Surat Untuk Diriku di Masa Depan
Sumber Gambar |
Pandeglang, 14 April 2016
Assalamu'alaikum wr.wb, wahai diriku!
Bolehkah kamu melihat ke langit sekarang? Ya, sekarang. Berhenti dulu membaca surat ini. Cepatlah, dongakkan saja kepalamu! Aku tahu, payung-payungnya sudah tertutup, karena menjelang adzan maghrib.
Bagaimana, langitnya masih sama saja kan? Langit yang sama seperti saat aku sedang menuliskan surat ini untukmu, lima tahun lalu, tepat di hari ketujuh Bulan Rajab, salah satu bulan yang dimuliakan Allah, ya Ramadhan kian dekat.
Aku yakin, hari ini adalah tanggal 14 April 2021. Benar kan? Kalau tidak salah, pasti hari ini kamu sedang berada di pelataran Masjid terindah di dunia, Masjid Nabawi, sambil menunggu berbuka puasa di hari kedua, 2 Ramadhan 1442 H.
Bagaimana suasana Masjid Nabawi, Gi? Masih samakah seperti lima tahun lalu, saat kamu dan nenekmu terburu-buru mengambil tempat di dalam masjid untuk menunaikan salat dzuhur? hahaha aku bahagia sekali jika mengingat momen itu. Walaupun saat itu lututnya sedang nyeri, tapi ia tak mau ketinggalan untuk bisa salat di dalam.
Aku bersama Nenekmu tercinta tahun 2016 |
Oia, suasana Ramadhan di Masjid Nabawi bagaimana? Kamu sanggup puasa kan, Gi? Karena aku ingat sekali lho, beberapa bulan lalu, seorang nenek dari Padang menceritakan pengalamannya berpuasa di Tanah Haram. Saat itu adzan subuh belum berkumandang. Nenek di sampingku, dengan tenang menceritakan pengalamannya sambil berdoa semoga masih diberi kesempatan merasakan Ramadhan, dan akupun terhanyut khayalan dari ceritanya. Ya, saat itu aku juga berharap bisa merasakan suasana Ramadhan di Tanah Haram suatu saat nanti. Alhamdulilah, saat ini sudah tercapai.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maha Suci Tuhanmu, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. (Qs. Ar-Rahman: 77 - 78)
Gia, wahai diriku yang semoga selalu Allah rahmati.
Saat ini, aku sedang mengabdi di pelosok Pandeglang. Santri-santriku memanggilku, Ustadzah Gia. Ya, aku sedang berusaha mendidik calon mujahid dan mujahida di sini. Bergetar hati ini ketika melihat mereka mengangguk-anggukkan kepalanya saat belajar fisika bersamaku di kelas. Dan yang lebih membuat hatiku tersentuh, mereka menghapal Al-Qur'an dengan ikhlas. Aku kagum sekali, melihat Masjid Aiysah binti Abu Bakar terdengar sayup-sayup suara lantunan para santri yang sedang muraja'ah. Semoga saat ini, santri-santriku sudah menjadi seseorang yang menjadi penerang di lingkungannnya. Aku berharap 5-7 santriku yang saat ini sedang aku ajarkan fisika, ada yang sedang berkuliah di MIT ataupun universitas di timur tengah.
Walaupun empat tahun lalu, kamu sedih dan sungguh berat hati meninggalkan mereka, aku senang karena kontribusimu terhadap pendidikan di Indonesia totalitas sekali! Aku tahu, kali ini bukan santri-santri yang kau didik, tapi calon bapak dan ibu guru yang sedang dicekoki olehmu dengan ilmu-ilmu pendidikan demi menjadi guru yang berkualitas. Selamat ya, Gi! Ciyeee, yang akhirnya menjadi ibu dosen muda.
Gia, jujur aku penasaran apa yang telah terjadi di tahun 2021.
Benarkah Indonesia sudah menerima satu unit prototype pesawat tempur KFX/IFX untuk diujicoba demi kepentingan militer Indonesia? Semoga saja, Indonesia memang membuktikan komitmennya untuk membeli setidaknya 50 unit pesawat tempur untuk memperkuat alutsista TNI dimasa yang akan datang.
Gi, benarkan Kereta Api Trans Sumatra sudah beroperasi? Aku dengar sih, kereta api trans sumatra akan mengubungkan wilayah Medan-Aceh-Riau sepanjang 1.574,5 kilometer. Lalu, bagaimana dengan MRT di Jakarta? Masih terawat dengan baik kan? Kemacetan di Jakarta apakah sudah berkurang?
Oia, aku ingat di tahunmu saat ini Freeport sudah kembali ke pemerintah Indonesia kan? Semoga saja Freeport tidak diberikan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sebagai pengganti kontrak karya. Ya, aku ingat santriku, Udin asal Papua, sedih sekali mengenai tanahnya dirampok habis-habisan.
Bagaimana dengan perempuan Indonesia di tahun 2021? Saat ini, program dari Mentri Sosial RI sedang menargetkan perempuan Indonesia sudah harus berkualitas dan religius. Dan di tahunmu sekarang, akan diwujudkan perempuan Indonesia yang sehat, sejahtera, dan religus. Sudah terwujudkah? Semoga saja. Ya, aku berharap sekali, kamu dan ibu-ibu muda lainnya menjadi tonggak peradaban bangsa. Ingat, wanita adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya ya!
Jika benar, jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku sudah terwujud saat kamu sedang membaca suratku ini, ya aku berdoa untuk masa depan semoga stabilitas perekonomian Indonesia baik-baik saja. Dan Indonesia semakin membuktikan bahwa dirinya benar-benar mampu menjadi negara maju!
Wahai diriku, Gia, yang Allah cintai.
Saat aku sedang menuliskan surat untukmu ini, aku berjanji bahwa kamu di masa depan akan memiliki 200 anak. Sudahkah terwujud? Aku ingat sekali, ketika kamu diinterview saat seleksi FIM (Forum Indonesia Muda) 18, lima tahun lalu, kamu ditanya tentang rencana hidup 20 tahun mendatang. Dan kamu menjawab, "Aku akan menjadi ibu dari 200 anak. Dan aku akan memastikan bahwa mereka akan mendapatkan pendidikan yang layak!" Walaupun aku yakin, saat ini kamu baru punya dua anak, gapapa... fokus dulu dengan karirmu sebagai dosen muda. Kumpulkan uang sebanyak-banyaknya, perbanyak link, dan dewasakanlah dirimu. Karena 198 anak lagi sedang menunggu perhatian ekstra dan kasih sayangmu, Gi!
Gia, istri shalihah, yang Allah berkahi.
Gia, istri shalihah, yang Allah berkahi.
Sejujurnya aku masih penasaran dengan sosok pria yang saat ini sedang mengaji di sampingmu itu. Ia sepertinya tampan sekali ya! Sejuk sekali dipandang. Diakah pria saleh yang aku tunggu saat ini? Rasanya bagaimana bisa umrah bersama suamimu? Pasti kamu gak baper lagi kan melihat banyak sepasang suami istri seperti saat lima tahun lalu ketika kamu umrah bersama nenekmu, hihihi?
Suasana pelataran Masjid Nabawi menjelang Maghrib, lima tahun lalu |
Gi, lihat jam sekarang! Sudah pukul 17.50 waktu Madinah. Saatnya kamu mengeluarkan kurma dan mengambil air zam-zam! Aku yakin, kamu pasti sedang senyam-senyum membaca suratku ini. Terima kasih ya, sudah membaca surat ini. Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu tetap menjadi sosok Gia yang Allah cintai, sosok Gia yang Allah rahmati dan berkahi, serta sosok Gia yang selalu totalitas menjadi istri shalihah dan ibu yang cerdas bagi anak-anakmu.
Salam ya buat, Syayiq dan Syafiq, dua jagoanmu itu! Semoga ia baik-baik saja, kamu titipkan ke neneknya selama kamu umrah 15 hari bersama suami.
Wassalammua'laikum Wr.Wb.
11 Cuap Cuap
Write Cuap CuapAmazing banget ka giaaaa. Umroh sama suami :""
ReplyYaAllah semoga apa yang ka gia tulis ini menjadi kenyataan di tahun 2021. Aamiin.
Keren :"
Replysemoga sehat terus ya mbak
Replysaya memaknai postingan ini sebagai harapan dan do'a mbak Gia untuk kehidupan mbak 5 tahun mendatang. semoga panjang umur dan semua harapan tercapai ya mbak :)
ReplySubhanallah. Ganbate kudasai ya Ukhti
ReplyIni harus di bookmark kak...
ReplyDan dibaca lima tahun lagi...
Nah ditulis deh balasan nya nanti...
Aamiin ya Allah :')
ReplySeneng banget di doaain yey!
*terharu dibilang keren*
ReplyAamiin ya Allah :)
ReplyYey!
ReplySiap Pak Boss!
ReplyTerima kasih telah berkunjung. Yuk tinggalkan jejakmu!