliner dan restoran Terapung.
Tersambung dengan menara, akan dibangun pula jembatan Gantung pedesterian yang akan menghubungkan Sekoja dengan Tanggo Rajo (Rumah Dinas Gubernur). Jembatan gantung ini akan berbentuk huruf S dan hanya boleh dilalui oleh pejalan kaki.
Jembatan Gantung dan menara ini dibuat untuk mendukung Sekoja (Sebrang Kota jambi) sebagai kawasan wisata baru di Kota Jambi.
- See more at: http://www.merdekapost.com/2013/02/wow-ini-dia-jembatan-dan-menara-yang.html#sthash.LsfPFP6s.dpuf
KOTA JAMBI - Sejajar dengan Kawasan Tanggo Rajo (Ancol) dan Gubernuran Kota Jambi, sedang ada proyek pembangunan menara yang nantinya akan menjadi Icon baru Jambi. Di menara setinggi 85 meter itu terdapat jam besar yang akan berbunyi setiap Jam dan pada saat Azan tiba.
Dibawah Menara itu rencananya akan dibuat museum. Selain itu lingkungan sekitar menara akan diubah menjadi tempat wisata kuliner dan restoran Terapung.
Tersambung dengan menara, akan dibangun pula jembatan Gantung pedesterian yang akan menghubungkan Sekoja dengan Tanggo Rajo (Rumah Dinas Gubernur). Jembatan gantung ini akan berbentuk huruf S dan hanya boleh dilalui oleh pejalan kaki.
Jembatan Gantung dan menara ini dibuat untuk mendukung Sekoja (Sebrang Kota jambi) sebagai kawasan wisata baru di Kota Jambi.
- See more at: http://www.merdekapost.com/2013/02/wow-ini-dia-jembatan-dan-menara-yang.html#sthash.LsfPFP6s.dpuf
KOTA JAMBI - Sejajar dengan Kawasan Tanggo Rajo (Ancol) dan Gubernuran Kota Jambi, sedang ada proyek pembangunan menara yang nantinya akan menjadi Icon baru Jambi. Di menara setinggi 85 meter itu terdapat jam besar yang akan berbunyi setiap Jam dan pada saat Azan tiba.
Dibawah Menara itu rencananya akan dibuat museum. Selain itu lingkungan sekitar menara akan diubah menjadi tempat wisata kuliner dan restoran Terapung.
Tersambung dengan menara, akan dibangun pula jembatan Gantung pedesterian yang akan menghubungkan Sekoja dengan Tanggo Rajo (Rumah Dinas Gubernur). Jembatan gantung ini akan berbentuk huruf S dan hanya boleh dilalui oleh pejalan kaki.
Jembatan Gantung dan menara ini dibuat untuk mendukung Sekoja (Sebrang Kota jambi) sebagai kawasan wisata baru di Kota Jambi.
- See more at: http://www.merdekapost.com/2013/02/wow-ini-dia-jembatan-dan-menara-yang.html#sthash.LsfPFP6s.dpuf
Jambi merupakan provinsi indah yang kaya akan potensi wisata. Namun sayangnya, keindahan dan kemegahan pariwisata Jambi belum banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara karena masih kurangnya akses menuju wisata-wisata tersebut.

"Kami memang terus mengupayakan adanya perbaikan infrastruktur dan memperbanyak akses, agar banyak wisatawan yang berkunjung," tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi DR.Ir.Didy Wurjanto,M.Si ketika ditemui di Kantornya di Kota Jambi beberapa waktu lalu. 

"Namun kami juga sudah mempunyai strategi-strategi dalam mengembangkan pariwisata di Provinsi Jambi,serta juga menonjolkan kelebihan-kelebihan provinsi ini," lanjutnya lagi.

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki suku asli yang hidup jauh dari kemoderenan kota, yaitu Suku Anak Dalam. Sehingga bisa menjadi daya tarik bagi ilmuwan-ilmuwan luar negeri yang ingin meneliti di bidang antropolog.

Selain itu, Jambi juga merupakan salah satu Provinsi teraman di Indonesia, karena di sini minim terjadi gejolak-gejolak sosial.

Karena wisata-wisata alam, dan saat ini merupakan waktu yang tepat karena wisata lingkungan atau eco-tourism kini sedang populer di kalangan wisatawan dunia, sehingga memberi Jambi kesempatan untuk dilirik turis-turis dunia.  - See more at: http://www.merdekapost.com/2012/05/strategi-wisata-jambi.html#sthash.bQqf8cKx.dpuf
Jambi merupakan provinsi indah yang kaya akan potensi wisata. Namun sayangnya, keindahan dan kemegahan pariwisata Jambi belum banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara karena masih kurangnya akses menuju wisata-wisata tersebut.

"Kami memang terus mengupayakan adanya perbaikan infrastruktur dan memperbanyak akses, agar banyak wisatawan yang berkunjung," tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi DR.Ir.Didy Wurjanto,M.Si ketika ditemui di Kantornya di Kota Jambi beberapa waktu lalu. 

"Namun kami juga sudah mempunyai strategi-strategi dalam mengembangkan pariwisata di Provinsi Jambi,serta juga menonjolkan kelebihan-kelebihan provinsi ini," lanjutnya lagi.

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki suku asli yang hidup jauh dari kemoderenan kota, yaitu Suku Anak Dalam. Sehingga bisa menjadi daya tarik bagi ilmuwan-ilmuwan luar negeri yang ingin meneliti di bidang antropolog.

Selain itu, Jambi juga merupakan salah satu Provinsi teraman di Indonesia, karena di sini minim terjadi gejolak-gejolak sosial.

Karena wisata-wisata alam, dan saat ini merupakan waktu yang tepat karena wisata lingkungan atau eco-tourism kini sedang populer di kalangan wisatawan dunia, sehingga memberi Jambi kesempatan untuk dilirik turis-turis dunia.  - See more at: http://www.merdekapost.com/2012/05/strategi-wisata-jambi.html#sthash.bQqf8cKx.dpuf
Jambi merupakan provinsi indah yang kaya akan potensi wisata. Namun sayangnya, keindahan dan kemegahan pariwisata Jambi belum banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara karena masih kurangnya akses menuju wisata-wisata tersebut.

"Kami memang terus mengupayakan adanya perbaikan infrastruktur dan memperbanyak akses, agar banyak wisatawan yang berkunjung," tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi DR.Ir.Didy Wurjanto,M.Si ketika ditemui di Kantornya di Kota Jambi beberapa waktu lalu. 

"Namun kami juga sudah mempunyai strategi-strategi dalam mengembangkan pariwisata di Provinsi Jambi,serta juga menonjolkan kelebihan-kelebihan provinsi ini," lanjutnya lagi.

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki suku asli yang hidup jauh dari kemoderenan kota, yaitu Suku Anak Dalam. Sehingga bisa menjadi daya tarik bagi ilmuwan-ilmuwan luar negeri yang ingin meneliti di bidang antropolog.

Selain itu, Jambi juga merupakan salah satu Provinsi teraman di Indonesia, karena di sini minim terjadi gejolak-gejolak sosial.

Karena wisata-wisata alam, dan saat ini merupakan waktu yang tepat karena wisata lingkungan atau eco-tourism kini sedang populer di kalangan wisatawan dunia, sehingga memberi Jambi kesempatan untuk dilirik turis-turis dunia.  - See more at: http://www.merdekapost.com/2012/05/strategi-wisata-jambi.html#sthash.bQqf8cKx.dpuf
Jambi merupakan provinsi indah yang kaya akan potensi wisata. Namun sayangnya, keindahan dan kemegahan pariwisata Jambi belum banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara karena masih kurangnya akses menuju wisata-wisata tersebut.

"Kami memang terus mengupayakan adanya perbaikan infrastruktur dan memperbanyak akses, agar banyak wisatawan yang berkunjung," tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jambi DR.Ir.Didy Wurjanto,M.Si ketika ditemui di Kantornya di Kota Jambi beberapa waktu lalu. 

"Namun kami juga sudah mempunyai strategi-strategi dalam mengembangkan pariwisata di Provinsi Jambi,serta juga menonjolkan kelebihan-kelebihan provinsi ini," lanjutnya lagi.

Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang masih memiliki suku asli yang hidup jauh dari kemoderenan kota, yaitu Suku Anak Dalam. Sehingga bisa menjadi daya tarik bagi ilmuwan-ilmuwan luar negeri yang ingin meneliti di bidang antropolog.

Selain itu, Jambi juga merupakan salah satu Provinsi teraman di Indonesia, karena di sini minim terjadi gejolak-gejolak sosial.

Karena wisata-wisata alam, dan saat ini merupakan waktu yang tepat karena wisata lingkungan atau eco-tourism kini sedang populer di kalangan wisatawan dunia, sehingga memberi Jambi kesempatan untuk dilirik turis-turis dunia.  - See more at: http://www.merdekapost.com/2012/05/strategi-wisata-jambi.html#sthash.bQqf8cKx.dpuf




4 Cuap Cuap

Write Cuap Cuap
Unknown
AUTHOR
Kamis, November 14, 2013 delete

Iya, aku juga pengen ke Jambi
pengabdian adalah salah satu tri dharma perguruan tinggi yang harus ditegakkan

salam kangen kak Gia~

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Selasa, November 26, 2013 delete

Wah sama dong...
Salam kangen juga buat Ocha ^^

Reply
avatar
Rawins
AUTHOR
Kamis, November 28, 2013 delete

ga harus ke jambi
kalo minat, di pedalaman kalteng juga banyak anak anak hutan yang tak sekolah karena memang sekolahnya terlalu jauh

Reply
avatar
Gia Ghaliyah
AUTHOR
Jumat, November 29, 2013 delete

Kalteng itu Kalimantan Tengah ya om?
aaaahh ngeri ke sana.. *suer

Reply
avatar

Terima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!